Pagi ini saya harus menghadiri
acara Leadership Training suatu program beasiswa yang tengah saya ikuti.
Kegiatan ini saya pikir akan menjemukan seperti seminar-seminar dan
pelatihan-pelatihan sebelumnya. Saya berpikir hanya ada pembicara, pendengar
dan suara-suara yang membuat kita mengantuk tetapi harus duduk di kursi dengan
ruangan Pusgiwa yang panas ini (tanpa AC tanpa kipas angin).
Well… Pembicara pertama yang
datang adalah seorang Bapak-Bapak yang tidak terlalu saya kenali. Hanya saja
dari caranya berbicara dan menceritakan pengalamannya sepertinya Bapak ini
adalah seorang yang penting di kalangannya. Waktunya ia habiskan dengan sistem
manajemen yang baik sehingga dalam kesempatan ini Bapak tersebut mengisi
obrolan seputar Management Time yang baik. Hari ini saya datang terlambat
dengan meninggalkan Handbook yang harus saya bawa untuk ditandatangani sebagai
bukti saya menghadiri acara ini. Memang manajemen waktu saya tidak baik. Di
umur yang sudah kepala dua ini saya masih saja terlambat kesana kemari dan
harus kehilangan banyak kesempatan yang lewat di depan saya.
Bapak ini mengajarkan kepada kami
tentang bagaimana me-manage waktu dengan baik. Bagaimana menjadi pemimpin yang
baik dengan menciptakan rasa win-win terhadap bawahan dan bagaimana menolak
seseorang dengan cara yang halus (penolakan umum, red). Di dalam kelas ini saya
diajarkan banyak hal dan banyak ilmu untuk menjadi seorang pemimpin yang baik
dan bijak. Satu hal yang teramat sangat membekas dari Bapak ini adalah, jangan
pernah menganggap waktu akan berbalik dan jadilah bermanfaat untuk setiap
orang. Bapak ini juga mengingatkan kepada saya untuk tetap menulis. Terima
kasih Pak J
(maaf saya tidak bisa mengingat nama Bapak).
Sesi yang kedua dan ketiga diisi
oleh mas-mas yang berasal dari salah satu divisi marketing di suatu perusahaan.
Untuk nama pembicara yang ini saya juga telah lupa namanya. Tetapi, saya
mengingat dengan jelas apa yang disampaikan pembicara kedua ini. Beliau memberi
pengajaran tentang bagaimana cara marketing dengan baik dan segala macamnya.
Sepertinya mas-mas ini sangat berambisi untuk menjadikan adik-adik alumni
beasiswa ini sebagai seorang entrepreneur. Kemudian, untuk pembicara yang
ketiga, inilah pembicara favorit saya pada kesempatan ini. Ialah Mas Sutarto
(tetapi mungkin kalau beliau menjadi dosen Fisdas saya aka nada panggilan Pak
untuk beliau). Mas Sutarto memberikan banyak inspirasi dari pengalaman
hidupnya. Semuanya disampaikan dengan cara yang humoris, sedikit sedih, sedikit
senang dan terkadang cenderung konyol. Tetapi itulah dia, bukan jenius namanya
kalau tidak konyol (ini pepatah dari saya). Saking jeniusnya Mas Sutarto ini sukses
membius kami dan memberikan semangkuk kepercayaan diri dan penghargaan yang
lebih untuk masing-masing kami. Yang saya ingat juga dari Mas Sutarto ini
adalah nama band yang ia buat sendiri ‘Eyang Kakunk’. Semoga suatu saat nanti
band-nya terkenal. Aamiin… :)
Ya… Sepertinya sampai disini dulu
cerita saya di Minggu magrib ini. Besok pagi saya ada ujian Mekanika Tanah 2
dan Manajemen Konstruksi. Doakan saya agar dapat mencapai 100 impian saya yang
sudah saya buat dan temple di dinding kamar. Oya, jangan lupa nantikan juga
publishing house yang sedang saya bangun saat ini. Semoga di semester depan
sudah beroperasi. :)
Terima kasih Goodwill…
@kamar kos Wisma Enelis
18:59 WIB
No comments:
Post a Comment