Yelna's Hope

This website is a valuable resource that presents a wealth of professional experience and the unique point of view of Yelna Yuristiary. Yelna generously shares her insights, knowledge, and expertise, with the hope that readers can use the information to enhance their own understanding, make informed decisions, and achieve their goals.

Tuesday, November 05, 2013

Jangan Habiskan Waktu!

Tere Liye mengatakan dalam statusnya bahwa 'Jangan habiskan waktumu dalam kehidupan orang lain'
Dan menurut saya itu mutlak benar. Tidak ada yang berhak mengambil waktu kita untuk hidupnya dan tidak ada yang berhak untuk mengganggu kita dalam kehidupan. Tapi inilah manusia yang segala lika liku kehidupannya tiada bisa ditebak, apalagi untuk dikendalikan. Rasa sayang kepada sesama atau suatu golongan bahkan satu orang dapat menghancurkan dan menyita waktu, energi dan perasaan. Perasaan tersebut juga dapat menimbulkan efek negatif berlebih jika kadarnya sudah di luar ambang batas izin yang ditetapkan. Makan tak enak, tidur tiada nyenyak. Setiap detik hanya memikirkan orang itu dan orang itu lagi hingga lupa bahwa dirinya tiada yang memikirkan kecuali orang tuanya. Itu pun kalau si orang tuanya merupakan orang yang peduli dengan anak-anaknya. Jangan heran lho.. Sekarang banyak orang tua yang menganut ideologi liberal dalam mendidik anaknya, dimana hal ini menimbulkan rasa acuh tak acuh antara anak dan orang tua.

Tentu saja hal ini tidak berlaku dalam keluarga saya yang notabene sangat terbuka antara satu dan yang lainnya. Hingga masalah-masalah sepele pun semua orang di rumah itu tahu. Kenapa saya begini, kenapa saya begitu, kenapa kening saya berkerut saat pulang atau apapun itu. Semuanya pasti tahu, karena sudah mengenal dan saling memahami.

Kembali ke larangan om Darwis Tere Liye tentang 'jangan menghabiskan waktu dalam kehidupan orang lain'. Hal ini tidak hanya terbatas kepada rasa sayang saja. Akan tetapi rasa benci dan iri hati juga dapat menghabiskan waktu kita untuk memikirkan orang lain. Iri dengan keberhasilannya, iri dengan pendapatannya dan segala-galanya. Tidakkah lebih bermanfaat bagi kita untuk menggunakan waktu-waktu itu semisalnya untuk tidur agar kinerja otak kita tidak lagi lemot misalnya. Atau kita gunakan waktu kita untuk menonton (menonton film, bukan televisi), menulis dan sebagainya.

Dan bagi para pecinta-pecinta yang saat ini sedang dilanda kegalauan, janganlah lagi terkurung dalam perasaan. Percayalah bahwa sesungguhnya perasaan itu adalah logika yang dibuat-buat oleh otak agar kita menerima pembenaran dari setiap tindakan kita. Perasaan suka kepada lawan jenis itu tiadalah nyata sebelum janur kuning melengkung, itu hanya kamuflase dari otak yang menyusun sejumlah fakta untuk diterima logika. Karena sesungguhnya rasa cinta dan sayang itu tiada beralasan dan tiada mengenal waktu. Cobalah pikir baik-baik... Perasaan suka karena kepintaran, kecantikan, kecerdasan dan sebagainya adalah penerimaan logika untuk menyukai seseorang, akan tetapi bukan penerimaan hati. Penerimaan hati yang sebenarnya itu terjadi setelah sekian lama dan setelah saling mengenal seperti seorang ibu dan anaknya, kakak dan adiknya, cucu dan neneknya dan antar sahabat. Kalau ya sebulan, dua bulan hingga setahun itu belum tentu. Itu masih penerimaan logika. Ya seandainya kalau tidak sesuai dengan logika lagi, ya sudah...
Hahaha...
Oke, sampai disini tulisan hari ini. Entah kenapa akhir-akhir ini suka menulis hal-hal yang random.

No comments:

Post a Comment

Entri Populer