Aku sebenarnya nggak punya hobi menulis sama sekali.
Dulu itu pas SMP aku pernah punya teman yang suka nulis
puisi. Jadi tuh ceritanya si Via (nama teman aku yang doyan nulis puisi) ini
punya buku kumpulan puisi. Karena ngeliat buku itu, terinspirasilah aku untuk
buat buku kumpulan puisi juga. The next day aku beli buku tulis baru dan mulai
menulis. Hanya saja tulisanku saat itu bukan hanya puisi tetapi juga ada cerpen
a.k.a. Cerita Pendek di dalamnya. Cerita pendeknya biasanya aku tulis pas aku
dimarahi mama. Biasanya inti cerpen nya itu lebih ke anak pungut yang ditemukan
di selokan trus pas anak tersebut sudah besar, si ibu tiri ini kerjanya
memarahi anaknya. Entah kenapa pada saat itu di dalam otakku aku adalah anak
pungut dari si Ibu Yusni ini. Ha… ha… ha…
Jadi semenjak punya buku kumpulan puisi dan cerpen itu aku
kerjanya nulis terus tak henti-henti. Sampai-sampai pernah suatu hari tangan
itu sampai pegel nulis cerpen. Ada juga cerpen yang temanya dongeng pangeran
katak. Pokoknya kalau di sejajarkan dengan team kreatif dari TV swasta mungkin
aku sudah jadi script writer untuk sinetron-sinetron bertemakan fantasi seperti
elang terbang, manusia serigala, dan yang lain-lain. Jadi sudah berbulan-bulan
aku mulai menulis, hingga di suatu saat aku jadi ingat pelajaran komputer pada
saat itu. Jadi itu sekitar tahun 2008 di desa kecil di Kabupaten Kampar, Riau,
computer tercanggih yang pernah ada mungkin baru sebatas Komputer Pentium II.
Nah, jam pelajaran computer menjadi salah satu pelajaran favorit untukku karena
aku bisa mengetik cerpen dan puisi yang aku miliki. Hanya saja, saat itu butuh
1 disket untuk menyimpan 1 file dari data yang aku buat. Sedangkan disket itu
harganya dapat dibilang mahal untuk ukuran anak SMP. Jadilah menulis di buku
tulis menjadi suatu keharusan.
Di tahun ketiga SMP, aku sempat meminta dibelikan komputer
kepada ayah dan ibuku. Waktu itu yang punya komputer di daerah kami hanya 1
orang dan itupun disewakan untuk umum. Biasanya di hari libur aku ke toko yang
menyewakan komputer itu, kemudian aku mengetik cerpen dan mulai mengeprint
hasil ketikan tersebut. Tanpa di save. Hasil print itu lebih dari cukup.
Kemudian, sejak saat itu aku mulai memiliki buku kumpulan karya, ada itu
cerpen, puisi. Hanya saja karyanya tidak dapat dipublikasikan karena masih
banyak unsur-unsur alay di dalamnya.
Nah, pas aku masuk SMA, orang tuaku membelikan aku laptop.
Bersama laptop itulah aku memulai menulis. Kali ini tulisan di buku kumpulan
karya tidak lagi menerima cerpen, melainkan hanya puisi. Sedangkan untuk cerpen
dan novel aku sudah mulai menulisnya di dalam file. Bersama laptop TOSHIBA itu
juga aku mulai memiliki novel pertamaku. Aku mulai menulis dan menulis. Hingga
pernah suatu malam aku hanya duduk, menulis, berbaring 5 menit, menulis lagi
dan begitu seterusnya. Hingga esok paginya ujian Fisika aku mendapat nilai 55.
Ketika guruku bertanya kenapa nilaiku bisa begini, aku cuma bilang kalau malam
sebelumnya aku tidak belajar melainkan menulis cerpen. Ada raut kesal
sepertinya di wajah bu guru Fisika, tapi apalah dayaku yang sedikit berbeda.
Hingga sebelum aku lulus, salah satu sahabatku bilang, “Ye,
kau tetap menulis ya”.
Dan aku tetap akan menulis, tidak sekarang mungkin nanti.
Tapi jika kau baca blog ini, kau bisa lihat aku tetap menulis. 😊
Ini tulisan khusus buat Mrs. S.
No comments:
Post a Comment