Yelna's Hope

This website is a valuable resource that presents a wealth of professional experience and the unique point of view of Yelna Yuristiary. Yelna generously shares her insights, knowledge, and expertise, with the hope that readers can use the information to enhance their own understanding, make informed decisions, and achieve their goals.

Wednesday, August 08, 2018

HOBI MENULIS


Aku sebenarnya nggak punya hobi menulis sama sekali.
Dulu itu pas SMP aku pernah punya teman yang suka nulis puisi. Jadi tuh ceritanya si Via (nama teman aku yang doyan nulis puisi) ini punya buku kumpulan puisi. Karena ngeliat buku itu, terinspirasilah aku untuk buat buku kumpulan puisi juga. The next day aku beli buku tulis baru dan mulai menulis. Hanya saja tulisanku saat itu bukan hanya puisi tetapi juga ada cerpen a.k.a. Cerita Pendek di dalamnya. Cerita pendeknya biasanya aku tulis pas aku dimarahi mama. Biasanya inti cerpen nya itu lebih ke anak pungut yang ditemukan di selokan trus pas anak tersebut sudah besar, si ibu tiri ini kerjanya memarahi anaknya. Entah kenapa pada saat itu di dalam otakku aku adalah anak pungut dari si Ibu Yusni ini. Ha… ha… ha…

Jadi semenjak punya buku kumpulan puisi dan cerpen itu aku kerjanya nulis terus tak henti-henti. Sampai-sampai pernah suatu hari tangan itu sampai pegel nulis cerpen. Ada juga cerpen yang temanya dongeng pangeran katak. Pokoknya kalau di sejajarkan dengan team kreatif dari TV swasta mungkin aku sudah jadi script writer untuk sinetron-sinetron bertemakan fantasi seperti elang terbang, manusia serigala, dan yang lain-lain. Jadi sudah berbulan-bulan aku mulai menulis, hingga di suatu saat aku jadi ingat pelajaran komputer pada saat itu. Jadi itu sekitar tahun 2008 di desa kecil di Kabupaten Kampar, Riau, computer tercanggih yang pernah ada mungkin baru sebatas Komputer Pentium II. Nah, jam pelajaran computer menjadi salah satu pelajaran favorit untukku karena aku bisa mengetik cerpen dan puisi yang aku miliki. Hanya saja, saat itu butuh 1 disket untuk menyimpan 1 file dari data yang aku buat. Sedangkan disket itu harganya dapat dibilang mahal untuk ukuran anak SMP. Jadilah menulis di buku tulis menjadi suatu keharusan.

Di tahun ketiga SMP, aku sempat meminta dibelikan komputer kepada ayah dan ibuku. Waktu itu yang punya komputer di daerah kami hanya 1 orang dan itupun disewakan untuk umum. Biasanya di hari libur aku ke toko yang menyewakan komputer itu, kemudian aku mengetik cerpen dan mulai mengeprint hasil ketikan tersebut. Tanpa di save. Hasil print itu lebih dari cukup. Kemudian, sejak saat itu aku mulai memiliki buku kumpulan karya, ada itu cerpen, puisi. Hanya saja karyanya tidak dapat dipublikasikan karena masih banyak unsur-unsur alay di dalamnya.

Nah, pas aku masuk SMA, orang tuaku membelikan aku laptop. Bersama laptop itulah aku memulai menulis. Kali ini tulisan di buku kumpulan karya tidak lagi menerima cerpen, melainkan hanya puisi. Sedangkan untuk cerpen dan novel aku sudah mulai menulisnya di dalam file. Bersama laptop TOSHIBA itu juga aku mulai memiliki novel pertamaku. Aku mulai menulis dan menulis. Hingga pernah suatu malam aku hanya duduk, menulis, berbaring 5 menit, menulis lagi dan begitu seterusnya. Hingga esok paginya ujian Fisika aku mendapat nilai 55. Ketika guruku bertanya kenapa nilaiku bisa begini, aku cuma bilang kalau malam sebelumnya aku tidak belajar melainkan menulis cerpen. Ada raut kesal sepertinya di wajah bu guru Fisika, tapi apalah dayaku yang sedikit berbeda.
Hingga sebelum aku lulus, salah satu sahabatku bilang, “Ye, kau tetap menulis ya”.

Dan aku tetap akan menulis, tidak sekarang mungkin nanti. Tapi jika kau baca blog ini, kau bisa lihat aku tetap menulis. 😊

Ini tulisan khusus buat Mrs. S.

No comments:

Post a Comment

Entri Populer