Yelna's Hope

This website is a valuable resource that presents a wealth of professional experience and the unique point of view of Yelna Yuristiary. Yelna generously shares her insights, knowledge, and expertise, with the hope that readers can use the information to enhance their own understanding, make informed decisions, and achieve their goals.

Sunday, September 16, 2018

CRAZY RICH ASIANS (A Review)

Postinganku kali ini lebih membahas tentang Film yang lagi booming di Indonesia.
Sabtu malam (a.k.a. Malam minggu, tanggal 15 September) kemarin aku diajak Mr. AKP untuk nonton. Sebenarnya ada banyak pilihan film yang tayang di bioskop.
Tapi entah kenapa dari semua rata-rata genre film yang kami suka sudah selesai ditonton.
Awalnya kami tidak ada rencana untuk nonton karena weekend ini rencana kami lebih ke masak-masak di rumah dan ngobrol-ngobrol kosong tapi bermanfaat. Hahaha...
Hingga waktu menunjukkan tepat jam 19.30, Mr. AKP tiba-tiba nyeletuk, "yuk kita nonton saja".
Alhasil pergilah kami menonton film Crazy Rich Asians.
Pilihan kami jatuh ke film ini karena entah kenapa di medsos, iklan film ini sangat-sangat banyak. Mau di instagram atau Facebook, iklan film ini ada di mana-mana.
OK...
Kita mulai bahas filmnya saja.

Film ini lebih bergenre Drama Romance. Kalau dibilang comedy, juga nggak terlalu comedy yang bikin perut sampai sakit nahan ngakak. Film ini lebih mirip dengan seorang gadis biasa mendapatkan cinta seorang pria kaya raya dari Singapura. Nama si cewek ini kalo nggak salah Rachel Chu dan cowoknya bernama Nick Young.

Dari awal sampai akhir film ini terasa banget unsur advertising Singapura-nya. Dari awal sampai akhir diceritakan bahwa di Singapura ini orang-orangnya kaya raya. Lengkap dengan lampu kelap kelipnya di malam hari. Entah karena saya tinggal di Batam, film ini serasa film dalam negeri meskipun yang menggarapnya Warner Bros Picture.

Hanya saja iklan terkait wisata Singapuranya lebih ke itu-itu saja. Ya kalau tidak patung Merlion, Marina Bay Sands, Garden by The Bay, Street Food, nightlife nya dan itu-itu saja. Mungkin lebih baik kalau ditambahkan beberapa tempat wisata unik seperti paket wisata cruise, atau hutan buatannya (Tree Top Walk), atau mungkin bisa diperlihatkan juga negara tetangganya (Indonesia) yang view-nya super duper keren. Walaupun di film ini sempat ada scene mereka ke salah satu pulau di Sumatera, tapi entah kenapa view-nya masih kurang cetar dibanding pantai-pantai eksotik yang ada di Sumatera maupun Batam.

Kalau dari plot cerita sendiri sih cenderung biasa. Entah kenapa kurang ada sedihnya walaupun sedih. Kalau rating 1-10 mungkin aku cuma kasih 6 saja. Itupun karena set nya di negara tetangga dan bawa sedikit nama Sumatera. Kalau dari plot mungkin cerita-cerita yang ditulis novelis Indonesia cenderung lebih punya liku dan endingnya tak terduga. Dari segi packaging movie dan advertising-nya bolehlah.

Ini foto diambil dari Googling :


Batam, 16 September 2018

No comments:

Post a Comment

Entri Populer