Wednesday, July 24, 2013

Contoh Latar Belakang Dokumen AMDAL Pembangunan Jembatan Selat Sunda



Percepatan pembangunan sarana transportasi merupakan salah satu program pencapaian peningkatan perekonomian Indonesia. Pembangunan yang dilakukan di Indonesia dilaksanakan secara terpadu dengan mengkombinasikan pembangunan sarana transportasi darat, laut dan udara. Dalam proses pembangunan Negara Republik Indonesia dibutuhkan infrastruktur penghubung yang terkait dalam kemajuan dan percepatan pembangunan. Satu dari infrastruktur pembangunan yang sangat penting adalah jembatan sebagai penghubung antara dua wilayah sehingga tercapainya proses akulturasi dan saling melengkapi antara satu daerah dengan daerah lainnya. Kelengkapan infrastruktur sendiri merupakan komponen utama untuk menarik investor baik dalam maupun luar negeri sehingga tercapainya kemajuan dan kesejahteraan bangsa. Pulau Jawa dan Sumatera sebagai dua pulau terpadat penduduknya di Indonesia memiliki potensi dalam hal pengembangan Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia. Dalam proses pengembangan tersebut dibutuhkan adanya suatu penghubung dimana jembatan antara kedua pulau ini merupakan salah satu alternatif yang ditawarkan dalam prosesi kemajuan bangsa.
PT. GRAHA BANTEN LAMPUNG SEJAHTERA sebagai pemrakarsa ikut berperan serta dalam kegiatan pencapaian perkembangan dan kemajuan ekonomi Republik Indonesia dengan mengikuti kegiatan pembangunan Jembatan Selat Sunda yang akan menghubungkan Pulau Sumatera (Lampung) dan Pulau Jawa (Banten). Pembangunan infrastruktur pendukung kemajuan perekonomian Jembatan Selat Sunda dilakukan dari daerah Anyer (Banten) hingga Sumur Ketapang (Lampung) dengan melewati Pulau Sangiang. Fasilitas jembatan yang memenuhi kebutuhan transportasi masyarakat Indonesia, khususnya yang berada di daerah Pulau Jawa dan Pulau Sumatera berupa jalan yang tergabung ke dalam struktur jembatan dengan dilengkapi jalur rel kereta api sehingga proses percepatan pembangunan di Indonesia dapat dilaksanakan secara simultan dan memiliki progress yang cepat. Jembatan yang memiliki bentang sekitar 29 km ini status kepemilikannya akan diserahkan kepada pemerintah sebagai sarana infrastuktur umum Republik Indonesia.
Saat ini studi pembangunan infrastruktur jembatan Selat Sunda telah sampai pada tahap diskusi dan kajian terkait dampak dari pembangunan serta sumber daya yang akan terlibat di dalam mega proyek ini. Peletakan batu pertama tapak jembatan Selat-Sunda akan dilaksanakan pada tahun 2013 sehingga saat ini tahap pembangunan struktur bawah atau atas jembatan masih belum dilaksanakan (0%). Oleh karena itu demi kelansungan kegiatan dan kelestarian lingkungannya, maka pihak pemrakarsa, yaitu PT. Graha Banten Lampung Sejahtera akan melakukan penelaahan terhadap dampak yang ditimbulkan, baik yang bersifat negatif maupun yang bersifat positif.
Berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 11 tahun 2006 tentang Kegiatan -  Kegiatan Wajib AMDAL serta berdasarkan PP No. 27 tahun 1999 tentang AMDAL, maka PT. Graha Banten Lampung Sejahtera sebagai pemrakarsa kegiatan wajib melakukan penyusunan Dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), yang mencakup penyusunan dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), yang mencakup penyusunan Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan (KA-ANDAL), Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL), Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL).
Pengelolaan lingkungan yang akan dilakukan oleh pemrakarsa nantinya akan lebih menitik beratkan pada fungsi pencegahan penurunan kualitas lingkungan, baik ekosistem darat, udara maupun perairan, sehingga kondisi lingkungan sekitar kegiatan tetap baik dan sehat bagi kehidupan makhluk hidup, terutama manusia yang berada di sekitarnya. Di samping upaya pengelolaan lingkungan yang bersifat pencegahan, juga akan dilakukan pengelolaan yang bersifat penanggulangan masalah yang akan timbul, sehingga permasalahan tersebut dapat dikurangi atau bila mungkin dihilangkan.

Sunday, July 14, 2013

PERASAAN

Jangan pernah salahkan atas perasaan
Jangan juga pernah bermain atas nama perasaan
Ketahuilah satu yang berlaku bagimu belum tentu baginya
Yang berlaku bagi mereka, belum tentu untuk kita
Berlakulah tegas dan jangan bermain lagi
Karena begitu Amboi rasanya jika teringkaari

Perasaan bukan hanya objek penelitian
Bukan juga layaknya preparat-preparat yang seketika dapat dibuang
Apalagi seperti mesin yang dapat di-off dan di-on-kan sembarangan

Perasaan itu selayaknya rumput di musim semi
Meski telah dicabut akan tumbuh serta merta
Jadi, tetaplah kau berdiri di atasnya
Agar ia tak lagi tumbuh di atas tanah itu


Depok @Wisma Enelis, 14 Juli 2013

Tuesday, July 09, 2013

10 FAKTA TERKAIT KRISIS AIR DI DUNIA

There is 10 water scarcity facts :
1. Water scarcity occurs even in areas where there is plenty of rainfall or freshwater. How water is conserved, used and distributed in communities, and the quality of the water available can determine if there is enough to meet the demands of households, farms, industry and the environment.

2. Water scarcity affects one in three people on every continent of the globe. The situation is getting worse as needs for water rise along with population growth, urbanization and increases in household and industrial uses.

3. Almost one fifth of the world's population (about 1.2 billion people) live in areas where the water is physically scarce. One quarter of the global population also live in developing countries that face water shortages due to a lack of infrastructure to fetch water from rivers and aquifers.

4. Water scarcity forces people to rely on unsafe sources of drinking water. It also means they cannot bathe or clean their clothes or homes properly.

5. Poor water quality can increase the risk of such diarrhoeal diseases as cholera, typhoid fever and dysentery, and other water-borne infections. Water scarcity can lead to diseases such as trachoma (an eye infection that can lead to blindness), plague and typhus.

6. Water scarcity encourages people to store water in their homes. This can increase the risk of household water contamination and provide breeding grounds for mosquitoes - which are carriers of dengue fever, malaria and other diseases.

7. Water scarcity underscores the need for better water management. Good water management also reduces breeding sites for such insects as mosquitoes that can transmit diseasees and prevents the spread of water-borne infections such as schistosomiasis, a severe illness.

8. A lack of water has driven up the use of wastewater for agricultural production in poor urban and rural communities. More than 10% of people worldwide consume foods irrigated by wastewater that can contain chemicals or disease-causing organisms.

9. Millennium Development Goal number 7, target 10 aims to halve, by 2015, the proportion of people without sustainable access to safe drinking water and basic sanitation. Water scarcity could threaten progress to reach this target.

10. Water is an essential resource to sustain life. As governments and community organizations make it a priority to deliver adequate supplies of quality water to people, individuals can help by learning how to conserve and protect the resource in their daily lives.

Saturday, June 29, 2013

RINGKASAN METODE KERJA SEGMENTAL ERECTION BOX GIRDER DENGAN ALAT LAUNCHING GANTRY PADA PROYEK BORR


 
   Konsep instalasi LG adalah dengan cara zig-zag (yang dipasang duluan adalah yang sebelah utara)

ü  Kemudian dipasang temporary foundation blocks yang memiliki berat 430 ton dimana per m perseginya dapat menahan beban 20 ton

ü  Barulah setelah itu di susun box girdernya (Assembly and Installation Sequence)

ü  Setelah disusun dilakukan proses erection segmental

ü  Dalam setiap setengah span terdapat 18 segmen dimana jarak segmen dan Pier Head 50 mm

ü  Setelah di erection dilakukan temporary hanging pada first segment

ü  Setelah itu dilakukan temporary hanging untuk semua segment

ü  Setelah di hanging  akan ada proses positioning and fixing of segment 1

ü  Kemudian akan ada penyambungan semua segmen dengan epoxy glue dan temporary PT

ü  Dalam tahap erection dan penggabungan segmen dengan Pier Head dilakukan 3 survey yakni Precamber, Survey monitoring selama erection dan adjustment method

ü  Setelah terpasang segmen, maka akan ada pengecoran pada Wet Joint (10 – 15 cm)

ü  Ada juga grouting pada segmen expansion joint (EJ)

ü  Setelah di grouting dan di cor Wet Joint, barulah dilakukan instalasi tendon (dalam proyek ini terdapat tendon eksternal dan tendon internal)

ü  Jika instalasi tendon telah dilakukan, saatnya prestressing dilakukan. Prestressing dilakukan inside the box dan outside the box

ü  Setelah di stressing, barulah dilakukan releasing segmen dari LG. Pada tahap ini beban tidak lagi ditampung oleh LG, akan tetapi oleh kabel tendon dan Pier/Kolom

ü  Barulah dilakukan pemindahan LG ke span selanjutnya

Wednesday, June 26, 2013

Kebutuhan Air Bersih Jakarta



Kota Jakarta memiliki kesamaan dengan kota-kota lainnya yang memerlukan akses air bersih yang memadai, apalagi dengan jumlah populasinya yang semakin membengkak. Beban populasi Jakarta ternyata juga memiliki imbas positif dalam hal perkembangan ekonomi daerah ini. Dari hasil keputusan yang perkumpulan negara-negara se-Asia Tenggara, Singapura, Jakarta dan Kuala Lumpur ditetapkan sebagai prominent hub di wilayah ASEAN. ASEAN Community yang akan diimplementasikan pada tahun 2015 mendatang menuntut Jakarta untuk setara dengan European Community baik dalam hal ekonomi dan pembangunan yang berkelanjutan. Pada tahun 2015 mendatang diharapkan Jakarta dapat menjadi prominent hub dari ASEAN Community bersama Singapura dan Kuala Lumpur. Dalam hal perkembangannya Jakarta dituntut untuk terus melangkah lebih cepat dibandingkan dengan ibukota negara-negara di ASEAN lainnya agar posisinya tidak tergantikan dengan negara lain. Seiring perkembangannya, hingga saat ini Jakarta tengah mengalami tiga masalah terbesar yang tengah dihadapi yakni implementasi pertumbuhan kota yang berbeda dengan rancangan tata kota, populasi yang terus berkembang dan masalah air bersih. Oleh sebab itu, permasalahan terkait air bersih di Jakarta yang nantinya akan menjadi daerah prominent hub sangat penting diselesaikan secara saksama. Permasalahan air bersih mulai menjadi perhatian pemerintah sejak tahun 1997 dengan adanya permbentukan kerjasama antara PD PAM dengan Lyonnaise des Eaux (sekarang Suez Environment) dari Perancis dan Thames Water International dari Inggris. Namun, kerjasama yang dilakukan tidak mendapat hasil yang maksimal karena saat ini masih terdapat beberapa permasalahan terkait sumber air bersih Jakarta.
Berbicara mengenai air bersih sama halnya dengan berbicara tentang kehidupan di masa yang akan datang. Air bersih merupakan kebutuhan yang sangat vital dalam kehidupan. Ketersediaan air bersih disetarakan dengan pemenuhan kebutuhan hak asasi setiap manusia. Hal ini terlihat juga dalam UUD 1945 pasal 33 yang menyatakan bahwa segala sumber daya yang memenuhi hajat hidup orang banyak dikelola oleh negara. Oleh sebab itu penting bagi pemerintah untuk melaksanakan program pembangunan yang berkelanjutan, dimana nanti pelaksanaannya juga bergantung pada aspirasi masyarakat dan pihak ketiga yang berkepentingan. Berdasarkan hasil perkiraan para ahli, dari sejumlah besar kebutuhan air bersih yang dibutuhkan Jakarta saat ini baru 33%-nya yang dapat dipenuhi oleh PAM Jaya. Hal ini dapat terjadi karena semakin hari semakin banyak permintaan (demand) air bersih baik dari segi kuantitas (akibat pertumbuhan populasi dan ekonomi) dan kualitas (semakin kritisnya konsumen dan aktivitas kota yang semakin kompleks).
Belum terpenuhinya kebutuhan air Jakarta pada umumnya disebabkan oleh kinerja pelayanan air bersih yang tidak memadai, keterbatasan sumberdaya finansial, cakupan pelayanan yang sangat rendah, serta tingkat kehilangan air yang sangat tinggi. Berdasarkan hasil survey, pada tahun 1996 cakupan area pelayanan air bersih di Jakarta hanya mencapai 41%, dimana tingkat Non Revenue Water (NRW) yang mencapai 57% selain itu kondisi pasokan air untuk memenuhi kebutuhan air Jakarta masih dianggap lemah. Dalam hal penyediaan air bersih, pelanggan yang tersambung dengan akses air PAM ternyata belum tentu mendapatkan pasokan air yang memadai. Sebagian besar masyarakat Jakarta yang tidak tersambung dengan akses air bersih cenderung menggunakan air tanah untuk memenuhi kebutuhan air hariannya. Tidak hanya itu, ternyata langkah ini juga diikuti oleh sebagian besar industri dan komersial (seperti hotel, apartemen, restoran dan lain sebagainya), sehingga penggunaan air tanah secara berlebihan menyebabkan penurunan muka tanah di Jakarta. Fakta  yang mengejutkan (Hasanuddin Z. Abidin, 2005) mendapati bahwa penurunan muka tanah di Jakarta dapat mencapai level 12 cm per tahun (dimana keadaan ini terjadi di Jakarta Timur bagian utara dan Jakarta Barat bagian Utara). Sehingga dari fenomena ini dapat disimpulkan bahwa penting adanya suatu sistem terintegrasi yang dapat mengatur siklus air dan mengoptimalkan suplay air bersih yang ada di Jakarta.
Selain faktor suplay air yang belum maksimal di Jakarta, kualitas air bersih yang ada di Jakarta juga masih tergolong jauh dari jenis air yang ada di negara-negara maju (hal ini ditandai dengan air keran yang dapat langsung diminum). Hal ini tentu saja akan menimbulkan efek domino lain berupa peningkatan kebutuhan energi dalam hal pematangan air untuk siap diminum. Selain itu, tarif rata-rata PAM Jakarta yang lebih tinggi di banding dengan kota-kota besar di Asia Tenggara (seperti Bangkok, Manila, Kuala Lumpur, Johor Baru dan Singapura) karena belum tercapainya efisiensi proses provision, produksi dan delivery air bersih. Selain itu, kondisi air baku yang semakin rusak akibat adanya perubahan lingkungan secara signifikan menyebabkan air bersih di Jakarta semakin langka meskipun sumber mata airnya melimpah.

Sunday, June 23, 2013

FUNGSI dan PERAN JAKARTA



Dalam perkembangannya, Kota Jakarta tidak hanya menjadi simbol sebagai ibukota negara. Kota Jakarta memiliki fungsi dan peran yang lebih besar lebih dari sekedar menjadi ibukota Indonesia. Berbagai pergerakan ekonomi, politik dan segala kebijakan terkait Indonesia dipengaruhi oleh kondisi lingkungan kota ini. Hal ini terbukti ketika banjir yang melanda Jakarta Desember lalu menyebabkan gangguan perekonomian bangsa. Secara administrasi, kota Jakarta berfungsi sebagai ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kota Jakarta merupakan satu kota megapolitan yang setiap perubahannya dapat memengaruhi kebijakan di kota-kota lainnya di Indonesia. Hal ini juga disebabkan karena Jakarta merupakan wilayah pusat kegiatan nasional. Jakarta merupakan pusat pemerintahan dan kota Internasional di Indonesia. Oleh sebab itu penting adanya perencanaan yang berkelanjutan di kota ini. Pertumbuhan populasi dan perkembangan teknologi yang signifikan menjadikan Jakarta membutuhkan sarana dan prasarana untuk menunjang percepatan pembangunannya. Saat ini telah dilakukan segenap upaya untuk memaksimalkan peran Jakarta sebagai ibukota negara seperti melakukan percepatan pembangunan yang bertujuan untuk mengantisipasi dan mengatasi masalah-masalah yang timbul di dalam masyarakat. Percepatan pembangunan di kota Jakarta juga berfungsi untuk mencapai kesejahteraan masyarakat yang lebih baik.
Dalam hal pemenuhan kebutuhan dasarnya dalam pencapaian pembangunan yang simultan, Jakarta secara logis akan mengeluarkan APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah) terbesar di Indonesia. Meskipun kota ini minim dalam hal sumber daya alamnya, kota Jakarta memiliki fungsi yang dapat mendukung kemajuan grafik pembangunannya. Jakarta yang menjadi pusat kegiatan nasional dan pusat perdagangan serta distribusi berbagai jenis industri dan bisnis menjadikan kota ini berfungsi sebagai kota jasa. Hanya saja, kota Jakarta perlu belajar lebih banyak dari Singapura yang telah maju selangkah menjadi kota jasa nomor 1 di dunia dengan memaksimalkan peranan sumber daya manusia-nya. Adapun penjabaran DKI Jakarta sebagai kota jasa (service city) adalah karena kota ini melayani segala kebutuhan masyarakat dan pusat pelayanan di Indonesia. Selain itu jasa perdagangan dan distribusi ke seluruh Indonesia senantiasa menjadi fungsi dari kota ini. Jakarta dianggap sebagai service city karena daerah ini merupakan pusat keuangan, pariwisata, pelatihan dan informasi masyarakat Indonesia. Meskipun pada hakikatnya di Indonesia sendiri terdapat ratusan ribu pulau yang dapat dijadikan tempat pariwisata, perdagangan dan pelatihan. Namun, Jakarta-lah yang memegang andil sebagai acuan setiap standar operasi terkait perdagangan, pariwisata, pelatihan, informasi dan pelayanan masyarakat Indonesia (Propeda Propinsi DKI Jakarta 2002-2007).

FLYOVER BOGOR OUTER RING ROAD

Proyek Flyover Bogor Outer Ring Road merupakan proyek flyover pertama di Indonesia yang menerapkan metode baru dalam pengerjaannya. Adapun dua metode kerja pada proyek ini yang berbeda dengan proyek lainnya adalah dengan pembangunan pier head yang tanpa perancah sehingga tidak mengganggu jalur lalu lintas di bawahnya, dan pemasangan girder dengan stressing span by span. Flyover sesi IIA yang memiliki panjang sekitar 2,8 km ini nantinya akan memiliki jumlah pier sekitar 30 buah dimana nantinya ada satu bentangan antara pier-nya yang akan melewati perlintasan kereta api di Bogor. Untuk ketinggian pier sendiri beragam.

Adapun beberapa tahapan pembangunan flyover ini adalah :

1. Pembuatan bor pile
Pada pekerjaan pondasi digunakan bor pile pada proyek ini. Dalam proses pembangunannya, proyek ini menggunakan bentonite pada pemasangan sheetpile agar tidak terjadi longsor tanah sekitarnya. Setelah bor pile selesai, maka dilakukan proses penggalian dan sisa bor pile dibobok agar diperoleh tulangannya untuk diikat dengan tulangan pile cap nantinya.

2. Pengecoran pile cap
Pengecoran pile cap pada proyek ini dilakukan dengan metode kerja umum pada proyek-proyek lainnya.

3. Pengecoran pier/kolom
Pier/kolom pada proyek ini juga di cor dengan cara yang umum seperti pada proyek lainnya. Adapun jumlah pier ada sekitar 30 buah.

4. Pengecoran pier head
Nah, untuk pengecoran pier head pada proyek ini terdapat beberapa perbedaan dengan proyek flyover lainnya. Pada proyek BORR, pier head dicor tanpa menggunakan perancah (shoring). Dari sekitar 30-an pier head yang ada, hanya 3 pier head yang proses pengecorannya menggunakan shoring (yakni pier 6, 12 dan 30). Sedangkan selebihnya hanya mengandalkan kekuatan bekisting yang ada. Untuk metode pengecorannya pun pada pier head tanpa shoring dilakukan dengan 2 tahap (cor bagian bottom dan up) agar nantinya beban cor tidak over. Pier yang di cor juga di lakukan stressing agar nantinya kekuatan struktur pier ini maksimum.

5. Pemasangan box girder
Setelah pier head terpasang, barulah dirakit alat launching gantry (yang merupakan alat bantu pemasang box girder pada bentangan antar pier). Setelah launching gantry terpasang antara pier satu dan pier lainnya yang akan dipasang box girder, barulah box girder digantung (di hanging) dengan alat launching gantry tersebut. Setelah di gantung, masing-masing box girder lalu direkatkan dengan epoxy glue (lem khusus beton). Pada tahap ini juga dilakukan pengikatan antara masing-masing box girder agar tidak terjadi perubahan letak (saya lupa nama alat pengikatnya). Kemudian, setelah dilem, masing-masing box girder dihubungkan dengan strand dan antara box girder dan pier juga dihubungkan dengan strand (intinya dimasukkan seperti tali dari baja pada bolongan-bolongan box girder dan pier head). Setelah strand dimasukkan, kembali dilakukan stressing dan pengecoran agar struktur dapat memaksimalkan beban yang diterimanya. Pekerjaan ini dilakukan pada setiap pier hingga akhir.

6. Pekerjaan ramp
Ramp dalam proyek ini ada 2, yakni on ramp dan off ramp. Pengertian ramp sendiri merupakan jalan yang memiliki gradien tertentu yang berfungsi sebagai alternatif untuk masuk atau keluar dari flyover. Biasanya ramp ini miring. Jadi, jika anda ingin masuk ke flyover, jalan mendaki atau menurun itulah yang dinamakan ramp. On ramp adalah jalan masuk ke flyovernya, sedangkan off ramp adalah jalan keluar dari flyovernya (menurun).

Perhatian :
Pada proyek ini ada yang dinamakan stressing. Jadi, maksudnya adalah ketika suatu struktur yang dihubungkan dengan strand, akan dilakukan stressing (penarikan strand/kabel) terlebih dahulu, kemudian sambil ditarik dilakukan pengecoran pada kabel tersebut hingga kering. Hal ini dilakukan agar nantinya kabel/strand itu tidak longgar sehingga memicu perpindahan pada box girder (tentu saja hal ini tidak diinginkan)

SALAM KP CERIA :)

Wednesday, June 19, 2013

AUTOCAD

Autocad merupakan salah satu program dasar yang wajib dikuasai oleh seorang engineer, khususnya Sipil. Autocad mempermudah bagi seorang engineer untuk menggambar sesuai skala, membentuk sudut dan menggambarkan dimensi dari rancang bangun baik itu bangunan dan mesin. Berikut panduan belajar Autocad yang semoga berguna bagi pemula.

http://www.4shared.com/rar/8WBTCM5E/TrikPraktisMenguasaiAutoCAD200.html

Monday, June 17, 2013

KERJA PRAKTEK DI BOGOR OUTER RING ROAD SEKSI II A

Senin, 17 Juni 2013

Hari ini saya, Vivi dan Sandha mendapat kepastian terkait kerja praktek di proyek Bogor Outer Ring Road seksi IIA. Beberapa keterangan terkait proyek ini adalah :



NAMA PROYEK
Pembangunan Jalan Tol Bogor Ring Road Seksi II A Ruas Kedung Halang - Kedung Badak STA 3+300 – 5+915

OWNER
PT. Marga Sarana Jabar

KONTRAKTOR
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk.

JENIS PROYEK
Proyek Pembangunan Infrastruktur Jalan Tol Bogor Seksi II A berupa flyover yang menghubungkan Ruas Kedung Halang – Kedung Badak sepanjang 2615 meter (STA 3+300 – 5+915).

LOKASI PROYEK
Ruas Kedung Halang - Kedung Badak, Bogor

Untuk mencapai lokasi proyek, kami mulai perjalanan dari Stasiun UI -  Stasiun Bogor, setelah itu kami menaiki angkutan umum 08 hingga daerah Warung Jambu. Nah, lokasi proyek tersebut tepat di dekat jalan tol. Menariknya proyek ini adalah metode kerjanya yang tidak biasa. Metode kerja pier head dan erection box girder khusus pada proyek ini merupakan jenis metode kerja yang pertama dilakukan di Indonesia. Nah, dalam postingan ini saya belum bisa berbicara banyak terkait proyek ini. Semoga di hari-hari ke depan saya kembali membicarakan proyek ini.
:)