Tanah dan kota tua yang penuh derita
Kulihat banyak luka dan tumpahan air mata
Jakarta...
Malammu sesak seolah jadi perangkap kata
Siangmu terik menghujam beta
Bila kupikir, amboi rasanya Pariaman
Segar rasanya Cianjur
Bertuah rasanya semenanjung Kampar
Dalam episode hidup yang terbuang
1000 duka ciptakan guratan sayang
Kota ini cantik tapi menantang
Kota ini ternama namun penuh rintang
Jakarta...
Ingin kurobek selimut dukamu
Agar masuk ke dalamnya bisik-bisik keriangan
Ingin kutarik cindaimu
Agar tampak permata suci di cakrawala anak negeri
Jakarta...
Kapan lagi aku lihat engkau layaknya sandiwara 'Si Doel Anak Betawi'?
Tuesday, June 22, 2010
PERGERAKAN 1000 DUKA
Labels:
SASTRA
Monday, April 05, 2010
TIRTA DAN IKAN
Beriak kembali air kolam
Sembunyikan ikan-ikan
Tak tampak layaknya siluman
Aku hening
Menyendiri dan diam
Tak tau hendak apa
Air itu beriak
Tersentuh ekor-ekor ikan
Sampai aku heran
Air kolam ribut tak lekang
Aku sedih campur benci
Tirtaku keruh karena ikan
Tirtaku dicuri ikan
Sampai-sampai dadaku sesak
Tirtaku hilang
Biar saja tirta beriak
Biar enyah dari pandangan
Karena kini aku benci
Tirta dan Ikan
Sembunyikan ikan-ikan
Tak tampak layaknya siluman
Aku hening
Menyendiri dan diam
Tak tau hendak apa
Air itu beriak
Tersentuh ekor-ekor ikan
Sampai aku heran
Air kolam ribut tak lekang
Aku sedih campur benci
Tirtaku keruh karena ikan
Tirtaku dicuri ikan
Sampai-sampai dadaku sesak
Tirtaku hilang
Biar saja tirta beriak
Biar enyah dari pandangan
Karena kini aku benci
Tirta dan Ikan
Labels:
SASTRA
Malam Kembang Api
Terserak pecah dalam partikel angin
Terperangkap sinar-sinar yang basah
Mencemburui kembali pilihan yang satu
Aku terbangun bersama malam yang tenang
Mengumpulkan apa saja yang terserak
Tak kubiarkan milikku terperangkap dalam sinar-sinar yang basah
Aku tak lagi termenung diam
Tapi hidup dan bangun dalam kelam
Melampaui malam tanpa tapal batas
Membiarkan angin malam peluk tubuhku
Ketika malam kembali sepi
Kupantulkan sajak-sajak kembang api
Berharap mereka temaniku dengan seribu peri
Biaskan kecewaku bersama
Hapus lukaku kembali
Sampai aku hilang dan pergi
Terperangkap sinar-sinar yang basah
Mencemburui kembali pilihan yang satu
Aku terbangun bersama malam yang tenang
Mengumpulkan apa saja yang terserak
Tak kubiarkan milikku terperangkap dalam sinar-sinar yang basah
Aku tak lagi termenung diam
Tapi hidup dan bangun dalam kelam
Melampaui malam tanpa tapal batas
Membiarkan angin malam peluk tubuhku
Ketika malam kembali sepi
Kupantulkan sajak-sajak kembang api
Berharap mereka temaniku dengan seribu peri
Biaskan kecewaku bersama
Hapus lukaku kembali
Sampai aku hilang dan pergi
Labels:
SASTRA
Kepingan Puzzle yang Kau Cari
Aku bukan kepingan itu
Bukan kepingan puzzle yang kau cari
Bukan pula penyempurna gambar itu
Walaupun suatu ketika kupernah ingin jadi bagian darimu
Tapi aku tak cukup kuat
Melawan angin
Menghela desah nafas para pendahulu
Mereka t'lah curi kau dari aku
Rebut inti raga dan jiwamu
Tapi kau jangan marah dulu
Bukan karena aku mau
Tapi aku tahu kalau aku bukan kepingan puzzle yang kau cari
Yang mampu arungi lautan hati yang beku
Aku adalah mawar
Yang mampu diam dan layu
Laksana angin yang diusir oleh Raja Sulaiman
Aku enyah dari kehidupan
****
Aku bukan si penyempurna puzzle hidupmu
Walaupun selalu aku tahu
Pasti ada peluang untuk itu
Aku bukan kepingan puzzle yang kau cari
Karena sahabatku mampu buat gambarmu jadi lebih indah
Tapi aku kadangkala sedih
Huru hara hatiku
Karena aku bukanlah kepingan puzzle yang kau cari
Bukan kepingan puzzle yang kau cari
Bukan pula penyempurna gambar itu
Walaupun suatu ketika kupernah ingin jadi bagian darimu
Tapi aku tak cukup kuat
Melawan angin
Menghela desah nafas para pendahulu
Mereka t'lah curi kau dari aku
Rebut inti raga dan jiwamu
Tapi kau jangan marah dulu
Bukan karena aku mau
Tapi aku tahu kalau aku bukan kepingan puzzle yang kau cari
Yang mampu arungi lautan hati yang beku
Aku adalah mawar
Yang mampu diam dan layu
Laksana angin yang diusir oleh Raja Sulaiman
Aku enyah dari kehidupan
****
Aku bukan si penyempurna puzzle hidupmu
Walaupun selalu aku tahu
Pasti ada peluang untuk itu
Aku bukan kepingan puzzle yang kau cari
Karena sahabatku mampu buat gambarmu jadi lebih indah
Tapi aku kadangkala sedih
Huru hara hatiku
Karena aku bukanlah kepingan puzzle yang kau cari
Labels:
SASTRA
Sunday, March 21, 2010
Wanita Pemberontak Jiwa
Jiwaku berontak
Kepada siapa-siapa yang mengelak
Mengekangku dengan tali yang kencang
Ku berontak dengan mengelinjang
Menarik kembali segala perlakuan
Aku berontak siapa saja
Yang halangi aku dan remehkan aku
Apalagi si pemuda itu
Aku berontak padanya
Atas nama cinta yang ia sebut
Atas kata kasih yang ia ucap
Aku berontak bilamana ku tak suka
Aku hela semua beban yang menghimpit
Aku buang segala peraturan dalam hidupku
Aku bentangkan selebar-lebarnya sayap kemerdekaan
Aku berontak bersama gemuruh awan
Kulawan segala arus
Karena aku ingin beda dan tunjukkan
Akulah wanita pemberontak jiwa
Kepada siapa-siapa yang mengelak
Mengekangku dengan tali yang kencang
Ku berontak dengan mengelinjang
Menarik kembali segala perlakuan
Aku berontak siapa saja
Yang halangi aku dan remehkan aku
Apalagi si pemuda itu
Aku berontak padanya
Atas nama cinta yang ia sebut
Atas kata kasih yang ia ucap
Aku berontak bilamana ku tak suka
Aku hela semua beban yang menghimpit
Aku buang segala peraturan dalam hidupku
Aku bentangkan selebar-lebarnya sayap kemerdekaan
Aku berontak bersama gemuruh awan
Kulawan segala arus
Karena aku ingin beda dan tunjukkan
Akulah wanita pemberontak jiwa
Labels:
SASTRA
Wanita itu Mawar
Hanya mekar sekali, tak berkali-kali
Hanya dapat diam, ketika si kumbang menyerang
Hanya bisa mempesona, tanpa terbiasa menjaga
Hanya dapat bersedih, bila nektar t'lah terhenti
Hanya akan nestapa, ketika ada luka
Hanya bisa putus asa, bila si kumbang tak kunjung jera
Hanya dapat layu, ketika waktu tak lagi berbalik
Hanya mampu menangis, bila kata t'lah habis
Hanya bisa memendam, buah pikiran yang terbeban
Hanya bisa gelisah, bila si buah hati tak kunjung tiba
Hanya mampu ini dan itu, karena wanita itu mawar
Hanya mekar sekali dengan menyilaukan mata setiap kumbang
Hanya dapat diam dan merubah semua bahasa kalbu
Hanya bisa mempesona yang dapat getarkan dunia
Hanya dapat bersedih untuk lampiaskan penyesalan diri
Hanya akan nestapa dengan 1000 luka
Hanya bisa putus asa bila t'lah tiba waktunya
Hanya akan layu bila musim telah berganti
Hanya akan menangis dalam kesedihan yang mendalam
Hanya bisa memendam agar orang lain jadi tenang
Hanya mampu gelisah karena cinta yang teramat sangat
Hanya mampu ini dan itu
Karena aku adalah wanita
Dan wanita itu mawar
Hanya dapat diam, ketika si kumbang menyerang
Hanya bisa mempesona, tanpa terbiasa menjaga
Hanya dapat bersedih, bila nektar t'lah terhenti
Hanya akan nestapa, ketika ada luka
Hanya bisa putus asa, bila si kumbang tak kunjung jera
Hanya dapat layu, ketika waktu tak lagi berbalik
Hanya mampu menangis, bila kata t'lah habis
Hanya bisa memendam, buah pikiran yang terbeban
Hanya bisa gelisah, bila si buah hati tak kunjung tiba
Hanya mampu ini dan itu, karena wanita itu mawar
Hanya mekar sekali dengan menyilaukan mata setiap kumbang
Hanya dapat diam dan merubah semua bahasa kalbu
Hanya bisa mempesona yang dapat getarkan dunia
Hanya dapat bersedih untuk lampiaskan penyesalan diri
Hanya akan nestapa dengan 1000 luka
Hanya bisa putus asa bila t'lah tiba waktunya
Hanya akan layu bila musim telah berganti
Hanya akan menangis dalam kesedihan yang mendalam
Hanya bisa memendam agar orang lain jadi tenang
Hanya mampu gelisah karena cinta yang teramat sangat
Hanya mampu ini dan itu
Karena aku adalah wanita
Dan wanita itu mawar
Labels:
SASTRA
Papan Catur
Papan catur retak
Bersama nama-nama bangsawan
Terlibat konspirasi terkemuka
Mengalirkan darah nestapa
Merembes darinya luka-luka kesedihan
Papan catur rusak
Tergilas roda kencana para cendekia
Bersama ringkikan kuda yang membahana
Menutup nadir-nadir kehidupan yang terbuang
Melantunkan bias huru-hara
Alam kembali mengerang
Bersama papan catur yang menyeruak
Melantunkan angin diam dan menghidupkannya
Kini kuputar lagi waktu bersama papan catur yang hilang
Lari dari arena
Terbang jauh dari kehidupan
Papan caturku rusak
Karena dia orang-orang jahannam
Bersama nama-nama bangsawan
Terlibat konspirasi terkemuka
Mengalirkan darah nestapa
Merembes darinya luka-luka kesedihan
Papan catur rusak
Tergilas roda kencana para cendekia
Bersama ringkikan kuda yang membahana
Menutup nadir-nadir kehidupan yang terbuang
Melantunkan bias huru-hara
Alam kembali mengerang
Bersama papan catur yang menyeruak
Melantunkan angin diam dan menghidupkannya
Kini kuputar lagi waktu bersama papan catur yang hilang
Lari dari arena
Terbang jauh dari kehidupan
Papan caturku rusak
Karena dia orang-orang jahannam
Labels:
SASTRA
Biarkan Saja
Bersama dari simpulan aurora di sela senja
Terajut bersama bulir-bulir kerinduan
Mereguk mimpi bersama
Mengalunkan malam yang tlah lalu
Aku berdiri terpaku
Nyalang mata menerobos sela kehidupan
Panas tanpa hujan tak lagi dipedulikan
Biarkan saja malam diam
Biarkan saja angin runtuh
Biarkan saja amarah retak
Kulampiaskan jauh-jauh mereka jauh
Biar saja jauh biar tak kulihat
Semua berawal dari siluet dibungkus malam
Bersama dedaunan yang terbuang
Meniti paku-paku hidup yang dalam
Biar saja
Karena ku tak tahu
Karena ku menyerah
Karena ku tak acuh
Terajut bersama bulir-bulir kerinduan
Mereguk mimpi bersama
Mengalunkan malam yang tlah lalu
Aku berdiri terpaku
Nyalang mata menerobos sela kehidupan
Panas tanpa hujan tak lagi dipedulikan
Biarkan saja malam diam
Biarkan saja angin runtuh
Biarkan saja amarah retak
Kulampiaskan jauh-jauh mereka jauh
Biar saja jauh biar tak kulihat
Semua berawal dari siluet dibungkus malam
Bersama dedaunan yang terbuang
Meniti paku-paku hidup yang dalam
Biar saja
Karena ku tak tahu
Karena ku menyerah
Karena ku tak acuh
Labels:
SASTRA
Saturday, January 02, 2010
Keikhlasan Ayah
Cerita ini sebuah realita
Seorang ayah yang begitu setia
Tangannya kasar dan bersisik
Karna t'lah coba lepas jerat kemiskinan keluarganya
Aku ini hanya sang petualang
Dari negeri seribu mimpi
Malam itu aku lihat si ayah menanti
Upah kerja di pagi hari
Ia duduk di depan sebuah rumah yang berpagar tinggi
Kedua tangannya bertaut
Sepertinya tengah berharap
Ketika kutanya,
Sedang apa gerangan ia,
Terdengar...
Jawaban lugu si ayah
"Aku hendak belikan baju lebaran untuk anakku. Semoga saja malam ini kudapat upah kerjaku selama seminggu".
Oleh:
Yelna Yuristiary
Seorang ayah yang begitu setia
Tangannya kasar dan bersisik
Karna t'lah coba lepas jerat kemiskinan keluarganya
Aku ini hanya sang petualang
Dari negeri seribu mimpi
Malam itu aku lihat si ayah menanti
Upah kerja di pagi hari
Ia duduk di depan sebuah rumah yang berpagar tinggi
Kedua tangannya bertaut
Sepertinya tengah berharap
Ketika kutanya,
Sedang apa gerangan ia,
Terdengar...
Jawaban lugu si ayah
"Aku hendak belikan baju lebaran untuk anakku. Semoga saja malam ini kudapat upah kerjaku selama seminggu".
Oleh:
Yelna Yuristiary
Kisah Di Peraduan Putri Yeye
Malam sunyi di peraduan Putri Yeye
Disana banyak anggrek
Bertabur dan berpautkan arang
Seia sekata tuk saling mendukung
Di peraduan Putri Yeye
Terhimpun sejuta pelajaran
Terserak sejuta kenangan
Angan silam yang tertutup lembaran kenangan
Di peraduan Putri Yeye
Pelbagai nuansa kelap kelip kunang-kunang
Menghambur berpendar-pendar
Bersama dirikan kursi reyot yang tua
Di peraduan Putri Yeye
Ilmu dari jalan yang panjang tertuang
Di selembar sutera suci
Dengan setangkai pena sebagai pengukir
Di peraduan dia
Kini dapat kulihat
Bergeloranya alam di sendu matanya
Kampar, 30 Desember 2009
Oleh : Yelna Yuristiary
Disana banyak anggrek
Bertabur dan berpautkan arang
Seia sekata tuk saling mendukung
Di peraduan Putri Yeye
Terhimpun sejuta pelajaran
Terserak sejuta kenangan
Angan silam yang tertutup lembaran kenangan
Di peraduan Putri Yeye
Pelbagai nuansa kelap kelip kunang-kunang
Menghambur berpendar-pendar
Bersama dirikan kursi reyot yang tua
Di peraduan Putri Yeye
Ilmu dari jalan yang panjang tertuang
Di selembar sutera suci
Dengan setangkai pena sebagai pengukir
Di peraduan dia
Kini dapat kulihat
Bergeloranya alam di sendu matanya
Kampar, 30 Desember 2009
Oleh : Yelna Yuristiary
Labels:
SASTRA
Subscribe to:
Comments (Atom)