Kenapa alam mengaum...um...um...
Kenapa kisah tenggelan...lam...lam...
Warna semi di bunga warna-warni
Tapi musim tak juga menepi
Kurengkuh tinta bersama sajak
Menembus ragu dan rasa hambar
Kukait serabut-serabut salah
Menjadi satu untuk tetap teguh
Cinta...
Kini daun di musim gugur telah sunyi sendiri
Tapak kaki di musim dingin juga hendak membeli waktu
Ingin rasanya kuhantam keraguan dengan tindak tanduk babi buta
Namun,
Apa yang kudapat?
Lagi-lagi alam yang mengaum...um...um...
Telikung jalan tak lagi jelas
Sapaan melodi juga enggan menyentuh daun telinga
Hingga detik ini akupun tak tahu
Mengapa semuanya begitu
Depok, 18 September 2011
Monday, September 19, 2011
Waktu Bawah Sadar
Labels:
SASTRA
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment