Tuesday, October 25, 2011

Rencana Hura-Hura Pasca UTS


Hello guys,,,pembaca blog jadul Yuristiary ini :D
Yang namanya mahasiswa itu nggak lengkap hidupnya kalo nggak hura-hura. Eiitss... Tapi jangan negatif thinking dulu bray... Hura-hura ala Yuristiary itu = nge-BOLANG. hayo.. Siapa yang mau ikut? Oya, untuk tema BOLANG hari ini yaitu jalan-jalan ke kota Bandung. Hmm... Asik kan?
Begini ceritanya, ane sama temen ane yang berinisial T, rencananya bakalan nge-BOLANG nih pasca UTS yang akan diadakan seminggu lagi. So, kami udah persiapkan seabrek kegiatan. Mulai dari survey pasar aksesoris di Bandung, jalan-jalan ngalor-ngidul sampai rencananya mau wisata kuliner nih.
Nah, bagi pembaca website yang pengen ikutan nih (khususnya yang tinggal di daerah Depok), ayo bisa ikutan..wkwkwk... Asalkan biaya ditanggung sendiri. Hihihi... :D
Namanya juga mahasiswa. Ntar deh kalo ane udah punya usaha 'Bola-Bola Beton' bakalan ane ajak ke Bandung. Biar kita jalan-jalan gratis ye..
Hayukk...
:))

Evolusi Gaya Lama

Hai,,,hai..
Kembali di blog yang dulunya bernama yuristiarysipujanggariau ini :)
Maaf kepada semua para pembaca blog ini yang sempat kebingungan karena alamat situsnya yang udah ganti. Tapi ya, namanya juga hidup pasti ada perubahan :D

Pergantian URL blog ini juga sebenarnya udah mengalami proses pertimbangan yang begitu matang. Mulai dari proses nimbang di KUD, nimbang pake neraca Ohauss, nimbang pake neraca pegas juga pernah, dan timbangan digital yang ada di lab Struktur Material Departemen Teknik Sipil FTUI yang paling mantep dan membuatku membulatkan tegat dan menyegitigakan pikiran untuk merubah tampilan dan segalanya tentang website ini.

Alamat website ini diganti karena pertimbangan :
1. Kalo orang-orang nanyain alamat web-ku, aku malah bingung untuk ngasih tau. Soalnya kepanjangan
2. Alamat yang kemarin sedikit alay dan membuatku kadang dipanggil dengan nama website-ku
3. Kebosanan melandaku dan membuatku berpikir kalau alamat yang kemarin sudah expired..Hehehehee :D

Ya sudahlah... Nasi telah menjadi bubur, dan ternyata buburnya enak. Jadi ya, happy-happy saja lah.. Toh yang diganti baru alamat website :D
wkwkwkwk...

Tuesday, October 18, 2011

Kurang Kasih Sayang itu BERBAHAYA

See my eyes...lalalalala...
See my eyes...lululululu...

Begitulah potongan lirik lagu yang sedang kudengarkan saat ini. Hmm... Jam sudah menunjukkan pukul 00.45 pagi. Namun mata belum juga mau lengket dan pikiran masih melayang-layang dan akhirnya kuputuskan untuk nulis. Oya, di postingan kali ini aku ingin membahas hal tentang 'Pola Asuh'.

Pola asuh itu adalah bentuk lain dari manajemen bawahan. Pola asuh yang baik terhadap anak akan menjadikan anak itu sukses, pola asuh yang tepat kepada bawahan akan membuat semua pekerjaan mereka dapat dipertanggungjawabkan baik dari segi kualitas dan kuantitasnya. Begitu pentingnya pola asuh sampai-sampai banyak orang tua dan pimpinan perusahaan yang rela mati-matian membayar seseorang yang sering dipanggil dengan 'psikolog' untuk menanamkan sebuah pemikiran kepada seorang anak atau anak buah.

Hal ini tentu saja menjadi peluang besar bagi seorang psikolog pula untuk mendapatkan keuntungan dengan memengaruhi pikiran objeknya. Dewasa ini banyak juga orang tua yang rela menyerahkan segala jenis asuhannya kepada orang lain. Tak jarang mereka membayar mahal seorang psikolog hanya untuk mengetahui apa masalah anaknya. Padahal, pendekatan secara langsung antara orang tua dan anak adalah hal yang sangat fundamental di dalam sebuah keluarga. Seorang ibu dan ayah yang baik adalah ibu dan ayah yang mampu memahami anaknya tanpa adanya bantuan dari orang lain karena pada hakikatnya naluri merekalah yang paling mengenali sifat dari anak-anaknya. Ibu yang baik juga ibu yang tahu bahwa anaknya berbohong, ibu yang mengetahui anaknya bersedih dan ia senantiasa melihat hal-hal sekecil apapun yang terjadi pada anaknya. Tidak banyak ibu yang seperti ini saat ini. Hanya wanita-wanita yang lembut hatinya yang mampu menjadi ibu seperti ini. Tidak jarang juga banyak anak-anak yang saat ini terlantar di dalam keluarganya walaupun dari segi finansial mereka dapat dikatakan berlimpah ruah. Sebut saja salah seorang teman penulis yang selalu merasa kesepian di hari-harinya. Minta ditemani ini, itu sampai-sampai ia mencari perhatian dengan tindakan-tindakan yang sebenarnya sangat aneh bagi penulis. Kesepian pada anak tidak hanya dirasakan pada anak yang masih tergolong muda. Akan tetapi anak yang biasa tidak dipedulikan orang tuanya biasanya selalu merasa kesepian dan selalu butuh teman. Aneh memang. Anak-anak seperti ini terkadang mendapatkan fasilitas yang jauh lebih dari cukup dari orang tuanya. Namun, dari segi kasih sayang mereka sangat berkekurangan atau dapat dikatakan fakir.

Oleh karena itu, berpikirlah dengan bijak jika ingin menjadi orang tua yang sukses dan tenar dimana-mana. Kita juga harus memikirkan masa depan generasi kita dan dampaknya bagi mereka. Orang tua yang sukses bukanlah orang tua yang diundang kesana-kemari untuk melakukan tugas kedinasan dan lain-lain. Namun, bagi penulis orang tua yang sukses adalah orang tua yang mampu menjadikan anaknya bintang di antara yang lainnya walaupun secara finansial mereka tidak begitu hebat. Sebagai anak juga kita seharusnya bangga dengan orang tua kita karena masih banyak anak-anak yang sebenarnya kurang kasih sayang dari orang tuanya. Apalah gunanya PS2, PS4, PS4 dan lainnya jika dibandingkan kasih sayang penuh dari orang tua.

Dalam tulisan ini penulis juga ingin menyampaikan terima kasih buat mama dan papa yang sampai saat ini masih menjadi orang tua terbaik. Terima kasih buat malam-malam indahnya ketika penulis masih kecil. Terima kasih buat kasih sayangnya ketika penulis sempat jatuh sakit berkepanjangan ketika masih balita. Terima kasih atas marah-marahnya ketika penulis berbuat salah. Terima kasih buat semuanya... Ya... Semua kasih sayang yang penulis rasakan hingga saat ini penulis dapat menulis di blog ini. Terima kasih mama, papa... :'(

Monday, October 17, 2011

Menulis itu Sama Dengan Makan



Bagi setiap orang yang rada mirip aku, mungkin menulis itu sama dengan makan. Suatu kebutuhan primer yang TAKKAN TERGANTI (ala Marcell). Menulis itu ibarat makan, awalnya kita mager, tapi kalo udah makan satu suapan aja rasanya pengen lagi, lagi dan lagi. Nulis dan makan itu satu ide dalam menjerumuskan orang (itu sih menurut aku). Dengan banyak menulis, seseorang jadi lupa akan tugas-tugasnya, lupa PR-PR nya, lupa besok pagi ada ujian/kuis, lupa kalo dia belum beres-beres kosan, dan lupa segalanya. Sedangkan makan itu juga menjerumuskan orang sampai orang yang sudah terjerumus terserang obesitas dan ending-endingnya berpenyakitan karena kolesterolnya yang sangat tinggi.

Tapi begitu pula sebaliknya. Kebencian terhadap menulis dan kebencian terhadap makanan juga membuat orang-orang terlunta-lunta. Jika ada seseorang yang tidak mau makan atau membenci makanan ia akan mudah terserang penyakit. Jangan heran kalau saat ini banyak remaja, anak-anak, ibu-ibu bahkan nenek-nenek yang tidak ingin terlihat gendut dan mulai mengasumsikan pikirannya untuk membenci makanan. Padahal hal itu sangat fatal terhadap perkembangan mereka. Walaupun terkadang kita berpikir bahwa makanan hanya akan menjadi cadangan/lemak yang menumpuk di dalam tubuh kita, tapi ingatlah bahwa kekurangan nutrisi atau gizi juga membuat otak kita membeku. Tak ada aktifitas di sana. Tak ada juga perkembangan yang berarti kecuali porsiran-porsiran yang selalu kita lakukan. Maka, kasihanilah otakmu dengan tidak membenci makanan.

Kemudian, jika seandainya kita membenci menulis, hal ini tentu saja menjadi bumerang bagi kita. Khususnya pelajar dan mahasiswa yang sebagian besar waktunya diisi dengan hal tulis-menulis, mereka tidak boleh membenci hal yang namanya menulis. Tapi, apa hendak dikata. Banyak juga saat ini mahasiswa yang membenci menulis dan menganggap remeh tulisan. Yang ada hanya lomba debat sana sini. Contohnya saja sekarang banyak mahasiswa yang rela-rela berpanas-panasan dan mengoceh sana-sini mengkritisi orang lain. Tapi, tahukah kalian bahwa protes-protesmu itu hanya bertahan hingga saat itu. Tidak akan ada lagi yang mengingatnya, bahkan kamu sendiri. Setiap kata yang kau ucapkan saat itu mungkin hanya menjadi simbol maya di dalam hidupmu kalau engkau pernah memprotes MEREKA. Tapi, seandainya kamu coba menuliskan protes-mu itu ke dalam sebuah tulisan. Kau kemas semenarik mungkin, bukan tidak mungkin orang yang kau protes itu membaca tulisanmu dan memahami apa yang ada di pikiranmu. Hanya saja, baru sedikit mahasiswa yang bertindak cerdas seperti itu. Sedangkan masih banyak diantaranya yang hanya adu tenaga dengan matahari dan kehausan untuk menyuarakan suara yang mungkin tertahan oleh dinding-dinding beton tempat perlindungan dari MEREKA-MEREKA yang diprotesnya.

So,,, Ayo menulis...
:)

Sunday, October 16, 2011

Seandainya Aku Boleh Memilih




Riri, gadis cantik yang sempurna hidupnya kembali membuat sejuta lelaki terpesona karena keanggunannya. Segala hal dapat ia peroleh dengan mudah, apalagi dengan tittle-nya sebagai seorang mahasiswi Kedokteran membuatnya menjadi idaman dimanapun berada. Namun, hidup tak selamanya indah. Adakalanya seseorang harus mengenyam saat-saat paling sulit di dalam hidupnya. Dari sekian banyak lelaki yang mengejarnya hanya Haris-lah yang mampu membuat hidupnya kalang kabut. Riri harus berjuang menyelamatkan nyawa seorang penyakitan seperti Bandi dari tindakan mereka. Kisah cinta yang memilukan dengan tema pengorbanan bagi setiap tokohnya membuat novel ini cocok bagi seorang melankolis.

Seperti novel-novel sebelumnya, Mira W senantiasa membuat kejutan di alur tulisannya. Tidak ada yang dapat menebak apa yang akan terjadi selanjutnya dalam kisah cinta segitiga ini. Dalam novel ini digambarkan juga pengkhianatan, pengorbanan, kesetiaan sekaligus dendam yang membuat novel ini semakin kompleks dengan problematika. Namun di balik itu semua novel ini mengajarkan keindahan berpikir dari setiap tindakan dan mengajarkan pembaca untuk bijak dalam bertindak. Sosok Riri yang antagonis sekaligus protagonis di novel ini membuat pembaca terkadang membenci sekaligus iba. Penokohan yang begitu melekat di setiap alurnya juga membuat pembaca tidak bosan untuk membacanya.

Novel yang telah mengalami cetakan keenam pada Agustus 2006 ini juga mengajarkan banyak aspek mengenai kebijakan bertindak bukan hanya dalam hal cinta. Novel ini menggambarkan musibah yang disebabkan karena adanya kesalahan dalam pola asuh anak yang menyebabkan berantakannya sebuah rumah tangga. Selain itu novel ini juga mengangkat rasa kasih sayang dan saling pengertian yang mungkin dapat dijadikan pelajaran berharga oleh setiap pembaca. Maka tidak heran jika novel ini begitu dicari walaupun novel ini dapat dikatakan novel yang jadul. Namun, jangan pernah menganggap jadul itu kuno dan ketinggalan zaman karena dalam novel ini Mira W mampu mengangkat masalah-masalah yang begitu dekat dengan kehidupan saat ini. Novel yang begitu menyentuh dengan alur yang sederhana tetapi menggugah, sangat pas dinikmati dikala senggang.


Oleh : Yelna Yuristiary

Sunday, October 09, 2011

Gila Korea Tingkat 2 karena Hearstring

Semakin dewasa semakin galau. Begitulah ungkapan yang pernah ane pikirin. Walaupun awalnya ane kaga suka sama yang namanya Korea-Koreaan, akhirnya virus Korea menyerang juga. Hahaha... :D
Di sore ini (di waktu luang yang bisa dimanfaatin buat ngerjain laporan Properti Material) ane malah iseng browsing soundtrack drama Korea yang lagi ane tonton kemaren. Walaupun itu drama udah abis, ternyata masih menyisakan rasa senang. Apalagi soundtrack-nya yang penuh semangat, jadi bulet deh tekad ane buat nge-donlot tuh semua soundtrack-nya.
Iseng-iseng mau nge-donlot soundtrack-nya doang, ane jadi browsing drama korea terbaru+sinopsisnya. Busyet dah... Jadi takut nih kalo kena KPOK tingkat dewa. Tapi kalo di pikir-pikir, emang jago tuh Korea. Bisa buat lebih dari berjuta-juta jiwa penduduk Indonesia melototin itu dramanya yang diputer di TV mak ane di rumah. Dari ade" bayi sampe nenek2 di rumah ane suka nonton drama My Princess yang sekarang lagi di puter di TV. Awalnya sih ane kaga peduli amat. Tapi karena di kampus ane semuanya pada gile sama Korea-Koreaan, gue coba nonton dramanya. Awalnya sih biasa aja, trus lama-kelamaan ane jadi suka tontonin tuh dramanya. INGET... Cuma dramanya. Bukan nyanyi2-nya. Tapi, sekarang kayaknya gile Korea ane udah naik tingkat ke tingkat 2. Sama kayak kuliah ane yang juga sekarang lagi di tingkat 2.
Yo wess.. Jadinya ini waktunya kerjain tugas malah donlot lagu2 Korea.
Sumpah dah... Mantep2 ini lagunya...

Ini linknya :
http://www.mediafire.com/?45q46bkqsfoqqdh

Itu link untuk soundtrack HEARSTRING yang ane cari sekarang.. :D

Sunday, September 25, 2011

Getting Freeze Your Dreams

First at all, I wanna open your mind and give you some advice althought I'm not an older people :D
Oya, you have to know that I am writing this posting in my room @ Wisma Enelis and I hope I will leave this room 3 years later. Open our mind is one of difficult thing. But I believe we can do it. Before you get to freeze your dreams, you must open your mind first. This is some trics to open your mind and think positively. Lets try it my beloved friend :*

1. Make your choice
Actually, I haven't desire. But, when you were born you automatically get instinc. Your instinc make you can alive until now and you get more experience in your life. More and more time, your instinc make you have to get one identity which is your characteristic. One people have one identity and no one same each other. Your desire always evolve and sometime you will get the dream. Your dream is one of your desire which impossible to happen. But, if you work harder to get it, I believe you can do it. So, lets make your dreams which are will be your choice next time.
2. Find the best friend whenever, wherever, whoever
Find 100 friend is so easy. But, find one best friend is more difficult. Like find a needle in hay. If you get more best friend, you will get more goodness. It's the natural law.
3. Improve your attitude
Attitude is the important thing we have. No attitude is same as nothing.
4. Set your choice
After you make a choice or your dreams, you can choose it. You can choose your choice and try to get it. Setting your choice is the important strategy to get your dreams. Don't do anything without the plan because it will wasting your time...
5. Act and do the best
After all, you have make a choice, set your choice,,, You must action and do your job well. Give the best performa, give the best energy, give the best idea, etc. If you have do anything well you won't regret in the future...

So...ganbatte kudasai... don't 'wish me luck'
because nothing lucky without work hard and opportunity :)

*sorry if my English is so trouble. But, do you know, I write it to practice it.. hahahaha... :D

Wednesday, September 21, 2011

Thanks Mom and Daddy :)

People doesn't have anything except their brain. Most of people think that clever is always get more instinct to get knowledge without apply theirs to their environment. I have a story here about brain and sincerely.
If you have parents now, I think you can say 'thanks my beloved parents' to them. Don't ever wasting your time and get more make their be happy together with you. I have two case which are different about 'parents love'. Do you know that a child always recorded his/her parents do and it will be the best knowledge for them. Since I was a little child, I always ask to my mother 'why it is like it or like that?' and my mother always answered it patiently. Never angry which makes me scary and never silent which makes me feeling alone.
My mother told me anything what will I want to know from her. If I go home with sadness, she hug and give more warm to me until I feel so calm. And if I go home lately, she worried and will angry to me. If she angry, I think she hate me. Do you know, I ever expected I am not her child when she angry me.
Hahaha.. :D
Now, let's think positive and get more clever guys...
Impossible my mother isn't my mother if she always call me whenever and wherever I go.
Impossible she hate me if she always ask "Have you eaten, honey?"
Impossible I am not her baby if I look at her eyes and I find my way to go to heaven.
That is my fool thought when I was a little child and haven't had many reason why I must love them.
Finally, I just wanna say I love you mom and my dad...
You have given me breath until now to get more chears in my life.
You have given me long time to know and understand what did you do last months or last years ago...
Thanks mom and dad... :)

Monday, September 19, 2011

Surat dari Hamburg

Tulisan ini kembali menjadi saksi bersama tangis dan penyesalan yang sesekali timbul. Kisah ini kembali tertuang dengan mengatasnamakan takdir yang telah berjalan. Entah kenapa hadirnya sepucuk surat di kehidupanku membuat sejuta perubahan yang awalnya tak pernah terlintas dalam pikiran bawah sadar itu. Sepucuk surat dari Hamburg telah membuka mataku tentang adanya takdir dan ketetapan itu.
Malam ini aku berinisiatif membuka laptop dengan harapan ada beberapa informasi terbaru yang kudapat dari teman-teman kantor. Sayup-sayup dari luar kamar masih kudengar tawa dan canda para mahasiswa/i yang tinggal satu atap denganku. Terkadang suara mereka terdengar sangat pongah dengan segala lelucon ala remaja yang mereka buat. Walaupun sudah lima tahun aku menetap di sini, namun dapat dipastikan bahwa akulah satu-satunya penghuni istimewa rumah kos ini. Sambil mengernyitkan dahi dan melangkah ke arah pintu, tiba-tiba kudengar tawa itu hilang begitu saja. Hmm… Urung kubuka pintu kamar dengan maksud akan mengingatkan mereka bahwa suaranya sangat menggangguku. Kembali aku menuju meja kerjaku yang dipenuhi laptop plus charger-nya, segelas teh hangat dan beberapa buku bacaan ringan maupun berat yang terkadang menjadi teman setia di kala sepi melanda. Sudah dua hari aku tidak masuk kerja dengan alasan tidak enak badan. Sejak Selasa lalu aku merasa sangat kelelahan dan butuh istirahat sejenak karena baru saja melaksanakan survey besar-besaran di pesisir selat Sunda. Pembangunan jembatan yang akan menghubungkan Jawa dan Sumatera memang memakan waktu dan tenaga yang lumayan besar dan membutuhkan etos kerja yang tinggi, khususnya bagi seorang engineer seperti aku. Walaupun aku seorang wanita, ternyata aku juga mampu memasuki profesi yang biasanya ditekuni oleh kaum adam tersebut. Setahun yang lalu aku diterima di perusahaan multi-nasional yang cukup ternama di mata dunia itu. Dengan IPK yang melebihi 3,5 dan segala kemampuan non-akademik yang aku miliki akhirnya perusahaan tersebut merentangkan tangannya dan menyambutku sebagai keluarga barunya dengan harapan dapat memperbaiki pembangunan di daerah yang akan menjadi targetnya. Aku pun ditempatkan sebagai konsultan dalam perusahaan ini, lebih tepatnya sebagai konsultan kontraktor.
Perjalanan karir yang tengah kutempuh tidak hanya berlandaskan kebulatan tekad dan prestasi yang kumiliki. Namun ada faktor lain yang presentase-nya sangat besar yang memengaruhi kesuksesan yang kini tengah kuraih di usiaku yang masih muda. Ya… Keberuntungan sepertinya senantiasa menyertaiku di setiap langkah yang kutempuh. Ada pepatah bijak yang mengatakan bahwa keberuntungan tidak ada tanpa dilengkapi persiapan dan kesempatan. Aku sendiri tak tahu mengapa, hanya saja inilah takdir hidup yang kujalani. Apapun yang terjadi dengan goresan tangan yang telah digariskan Tuhan akan senantiasa kuterima dengan lapang dada.
Aku mulai memasang muka serius dan mulai membaca satu per satu email yang ada di inbox-ku. Dari 17 email masuk ada 15 email yang kuanggap tidak penting karena email tersebut hanya berisi notifikasi dari beberapa situs jejaring sosial yang ku-ikuti. Ada dari Facebook, Twitter hingga Interpals. Adapun dua email yang kuanggap penting tersebut berasal dari Mr. Andrew yang merupakan seorang atasanku di kantor dan dari Lusiana, tante pemilik rumah kos ini.
Perlu kalian ketahui bahwa selama aku menempuh jenjang S1 di salah satu universitas favorit di Indonesia ini aku telah tinggal di rumah kos ini. Rumah ini adalah rumah salah seorang adik ibu yang kini telah pindah ke daerah Semarang. Tante Lusi, begitu panggilan akrabnya telah pindah setahun yang lalu ke Semarang dan menyerahkan rumah ini sepenuhnya kepadaku. Oleh karena itulah aku dapat memastikan bahwa akulah penghuni kamar yang paling spesial di rumah ini. Selain sebagai penghuni rumah tertua, aku juga sebagai tangan kanan dari si empunya rumah yang bertugas menjaga ketenangan dan ketertiban kawasan rumah kos ini. Dalam hal mengaplikasikan aturan di rumah kos aku juga tidak main-main dalam menjalaninya. Setiap penghuni kamar diwajibkan menjaga ketertiban, kebersihan, keamanan dan keindahan lingkungan rumah kos. Tidak terkecuali setiap penghuni juga harus menjaga nama baik dengan tidak melakukan tindakan-tindakan bodoh ala ababil (ABG-ABG labil) yang kini tengah marak-maraknya.
Ku-klik cursor ke arah email dengan subjek ‘pesan’ dari Tante Lusi
< from: lusiana01@yahoo.com >
Hi Alisa sayang 
Apa kabar di sana? Apa kabar juga dengan rumah tante? Aman-aman aja kan?
Oya, ini kamu dapet salam dari dedek Opay yang lagi nakal-nakalnya. Trus besok pas liburan jangan lupa jalan-jalan ke Semarang ya 
Kalo masalah rumah titipin aja entar sama engkong Dudun. Dijamin aman tuh…
Tantemu tercinta,

Lusiana :*
Tak terasa aku pun mulai tersenyum simpul membaca email yang sepertinya ditulis dengan penuh semangat itu. Terbayang wajah Tante Lusi yang begitu sumringah ketika tahu bahwa aku memutuskan untuk tinggal di rumah kos-nya selama aku menempuh studi-ku. Terbayang juga setiap tindakannya yang sangat mengistimewakan aku. Satu lagi hal yang sangat membekas dibenakku ketika ia baru saja dikaruniai anak laki-laki yang diberi nama Naufal yang sering kami panggil dengan sebutan ‘Opay’. Kebahagiaannya begitu membuncah dengan kehadiran anak semata wayangnya dan ia pun memutuskan untuk kembali ke Semarang dimana tempat eyang dan eyang kakung tinggal.
Kali ini aku dihadapkan dengan satu lagi email yang kuanggap lebih mengerikan dibanding adegan horor The Ring yang pernah kutonton. Apalagi kalau bukan email dari Mr. Andrew. Seorang pemuda yang mungkin usianya tidak jauh beda dariku namun wataknya sangat keras dan tergolong sangat berdisiplin tinggi. Tak hanya pekerjaan yang berhubungan dengan bidang ilmunya saja yang ia kritik habis-habisan. Namun, setiap pegawai yang ada di kantornya itu ia selidiki habis-habisan untuk mengetahui kinerja masing-masing orang. Sampai-sampai dulu ada suatu kejadian yang menurutku sangat lucu yang pernah terjadi di sebuah perusahaan multi-nasional itu. Ya… Apalagi kalau bukan hasil investigasi Mr. Andrew yang menangkap basah seorang pegawai yang tengah mengobrol dengan pacarnya dengan menggunakan telepon kantor. Tidak tanggung-tanggung, Mr. Andrew juga sempat terlibat dengan pembicaraan sepasang sejoli tersebut. Di sinilah hal lucunya. Selidik punya selidik ternyata Mr. Andrew menyadap semua telepon kantor sehingga jika ada suatu pembicaraan yang jauh hubungannya dengan urusan kantor Mr. Andrew dapat mengetahui bahkan ikut berbicara langsung seperti yang ia lakukan beberapa waktu yang lalu.
Aku pun meng-klik email terakhir yang belum kubaca tersebut. Email dengan subjek ‘segera’ yang menggetarkan hati segera menyambutku dengan sensasinya.

Selamat siang Alisa.
Saya harap kamu bisa hadir di rapat besok untuk memaparkan estimasi rencana pembangunan proyek jembatan Jawa-Sumatera.
Sebuah pesan yang dapat dikatakan sangat to the poin. Ya… Itulah Mr. Andrew yang sangat serius dan disiplin. Aku juga bingung dengan sikapnya yang terkadang begitu dingin dengan pegawai-pegawainya. Tak ada kata basa-basi di dalam kamus hidupnya. Yang ada hanya segera, harus, laksanakan, bla bla bla. Namun mungkin hal inilah yang menjadikan seorang Mr. Andrew berhasil menjadi pemimpin di perusahaan yang disegani banyak orang ini.
Bosan rasanya menghadap layar laptop yang semakin kusam dengan perintah untuk segera masuk kerja keesokan harinya, akupun mulai membuka serentetan situs jejaring sosial yang aku miliki. Di dalamnya ada banyak informasi yang terkadang tidaklah penting bagi seorang yang sudah bekerja seperti aku ini. Hanya saja jiwa muda yang masih kumiliki menuntun jari-jemariku untuk terus meng-klik status, membalas komentar teman dan menekan tuts-tuts laptop dengan harapan sebuah kesenangan akan indahnya tali pertemanan. Bosan dengan Facebook, akupun mulai merambah Twitter dan tidak sampai 15 menit aku mengutak-atik dan me-re-tweet teman-temanku aku beralih pada interpals. Diantara sejumlah jejaring sosial yang aku miliki, mungkin inilah salah satu situs jejaring sosial yang menambah kosa-kata bahasa asingku. Di Interpals aku dapat bertemu dengan orang-orang dari berbagai belahan dunia. Aku memiliki teman-teman dari Rusia, Kanada, Jepang hingga Alaska sekalipun. Salah satu teman baikku di situs ini adalah Siharouluska yang kerap aku sapa dengan panggilan Kristi. Kami sudah berteman sejak lama. Sejauh ini yang kutahu Kristi merupakan sosok yang sangat menyenangkan dan bertalenta luar biasa. Kristi memiliki kegemaran melukis yang mana sebagian lukisannya ia simpan di interpals dan aku dapat melihatnya.
Sambil menyeruput teh hijau yang mulai dingin, aku pun membuka folder-folder di laptop yang sudah lama tidak pernah aku usik keberadaannya. Salah satu folder dengan judul ‘kenangan’ pun kupilih kemudian tampillah sejumlah foto-foto masa remaja yang sangat aku rindukan. Di dalam foto-foto ini terlihat bagaimana mukaku yang dulunya sangat hitam karena sering terpapar panas. Di foto ini juga terlihat banyak kisah kasih diantara beberapa dari teman-temanku itu. Pada beberapa foto juga kulihat ada beberapa pose yang menurutku itu sangat jelek dan hanya aku yang boleh melihatnya karena aku difoto ketika sedang mengunyah donat yang dulunya sering dibagikan setiap hari Sabtu di sekolahku. Entah mengapa foto-foto ini terlihat begitu asing dan perlu diperbaharui tampilannya, khususnya wajahku yang kini telah kelihatan cukup bersinar dan terawat bersih.
Wajahku kini tidak lagi berminyak dan gelap seperti dahulu. Aku sendiri tak paham dengan perubahan kulitku. Hanya saja, aku merasa beruntung dengan adanya perubahan ini. Toh, dengan kulit wajah yang tidak lagi berminyak aku terlihat semakin segar dan fresh tanpa harus selalu mencuci muka. Tiba-tiba icon Yahoo Messenger milikku memberikan sinyal bahwa ada satu undangan chat dari temanku. Kubuka dan ku-klik. Tanpa disangka orang yang mengundangku untuk chat bersamanya adalah Wahid. Pemuda yang menyenangi fotografer itu adalah temanku di masa SMA dahulu. Dia adalah ketua OSIS di sekolah kami. Ya,,, Itu adalah sekolah kami.
Sekolah ini adalah sekolah terbaik di Indonesia. Sekolah yang banyak melahirkan generasi-generasi muda pembangun bangsa. Sekolah yang baru seumur jagung hingga ketika kami lulus namun telah menorehkan sejuta prestasi yang gemilang. Sekolah ini juga yang telah mengajarkanku arti sebuah pengorbanan dan persahabatan dalam jumlah besar. Setiap angkatan di sekolah ini memiliki satu komitmen dan satu perjuangan yang mungkin hanya dapat dilihat oleh angkatan mereka. Sekolah ini juga yang telah memperkenalkanku dengan dunia yang begitu berwarna. Alasan itulah yang membuatku hingga saat ini masih menyimpan dengan baik foto-foto di masa-masa itu. Jika dipikir-pikir, walaupun hardisk laptopku hampir penuh dan segala memory yang telah kugunakan juga penuh, aku akan tetap memilih untuk menyimpan segala kenangan ini di laptopku. Tak ada yang bisa menandingi visualisasi kenangan itu dan akan tetap kujaga selamanya. Begitulah kasihnya aku akan kenangan dari sekolah itu. Bukan karena sekolahnya yang bagus dan memiliki prestasi tinggi yang kuagung-agungkan. Hanya saja, teman-teman seperti mereka akan sulit kutemukan walaupun aku telah menyusuri setapak-setapak kehidupan di dunia ini.
Sepertinya Wahid sudah lama menunggu responku untuk membalas undangannya. Kutekan tombol accept, kemudian
Wahid says : guten abend  (Selamat malam)
Alifa says : guten abend Wahid… Ich hab’schon lange nicht von dir gehort? (Bagaimana kabarmu selama ini?)
Wahid says : Gut… Und du? (Baik… Dan kamu?)
Alifa says : Es geht… :D (Biasa saja) Kamu masih di Jerman, hid?
Wahid says : Masih Fa. Bentar lagi aku pulang ke Indonesia. Tahun depan, akhir Desember mungkin. :D
Alifa says : Wah, hebat kamu hid. Jadi dokter Jerman nih ceritanya. Kamu rencananya mau ambil spesialisasi juga?
Wahid says : Iya. Tapi aku mau di Indonesia dulu setahun. Oya, katanya kamu sekarang kerja di perusahaan multi-nasional gitu ya?
Alifa says : Iya nih. Nggak tau juga kenapa ya. Hahaha… Asik juga sih. Tapi tau nggak, boss-ku orangnya disiplin banget hid. Pokoknya perfeksionis deh. Sampai-sampai nggak boleh ada debu yang nempel tuh di mejanya.
Wahid says : Wah, bagus donk. Kayak di sini jadinya 
Alifa says : Tapi dia juga orangnya jarang senyum hid. Dikit-dikit cemberut dan pasang muka jutek gitu. Gimana nggak serem. Padahal mungkin kalo dipikir-pikir umurnya nggak jauh dari kita. Palingan Cuma beda setahun dua tahun doang.
Wahid says : Ya sudah Alifa. Sabar aja 
Sesaat hening…
Aku juga telah mengalihkan perhatianku pada sebuah komentar di Wall Facebook milikku.
‘lagi suntuk dengan rutinitas yang itu-itu aja ’
Nisa : ‘tidur aja :p’
Reply : ‘tidur mulu sih lo :p . Pantes gendut..ahahaha..’
Nisa : ‘daripada lo… kerja di kantornya beruang :p’
Reply : ‘enak aja… ntar gw sampaiin nih sama si boss.hahaha :D’
Nisa : ‘emang bisa, fa? Kan si beruang ngga suka punya akun FB. Kuno tuh dia. Hmm…Kasian banget dia. Padahal masih muda. Kebahagiaannya terenggut pekerjaannya tuh.hahahaa…’
Reply : ‘ahahaa..bisa aja lo’
Begitulah sekelumit percakapanku dengan Nisa, teman sekantorku yang kebetulan juga satu ruangan denganku di perusahaan multi-nasional itu. Kerapkali kami saling bercanda dan menertawakan Mr. Andrew. Biar tau rasa, pikirku. Namun, ada-ada saja hal-hal unik yang kami temukan jika bersama. Baik aku dan Nisa sama-sama dapat menangkap kejelekan dan keanehan Mr. Andrew.
***
Sekali lagi Wahid menunggu Alifa yang tiba-tiba menghentikan percakapan mereka berdua. Padahal sebentar lagi ia harus berangkat ke Jungfernstieg yang merupakan kawasan perekonomian yang sangat elit di bagian utara Jerman itu. Di sana ia juga sudah ada janji dengan teman-temannya yang berasal dari Indonesia untuk sekedar berburu panorama kota Hamburg. Salah satu sasaran mereka adalah gedung Rathaus (pemerintahan) Hamburg. Di Jerman, khususnya Hamburg setiap gedung masih menunjukkan identitasnya sebagai kota tua Eropa. Lampu-lampu jalan di kota ini juga masih menggunakan lampu-lampu yang berwarna kuning sebagai penggambaran akan kentalnya budaya Eropa disini. Selain itu, bangunan-bangunan megah yang ada di Hamburg juga di desaign sedemikian menariknya. Kebanyakan bangunan-bangunan di Hamburg tampilan luarnya masih menunjukkan design arsitektur Eropa kuno, akan tetapi jika kita masuk ke dalam dapat dipastikan kita semua tercengang-cengang dengan isi bangunannya yang sangat modern. Sudah 6 tahun lebih Wahid tinggal di Negara yang dikenal dengan pemimpinnya yang kejam (Hitler) ini. Saat ini ia sedang melaksanakan praktikum studi-nya di rumah sakit universitasnya. Wahid yang tengah menempuh pendidikan di Medizinische Fakultät , Uni Hamburg diperkirakan tahun depan akan menyelesaikan studinya dan resmi di sumpah untuk menjadi seorang dokter yang memegang kuat kode etik profesi tersebut.
Jam tangannya menunjukkan pukul 03.00 sore, sementara pukul 05.00 ia harus menemui Fahri, Dimas dan Agus. Setelah menunggu sekian menit balasan chat dari Alifa, ia pun memutuskan untuk segera mengecek jadwal keberangkatan kereta api ke Jungfernstieg di HVV. HVV merupakan salah satu situs yang ada di Jerman untuk mengecek jadwal keberangkatan alat-alat transportasi, khususnya kereta api yang ada di wilayah Jerman. Kereta api adalah salah satu alat transportasi yang fundamental bagi Negara Jerman selain bus. Di HVV tertera bahwa kereta api yang akan berangkat dari Harburg pukul 03.50. Hmm… Saatnya bersiap-siap karena untuk menempuh perjalanan ke Hamburg dari Harburg akan memakan waktu yang cukup lama. Wahid segera bergegas mengenakan pakaian musim semi nya, mengisi tas hitamnya dengan kamera Canon SLR kesayangannya. Hanya beberapa menit kini Wahid sudah berada di persimpangan Seevetal yang merupakan bangunan flatnya. Ia pun berjalan sedikit dan sampai ke terminal bus terdekat di kota kecil Schulzentrum itu. Perjalanan di bis pun terkadang merupakan hal-hal yang sayang dilewati di daerah Jerman ini. Dari dalam bus Wahid dapat melihat bunga-bunga tulip yang bermekaran di musim semi ini. Alam pun seakan menyongsong bus yang ditumpangi Wahid hingga sampai di stasiun S-Bahn terdekat di Harburg. Di kanan dan kiri jalan yang dilaluinya juga menampakkan kemegahan kota kecil ini. Sesungguhnya kemegahan yang tercipta bukan karena gedung-gedung pencakar langit yang ada di Harburg ini. Akan tetapi kemegahan ini tercipta karena alamnya yang begitu harmonis dan sejuk dipandang, apalagi jika bertepatan dengan musim semi seperti ini. Hanya beberapa menit kini Wahid telah menginjakkan kakinya di stasiun S-Bahn yang ada di kota kecil dan bersahaja itu. Segera ia mengecek kembali jadwal keberangkatan.
Tak lama kemudian Wahid telah masuk ke dalam gerbong kereta api menuju Hamburg. Bedanya kereta api di Jerman dan Indonesia sangat terasa. Kereta api yang ada di Negara-negara maju kebanyakan adalah kereta api dengan kecepatan tinggi yang mana antara roda dan rel kereta apinya dipengaruhi medan magnet. Hal ini dirancang sedemikian rupa dengan tujuan agar kereta api yang memiliki kecepatan tinggi tersebut tetap berada di jalurnya. Selain itu kereta api di Negara-negara maju bagian depannya selalu dirancang dengan design yang agak lancip dengan tujuan agar kereta tersebut tidak terbang karena kecepatannya yang demikian tingginya. Design lancip yang ada di bagian depan kereta api akan membuat tekanan udara yang ada di atas kereta api akan lebih besar daripada tekanan udara di bagian bawah sehingga kereta api tetap berada di relnya.
Wahid menikmati perjalanannya dengan sangat nyaman karena kereta api di Negara maju seperti Jerman tidak memberi guncangan yang cukup kuat seperti kereta api yang ada di Negara asalnya. Menurut ilmu yang ia pelajari, guncangan disebabkan oleh rel kereta api yang biasanya bersambungan. Akan tetapi, untuk kereta api dengan kecepatan tinggi rel yang memiliki sambungan yang cukup banyak itu dapat membahayakan. Oleh karena itu baik dari segi rel dan kereta api yang ada di Negara maju sudah dirancang sedemikian rupa dengan mengatasnamakan kenyamanan dan keamanan transportasi sehingga penduduk di Negara maju tidak pernah was-was untuk menggunakan sarana transportasi umum baik itu kereta maupun bus. Perjalanan di dalam kereta ini juga memberikan banyak inspirasi bagi Wahid tentang negaranya. Akan lebih baik jika Indonesia tetap mempertahankan identitasnya, begitu pikirnya. Indonesia di mata dunia tidak begitu dikenal karena ia belum mampu menunjukkan identitas dirinya yang sesungguhnya. Namun, ketika Wahid pertama kali sampai di Jerman pada awal tahun 2000 silam, ada satu pernyataan orang Jerman yang menurutnya terdengar sangat miris mengenai Negara yang sangat ia cintai ini. Ketika itu ia sedang berbincang-bincang dengan salah seorang bule di Jerman.
Bule : Hai Mister. Kamu dari Asia? Dari Singapore atau Jepang?
Wahid : Ya, saya dari Asia. Tetapi saya dari Indonesia, bukan Singapore atau Jepang.
Bule : Hmm… Dimana itu?
Wahid : Dari tempat B.J. Habibie berasal.
Bule : Oya, saya tahu tempat itu. Bali ya? B.J. Habibie dari Bali. Negara yang sangat indah alamnya.
Wahid saat itu hanya bisa tersenyum dan menjawab, “Bukan. Bali itu bagian dari Indonesia”. Itulah percakapan pertamanya dengan seorang Bule asal Jerman yang pernah ia temui di daerah Frankfut, tempat ia pertama kali menginjakkan kakinya di Jerman. Dari pembicaraan itu saja Wahid merasa ada yang janggal dengan tanah airnya. Negara yang terkenal namun tidak terkenal. Kebanyakan para backpacker mengenal Bali. Namun hanya beberapa orang saja yang mengetahui Indonesia dan menjadikan Negara itu sebagai daerah tujuan perjalanan di waktunya yang akan datang.
Kini jam menunjukkan pukul 04.50 p.m. Fila yang dikenakan Wahid kini bertumpu pada jalanan berbatu kota yang eksotis ini. Baru saja ia keluar dari U-Bahn. Jalanan berbatu yang tertata rapi pun menemani langkahnya mengelilingi Rathaus. Puas menjelajah dan memandangi setiap sudut gedung tua yang dijadikan gedung pemerintahan ini, Wahid mulai merasa enggan untuk terus mencari teman-temannya.
‘Daripada aku mencari-cari mereka, alangkah lebih baiknya aku berburu panorama indah disini’, batinnya bergidik.
Jepret… Jeprett…!!!
Jepret sana, Jepret sini.
Tak jauh dari bidikan kameranya yang canggih, Wahid pun mendapatkan satu angle yang bagus. Kawasan elit di daerah Jurnfeinsteig ini menampakkan dirinya disaat senja akan tiba. Lampu-lampu temaram berwarna kuning keemasan menghiasi daerah sekitar took-toko megah dan gedung perkantoran di sekitarnya. Kawanan burung-burung juga enggan menyombongkan diri dan hanya segera lalu di kawasan ini. Diawali dengan satu ekor, dua, hingga puluhan ekor merpati terbang dan hinggap di kawasan taman kota ini. Kepakan sayapnya pun membelah udara ketika Wahid membidiknya dan mengabadikan momen-momen ketika ia harus menunggu ketiga temannya yang juga berencana memburu panorama di kawasan tersebut.
Sudah hampir 30 menit menunggu ponsel Wahid bordering.
“Hid, sorry bro. 10 menit lagi kami sampai. Tadi si Agus salah liat jadwal kereta. Maaf ya”, sahut Fahri ketika Wahid telah mengangkat ponselnya.
“Oeit… See you masbro”, sambung Wahid.
Klik.
Kembali dirinya menapaki kawasan elit dengan pusat perekonomian yang cukup besar itu. Ya… Jurfeinsteig merupakan kota kecil di Hamburg yang paling dikenal sebagai pusat perekonomian yang tergolong maju. Selain dihiasi dengan berbagai bangunan kuno yang terawat apik, Hamburg adalah kota tua yang begitu memperlihatkan wajah Jerman di masa dulunya. Hamburg sama halnya dengan Kota Tua yang ada di Jakarta. Hanya saja, pelaksanaan perawatan yang ada di Jakarta dapat dikatakan tergolong buruk jika dibandingkan dengan Hamburg. Pemerintah Jerman begitu menghargai masa lalu dan jati dirinya. Salah satu kebijakan yang sangat mengagumkan yang ada di Negara ini adalah penetapan kota Hamburg sebagai kota sejarah. Pemerintah kota membebaskan setiap orang membangun kembali suatu bangunan yang ada di kota ini. Kreatifitas seorang arsitek juga tidak dibatasi dalam membangun kota Hamburg ini. Hanya saja, setiap bangunan yang dipugar kembali hendaknya memiliki bentuk luar yang masih mencerminkan bangunan kota tua Eropa di abad yang lalu. Maka jangan heran jika di Hamburg ini ada bangunan yang dari luar terlihat kuno, akan tetapi di bagian dalamnya teramat sangat modern.
(bersambung...)

Waktu Bawah Sadar

Kenapa alam mengaum...um...um...
Kenapa kisah tenggelan...lam...lam...
Warna semi di bunga warna-warni
Tapi musim tak juga menepi

Kurengkuh tinta bersama sajak
Menembus ragu dan rasa hambar
Kukait serabut-serabut salah
Menjadi satu untuk tetap teguh

Cinta...
Kini daun di musim gugur telah sunyi sendiri
Tapak kaki di musim dingin juga hendak membeli waktu
Ingin rasanya kuhantam keraguan dengan tindak tanduk babi buta
Namun,
Apa yang kudapat?
Lagi-lagi alam yang mengaum...um...um...

Telikung jalan tak lagi jelas
Sapaan melodi juga enggan menyentuh daun telinga
Hingga detik ini akupun tak tahu
Mengapa semuanya begitu

Depok, 18 September 2011