Tulisan malam ini adalah salah satu tulisan random di September ini. Berbicara masalah September, sepertinya ada seseorang yang sedang berulang tahun di sana...
"SELAMAT ULANG TAHUN... SEMOGA SEGALA APA YANG DICITA-CITAKAN TERCAPAI DAN SENANTIASA DIBERIKAN YANG TERBAIK OLEH-NYA"
Skip masalah tanggal.
Malam ini seperti biasa di kosan Enelis sambil memperhatikan banyak hal lewat jendela semu, berkabut dan tidak jelas. Meski jendelanya semu dan tidak jelas, masih saja tetap berniat melihat ke dalamnya, mengamati, terkadang kesal dan sedikit celetukan-celetukan usil keluar.
Ditulisan ini mari kita bicarakan setiap hal yang ada di dunia (jika terlalu luas, mari kita berbicara tentang semua yang ada di sekitar kita). Baik itu air, udara, minyak, gas alam, tanaman, hewan, tumbuhan dan segala macamnya. Oya, perlu diketahui malam ini kita tidak berbicara masalah lingkungan, dunia sipil, konstruksi, efisiensi atau apapun yang berhubungan dengan logika.
Malam ini mari kita lupakan semua dan tenggelam dalam rasa-rasa. Kembali ke poin awal, di dunia ini tidak ada yang tiada berbatas, mulai dari air, tanah, udara dan segalanya. Tidak terkecuali perasaan, tiada juga perasaan yang tiada batasannya. Semuanya terbatas. Jika kelak tiba waktunya, maka jangan salahkan ia berbalik, terburai, menghilang dan melesap di kegelapan dan tiada pernah kembali.
Kembali saya ingatkan dalam postingan kali ini kita tidak membicarakan masalah logika. Disini kita hanya bicarakan masalah 'rasa-rasa'. Tahukah kalian mengapa seorang guru/dosen mengajari kita banyak hal? Itu semua karena mereka ingin ilmu yang diperolehnya dapat diturunkan kepada seseorang yang ia percaya. Baginya, seseorang yang dapat mewarisi ilmunya adalah replika dan pengukir sejarah baginya kelak. Seperti kata pepatah, 'manusia itu egois'. Tiada yang cuma-cuma melainkan segalanya 'kebutuhan'. Kebutuhan disini bukan hanya terbatas pada kebutuhan materi, namun kebutuhan nurani juga. Seperti dosen tadi, nuraninya berkata bahwa dosen/guru yang sukses adalah pengajar yang mampu memberikan pelajaran terbaik dan ilmu terbaik kepada mahasiswa/siswanya. Setelah itu tercapai, nuraninya akan secara otomatis merasa puas dan terpenuhilah segala kebutuhannya.
Begitu juga dengan sedekah. Seseorang yang sedang bersedekah itu adalah seseorang yang sebenarnya sangat membutuhkan. Ya... Dia membutuhkan pertolongan dan ridho dari Tuhannya untuk menerima dan memberi kelapangan hati, keberkahan hidup dan ketentraman jiwa selama hidupnya. Secara tidak langsung, sedekahnya adalah jalan bagi dia untuk memenuhi kebutuhannya. Begitu juga dengan orang tua. Orang tua butuh seorang anak yang dapat menjadi cerminannya dan dapat sebagai estafet hidup baginya. Hidupnya seorang anak merupakan kehidupan kedua bagi orang tua. Dan itu murni berasal dari hati yang membutuhkan keabadian dan keberkahan dari Tuhan. Maka... Secara tidak langsung, baik disadari maupun tidak, segala yang ada itu hanyalah kebutuhan. Maka untuk tetap menjadi yang dibutuhkan, mulailah dari sekarang untuk berbuat baik, memberikan yang terbaik dan jadilah orang-orang baik. Dengan adanya tindakan itu, maka tiada lagi hal yang terbatas untukmu...
^_^