Tidak ada yang mustahil di dunia ini
Setiap kita dapat melakukan pekerjaan terberat dalam sehari
Setiap kita juga dapat melakukan hal yang sia-sia setiap hari
Pertama kali dalam postingan ini saya hendak mengucapkan ribuan terima kasih kepada orang-orang yang selalu percaya kepada saya bahwa kita memang bisa mencapai apa yang kita inginkan. Tidak peduli dari mana kita berasal dan bagaimana kita di masa lalu. Akan tetapi yang terpenting adalah apa yang kita lakukan saat ini dan di masa-masa yang akan datang. Terima kasih kepada semua orang yang tiada pernah meragukan kemampuan kita dan senantiasa memberikan semangat dan doa terbaiknya untuk keberhasilan kita. Terima kasih kepada The Best Supporter yang pernah saya miliki sepanjang sejarah kehidupan, SIPIL1STA. Terima kasih kepada teman-teman yang sudah memberikan beribu sokongan, bantuan dan doa yang menyusun tangga ke langit sehingga kita dapat memberikan yang terbaik di saat ini.
Malang, 28 November 2013
Pertama kali bagi saya menginjakkan kaki di kota ini. Kami (kontingen UI untuk KJI-KBGI 2013) bertolak dari Soekarno-Hatta kurang lebih pukul 12.10 dan setibanya di Bandara Abdul Rachman, kami disambut hujan gerimis. Rombongan kami dijemput tim LO dari Univ. Brawijaya yang sangat ramah dan senantiasa memberikan yang terbaik.
Saat itu saya dan rekan satu tim (Rahman) ditempatkan di EdOTEL dan kontingen lainnya berada di Griya UB. Malam harinya kami menghadiri Welcome Party yang sangat menawan. Suasana yang temaram di kampus UB ditemani Tanthowi yang menjadi artis dadakan dan menyanyikan lagu 'Malam Biru'-nya Sandy Sandhoro. Malam itu juga merupakan malam pertama tim TIDO bertemu dengan Manajer terbaiknya (Tina dan Mamen) dan serah terima jembatan juga terjadi malam itu.
Perjalanan hari ini tidak berakhir di sini. Sepulangnya ke EdOTEL, saya dan Rahman kembali bekerja mengencangkan senar dan menguncinya untuk dapat diuji dan didisplay keesokan harinya. Sebelum tidur, kami mendapat panggilan dari Eki (selaku ketua tim Riset) untuk melakukan unloading jembatan dari truk yang mengantarkan barang-barang. Otomatis, malam itu kami kembali lagi ke area kampus.
29 November 2013
Hari ini diawali dengan sarapan di hotel dan sedikit terlambat ke Technical Meeting di Gedung Rektorat UB. Berdasarkan hasil undian pun kami mendapat urutan presentasi ke-8, penimbangan ke-3 dan pengujian ke-8. Hari ini juga hari pertama kami bertemu dengan pembimbing tersayang Ibu Essy Arijoeni dan Ibu Kassiyah (salah satu dosen Fasilkom). Pertemuan hari ini berlanjut dengan makan siang di kantin UB dan pukul 13.30 kami kembali ke EdOTEL untuk menemani Rahman bersiap (memakai baju barunya). Pukul 14.00 WIB, kami kembali ke Samantha Krida untuk mengatur display jembatan busur. Terima kasih kepada Adia, Alfan, Bayu, Tina, Mamen, Sepi, Aza, dan semua orang yang telah membantu membuat display maket dan menyusunnya. Terima kasih juga kepada Mok yang sudah membuatkan 3D yang sangat bagus untuk Titian Sulalatus Salatin. Saya sangat suka 3D nya. Saat itu kami menyusun display hanya sampai pukul 16.00 WIB karena harus kembali ke gedung presentasi (samping rektorat UB) karena giliran kami akan segera datang. Presentasi sore itu menjadi presentasi paling aneh dan lucu yang saya alami. Terima kasih kepada Rahman yang sudah menjawab pertanyaan terkait struktur dengan baik. Maaf karena saya waktu itu tidak dapat membantu.
Seusai presentasi kami kembali ke Samantha Krida untuk melihat hasil display jembatan terakhir dan setelah itu pulang ke hotel untuk mandi. Sehabis magrib, kami kembali ke Samantha Krida untuk melihat persiapan tim KBGI dan tim Jembatan Kayu. Malam itu kami pulang sedikit lebih cepat dibanding malam sebelumnya.
30 November 2013
Hari ini adalah hari penimbangan dan pengujian jembatan. Sebelum pengujian kami sempat berlari-lari dari hotel hingga gedung SaKri karena terlambat. Untungnya kami sempat menghadiri momentum pembukaan dimana kontingen UI diperkenalkan di depan seluruh orang yang ada di gedung itu.
Pengujian dimulai dari undian pertama sedangkan kami mulai ditanya-tanya terkait jembatan busur kami oleh tim juri. Kami mulai bercerita tentang filosofi, keinginan, harapan dan setiap hal yang kami anggap menarik tentang jembatan ini.
Jembatan kami bernama 'Titian Sulalatus Salatin' yang artinya 'Jembatan Sejarah Melayu'. Jembatan ini menghubungkan antara Kota Pekanbaru dan Istana Siak yang awalnya terpisah oleh sungai terdalam di Indonesia. Bertolak dari kebutuhan infrastruktur yang akan mendukung pariwisata istana Siak tersebut maka kami merancang Titian Sulalatus Salatin sebagai sebuah pilihan. Latar belakang kami (saya dan Rahman) yang merupakan orang Melayu membuat kami memiliki kecintaan yang sama pada segala hal berbau Melayu. Meski saya tidak lahir di Riau dan Rahman masih memiliki darah Bugis, kami ingin mengangkat nama Melayu Riau di mata nasional dan berharap orang mengetahui bahwa Melayu tidak hanya identik dengan negara tetangga. Melayu juga merupakan satu suku yang ada di Riau. Melayu juga pernah mencipta sejarah di bumi lancang kuning.
Kembali ke pengujian jembatan, ketika itu jembatan kami memperoleh lendutan 0,91 mm dan berat jembatan+maket sebesar 4,5 kg.
Akhir hari ini ditutup dengan wisata kilat ke BNS (Batu Night Spectacular) yang merupakan 'Ancol'-nya Malang. Disana kami bermain 'Ayunan Terbang', 'Perang Laser', melihat orang-orang menaiki banteng lucu dan sempat bermain macam-macam. Malam itu kami kembali ke hotel pukul 22.30 WIB dengan sebelumnya melewati kampus UB dari ujung ke ujung.
1 Desember 2013
Hari itu adalah hari perakitan bangunan dan jembatan kayu yang diakhiri oleh penutupan acara dan pengumuman pemenang. Kami menjadi suporter dan mendukung Tim Bumi dan Tim Bhumi Naara Bayu untuk terus semangat dan memberikan yang terbaik untuk UI. Jembatan yang indah dan bangunan yang cantik pun akhirnya berhasil diselesaikan oleh mereka... :)
Terima kasih juga hari itu buat Agi, Adam dan Julian yang sudah memberikan kesempatan kepada kami untuk memberikan sedikit sentuhan bagi rumah kalian. Hahaha... Setidaknya saya dkk. merasakan bagaimana cara memaku dan menyapu rumah buatan kalian.
Malam itu pukul 20.00 WIB acara penutupan dimulai dengan berbagai pertunjukan seni dari mahasiswa UB. Saya suka paduan suaranya dan setiap pertunjukan yang ditampilkan. Hingga pengumuman pemenang terjadi, Tim Bumi pun berhasil menyabet juara II Lomba KBGI 2013 dan Tido Team berhasil menjadi Juara Kategori Implementasi Paling Sesuai dengan Rancangan Awal.
2 Desember 2013
Hari ini hari terakhir di Malang. Pagi-pagi kami sudah bersiap menuju Griya UB, bergabung dengan kontingen UI lainnya dan sebelum pulang menyempatkan diri berbelanja membeli oleh-oleh untuk teman-teman di Depok. Kami kembali ke Jakarta siang Minggu itu dan sampai di Depok malam hari sekitar pukul 19.30 WIB.
Semoga kesempatan itu bukan merupakan kesempatan terakhir saya mengunjungi Malang dan semoga nanti saya dapat kembali ke kota Apel tersebut. Ada banyak kenangan dan banyak cerita di Malang. Tidak semuanya dapat saya ceritakan meski postingan ini sudah terlalu panjang bagi anda. Biarlah kenangan berbunga di batas usia.
Terima kasih kepada setiap orang yang sudah menemani saya menjalani sedikit episode kehidupan ini dan semoga kita dapat bertemu nantinya di masa-masa cemerlang kehidupan kita.
Terima kasih yang sangat besar kepada Rahman Raeyani Kalele, Artina Sanadia dan Salman Hafiz yang telah menjadi tim terbaik untuk TIDO TEAM. Meski namanya 'Tido = Tidur', semoga kita tidak membuat nama Melayu tidur selamanya di Indonesia.
Foto 1. Yelna Yuristiary dan Rahman Raeyani Kalele bersama Titian Sulalatus Salatin
Foto 2. Kontingen dari UI bersama semangat yang tetap ada seusai pengumuman juara ^_^
Foto 3. Kontingen Jembatan Busur dari berbagai universitas... Semoga kita bertemu lagi ^_^