Yelna's Hope

This website is a valuable resource that presents a wealth of professional experience and the unique point of view of Yelna Yuristiary. Yelna generously shares her insights, knowledge, and expertise, with the hope that readers can use the information to enhance their own understanding, make informed decisions, and achieve their goals.

Monday, October 18, 2010

DEBU NEGERIKU

Debu negeriku tercium selalu
Bersama malam yang semakin kelabu
Bernaungkan sebatang pohon waru
Di tengah angkasa dan semangat yang menggebu
Debu negeri terasa getir mengalir di dalam nadi
Membanjiri hati dengan beribu kerinduan sunyi
Menguatkan tekad untuk bangkit berdiri
Berharap dapat tampak lagi pucuk-pucuk nipah dari tanah ini
Riau...
Kurindukan dikau sepanjang malam di pelataran kecil cita-cita
Kuinginkan kehangatan kotamu di tajuk wacana setiap suara
Kulambaikan tangan seolah kau lihat aku dari sana
Riau...
Janjiku untuk kembali dan dekap eratmu tanpa batas
Takkan kulepas sampai berbekas
Kan slalu kupeluk kau Riau-ku...
Karena kini kurasa aku tlah jatuh cinta padamu

Saturday, October 16, 2010

PERGERAKAN MATAHARI

Kutatapi wajahnya sejenak penuh tanya
Apakah ia akan mengutarakan kegalauan yang terus ada?
Atau, ia masih saja menimbun dedaunan layu?
Membuatku menanti dengan dungu
Pergantian matahari kini tengah kunanti
Tapi tak kunjung tibanya ia ke muka bumi
Apa yang terjadi?
Di rimba kabut pagi yang kelam
Di hamparan padang yang telah gersang
Gersang dengan kelamnya malam yang senantiasa datang dan abadi
Kapan pergantian matahari?
Desiran angin pun menanti
Kicauan burung pun mogok karena ini
Apakah aku akan selalu di tengah rimba kelam dua sisi?
Antara harapan dan kekecewaan
Antara kemenangan dan kekalahan
Antara kejujuran dan kemunafikan
Kapan matahariku berganti?
Aku tengah menanti dan menanti
Di kota kelam yang pernah cerah dengan sinarmu

Tuesday, June 22, 2010

PERGERAKAN 1000 DUKA

Tanah dan kota tua yang penuh derita
Kulihat banyak luka dan tumpahan air mata
Jakarta...
Malammu sesak seolah jadi perangkap kata
Siangmu terik menghujam beta
Bila kupikir, amboi rasanya Pariaman
Segar rasanya Cianjur
Bertuah rasanya semenanjung Kampar
Dalam episode hidup yang terbuang
1000 duka ciptakan guratan sayang
Kota ini cantik tapi menantang
Kota ini ternama namun penuh rintang
Jakarta...
Ingin kurobek selimut dukamu
Agar masuk ke dalamnya bisik-bisik keriangan
Ingin kutarik cindaimu
Agar tampak permata suci di cakrawala anak negeri
Jakarta...
Kapan lagi aku lihat engkau layaknya sandiwara 'Si Doel Anak Betawi'?

Monday, April 05, 2010

TIRTA DAN IKAN

Beriak kembali air kolam
Sembunyikan ikan-ikan
Tak tampak layaknya siluman
Aku hening
Menyendiri dan diam
Tak tau hendak apa
Air itu beriak
Tersentuh ekor-ekor ikan
Sampai aku heran
Air kolam ribut tak lekang
Aku sedih campur benci
Tirtaku keruh karena ikan
Tirtaku dicuri ikan
Sampai-sampai dadaku sesak
Tirtaku hilang
Biar saja tirta beriak
Biar enyah dari pandangan
Karena kini aku benci
Tirta dan Ikan

Malam Kembang Api

Terserak pecah dalam partikel angin
Terperangkap sinar-sinar yang basah
Mencemburui kembali pilihan yang satu
Aku terbangun bersama malam yang tenang
Mengumpulkan apa saja yang terserak
Tak kubiarkan milikku terperangkap dalam sinar-sinar yang basah
Aku tak lagi termenung diam
Tapi hidup dan bangun dalam kelam
Melampaui malam tanpa tapal batas
Membiarkan angin malam peluk tubuhku
Ketika malam kembali sepi
Kupantulkan sajak-sajak kembang api
Berharap mereka temaniku dengan seribu peri
Biaskan kecewaku bersama
Hapus lukaku kembali
Sampai aku hilang dan pergi

Kepingan Puzzle yang Kau Cari

Aku bukan kepingan itu
Bukan kepingan puzzle yang kau cari
Bukan pula penyempurna gambar itu
Walaupun suatu ketika kupernah ingin jadi bagian darimu
Tapi aku tak cukup kuat
Melawan angin
Menghela desah nafas para pendahulu
Mereka t'lah curi kau dari aku
Rebut inti raga dan jiwamu
Tapi kau jangan marah dulu
Bukan karena aku mau
Tapi aku tahu kalau aku bukan kepingan puzzle yang kau cari
Yang mampu arungi lautan hati yang beku
Aku adalah mawar
Yang mampu diam dan layu
Laksana angin yang diusir oleh Raja Sulaiman
Aku enyah dari kehidupan
****
Aku bukan si penyempurna puzzle hidupmu
Walaupun selalu aku tahu
Pasti ada peluang untuk itu
Aku bukan kepingan puzzle yang kau cari
Karena sahabatku mampu buat gambarmu jadi lebih indah
Tapi aku kadangkala sedih
Huru hara hatiku
Karena aku bukanlah kepingan puzzle yang kau cari

Sunday, March 21, 2010

Wanita Pemberontak Jiwa

Jiwaku berontak
Kepada siapa-siapa yang mengelak
Mengekangku dengan tali yang kencang
Ku berontak dengan mengelinjang
Menarik kembali segala perlakuan
Aku berontak siapa saja
Yang halangi aku dan remehkan aku
Apalagi si pemuda itu
Aku berontak padanya
Atas nama cinta yang ia sebut
Atas kata kasih yang ia ucap
Aku berontak bilamana ku tak suka
Aku hela semua beban yang menghimpit
Aku buang segala peraturan dalam hidupku
Aku bentangkan selebar-lebarnya sayap kemerdekaan
Aku berontak bersama gemuruh awan
Kulawan segala arus
Karena aku ingin beda dan tunjukkan
Akulah wanita pemberontak jiwa

Wanita itu Mawar

Hanya mekar sekali, tak berkali-kali
Hanya dapat diam, ketika si kumbang menyerang
Hanya bisa mempesona, tanpa terbiasa menjaga
Hanya dapat bersedih, bila nektar t'lah terhenti
Hanya akan nestapa, ketika ada luka
Hanya bisa putus asa, bila si kumbang tak kunjung jera
Hanya dapat layu, ketika waktu tak lagi berbalik
Hanya mampu menangis, bila kata t'lah habis
Hanya bisa memendam, buah pikiran yang terbeban
Hanya bisa gelisah, bila si buah hati tak kunjung tiba
Hanya mampu ini dan itu, karena wanita itu mawar
Hanya mekar sekali dengan menyilaukan mata setiap kumbang
Hanya dapat diam dan merubah semua bahasa kalbu
Hanya bisa mempesona yang dapat getarkan dunia
Hanya dapat bersedih untuk lampiaskan penyesalan diri
Hanya akan nestapa dengan 1000 luka
Hanya bisa putus asa bila t'lah tiba waktunya
Hanya akan layu bila musim telah berganti
Hanya akan menangis dalam kesedihan yang mendalam
Hanya bisa memendam agar orang lain jadi tenang
Hanya mampu gelisah karena cinta yang teramat sangat
Hanya mampu ini dan itu
Karena aku adalah wanita
Dan wanita itu mawar

Papan Catur

Papan catur retak
Bersama nama-nama bangsawan
Terlibat konspirasi terkemuka
Mengalirkan darah nestapa
Merembes darinya luka-luka kesedihan
Papan catur rusak
Tergilas roda kencana para cendekia
Bersama ringkikan kuda yang membahana
Menutup nadir-nadir kehidupan yang terbuang
Melantunkan bias huru-hara
Alam kembali mengerang
Bersama papan catur yang menyeruak
Melantunkan angin diam dan menghidupkannya
Kini kuputar lagi waktu bersama papan catur yang hilang
Lari dari arena
Terbang jauh dari kehidupan
Papan caturku rusak
Karena dia orang-orang jahannam

Entri Populer