Yelna's Hope

This website is a valuable resource that presents a wealth of professional experience and the unique point of view of Yelna Yuristiary. Yelna generously shares her insights, knowledge, and expertise, with the hope that readers can use the information to enhance their own understanding, make informed decisions, and achieve their goals.

Thursday, September 12, 2013

POPULASI DAN LINGKUNGAN KITA


Malam ini menyempatkan diri mendengarkan lagu Badarsila oleh Siti Nurhaliza. Kira-kira begini kutipannya :

“Bagaikan di lentur sutera
Mentari meminjam sinarnya
Bagaikan di suluh hatinya
Menetap di persada
Bagaikan diseru rindunya
Di awan tersembunyi wajahnya
Bagaikan dirisik malunya
Tersingkap di hamparan...”

Hmm... Entah kenapa Melayu begitu menyenangkan untuk dirasa, dihayati setiap makna dari syair-syairnya dan gurindam pada setiap bait-baitnya.
Well, dalam tulisan ini saya tidak akan membahas banyak tentang etnis Melayu yang satu ini karena saat ini (11 September 2013, pukul 21.50 WIB) kita akan berbicara tentang isu global yang melanda dunia.

Pertama, permasalahan utama yang dihadapi lingkungan saat ini bukanlah sampah, krisis air, banjir, kebakaran hujan dan segala macam jenis masalah lingkungan yang sering diheboh-hebohkan oleh media massa.

1.   In-efisiensi, merupakan masalah utama yang dapat menyebabkan kekacauan harmonisasi dari lingkungan itu sendiri karena tidak seluruh energi yang keluar dimanfaatkan dengan baik. Seperti contoh nitrogen yang diperoleh dari udara bebas merupakan asal mula kehidupan dan urat nadi kehidupan yang sangat penting. Di lingkungan, siklus nitrogen dimulai dari tumbuhan dan dilanjutkan oleh hewan (baik karnivora maupun herbivora). Pada fase –fase peralihan inilah efisiensi dari penggunaan nitrogen berkurang. Sehingga hal ini menyebabkan siklus nitrogen tidak berjalan dengan baik. In-efisiensi juga terjadi pada siklus karbon dan air. Seperti di wilayah Jakarta, siklus air yang tidak harmonis lagi menyebabkan Jakarta kekeringan di musim kemarau dan kebanjiran di musim hujan. Siklus peresapan air terganggu karena adanya penutupan terhadap sebagian besar permukaan tanah di Jakarta sehingga hal ini memperbesar koefisien run-off (limpasan hujan)
2.   Degradasi dan Akumulasi. Hal ini merupakan dua keadaan yang pasti selalu ada di kota yang belum sustain dalam mengelola lingkungan. Degradasi dan akumulasi dapat menimbulkan kekurangan di satu lokasi dan kelebihan di lokasi lainnya. Degradasi dan akumulasi disebabkan oleh rantai makanan yang terganggu dan campur tangan manusia dalam mempertahankan kebutuhannya seperti membangun bendungan sehingga menyebabkan gangguan pada imigrasi ikan-ikan di sebagian kawasan.
3.   Man made cycle.
Dalam kasus man made cycle, diketahui bahwa ciptaan manusia bukan merupakan suatu hal yang sempurna dan dapat mengganggu kestabilan lingkungan. Setiap proses alam yang terjadi sesuai hukum alam merupakan satu tindakan bagi lingkungan (bumi dan segala isinya) untuk memperbaiki dan mempertahankan dirinya. Bumi sudah cukup pintar untuk mengatur dirinya dengan fenomena-fenomena seperti perubahan iklim dan intensitas gempa yang semakin banyak dari tahun ke tahun. Sehingga man made cycle merupakan satu sumbangsih manusia untuk menambah tugas bumi dalam hal menyeimbangkan dirinya sendiri.

Berbicara masalah daya dukung lingkungan, terdapat dua hal yang sangat penting diperhatikan. Daya dukung lingkungan dipengaruhi oleh kapasitas penyediaan (supportive capacity) dan kapasitas daya tampung (assimilative capacity). Jadi, tidak masalah jika jumlah penduduk bumi meningkat sedemikian cepat menjadi 7 miliar saat ini. Hanya saja yang paling penting kita harus dapat memastikan bahwa kapasitas penyediaan bumi terkait kebutuhan kita dan kapasitas daya tampungnya masih mencukupi (berimbang).

Populasi maksimum juga dapat dirumuskan dengan :

I = P X A X T

Dimana Environmental Impact harus sama dengan hasil kali antara Populasi, Affluence dan Technology yang ada.

Entri Populer