DAKTILITAS BAHAN-BAHAN BITUMEN
(PA – 0306 – 76)
(AASHTO T – 51 – 81)
(ASTM D – 113 – 79)
I.
MAKSUD PERCOBAAN
Pemeriksaan “Daktilitas Bahan-Bahan Bitumen”
dimaksudkan untuk mengukur jarak terpanjang yang dapat ditarik antara cetakan
yang berisi bitumen keras sebelum putus, pada suhu dan kecepatan tarik
tertentu.
II.
PERALATAN
a. Cetakan daktilitas kuningan.
b. Termometer.
c. Bak perendam isi 10 liter yang
dapat menjaga suhu tertentu selama pengujian dengan ketelitian 0,1C dan benda uji dapat direndam sekurang-kurangnya 10
cm, di bawah permukaan air. Bak tersebut diperlengkapi dengan pelat dasar yang
berlubang diletakkan 5 cm dari dasar bak perendam untuk meletakkan benda uji.
d. Mesin uji dengan ketentuan sebagai
berikut :
a) Dapat menarik benda uji
b) Dapat menjaga benda uji tetap
terendam dan tidak menimbulkan getaran selama pemeriksaan
e) Methyl Alkohol Teknik dan Sodium
Klorida Teknik (jika diperlukan).
III.
BENDA UJI
a. Melapisi semua bagian dalam cetakan
daktilitas dan bagian atas pelat dasar dengan campuran glycerin dan talk.
b. Memanaskan contoh aspal kira-kira
100 gram sehingga cair dan dapat dituang. Melakukan pemanasan dengan hati-hati.
Pemanasan dilakukan dengan rentang suhu antara 80C sampai 100C (diatas titik lembek). Kemudian contoh disaring
dengan saringan nomor 50 dan setelah diaduk, dituangkan dalam cetakan.
c. Pada waktu mengisi, contoh dituangkan
hati-hati dari ujung ke ujung hingga penuh berlebihan.
d. Mendinginkan cetakan pada suhu
ruang selama 30 sampai 40 menit lalu pindahkan seluruhnya ke dalam bak perendam
yang telah disiapkan pada suhu pemeriksaan (sesuai dengan spesifikasi) selama
30 menit, kemudian ratakan contoh yang berkelebihan dengan pisau atau spatula
yang panas sehingga cetakan terisi penuh dan rata.
IV.
PROSEDUR
a.
Benda uji didiamkan pada suhu 25C dalam bak perendam selama
85 sampai 95 menit, kemudian melepaskan benda uji dari pelat dasar dan
sisi-sisi cetakannya.
b.
Memasang benda uji pada alat mesin uji dan menarik
benda uji secara teratur dengan kecepatan 5 cm/menit, sampai benda uji putus.
Perbedaan kecepatan lebih kurang 5% masih diizinkan. Membaca jarak antara
pemegang cetakan, pada saat benda uji putus (dalam cm). Selama percobaan
berlangsung benda uji selalu terendam sekurang-kurangnya 2,5 cm di bawah
permukaan air dan suhu dipertahankan tetap (250,5)C.
V.
DATA PENGAMATAN DAN PENGOLAHAN DATA
Data Pengamatan
Dari hasil percobaan diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 1. Data Hasil Praktikum
Waktu (menit)
|
Jarak (cm)
|
1
|
4,4
|
2
|
9,5
|
3
|
14,4
|
4
|
19,4
|
5
|
24,4
|
6
|
29,6
|
7
|
34,6
|
8
|
39,2
|
9
|
44
|
10
|
49,2
|
11
|
54,2
|
12
|
59,4
|
13
|
64,6
|
14
|
69,6
|
15
|
74,8
|
16
|
80
|
17
|
85,1
|
18
|
90,4
|
19
|
95,6
|
20
|
101
|
Pengolahan Data
Tabel 2. Pengolahan Data Daktilitas
Waktu (menit)
|
Jarak (cm)
|
Selisih panjang (cm)
|
1
|
4.4
|
0
|
2
|
9.5
|
5.1
|
3
|
14.4
|
4.9
|
4
|
19.4
|
5
|
5
|
24.4
|
5
|
6
|
29.6
|
5.2
|
7
|
34.6
|
5
|
8
|
39.2
|
4.6
|
9
|
44
|
4.8
|
10
|
49.2
|
5.2
|
11
|
54.2
|
5
|
12
|
59.4
|
5.2
|
13
|
64.6
|
5.2
|
14
|
69.6
|
5
|
15
|
74.8
|
5.2
|
16
|
80
|
5.2
|
17
|
85.1
|
5.1
|
18
|
90.4
|
5.3
|
19
|
95.6
|
5.2
|
20
|
101
|
5.4
|
Jumlah
|
96.6
|
|
Rata-rata
|
5.084211
|
VI.
ANALISA
a)
Analisa Percobaan
Percobaan yang berjudul
Daktilitas Bahan-Bahan Bitumen biasanya dilakukan dengan maksud untuk mengukur
jarak terpanjang yang dapat ditarik antara cetakan yang berisi bitumen keras
sebelum putus. Dalam percobaan ini, hal yang pertama dilakukan adalah memanaskan
benda uji (aspal) sampai cair. Setelah mencair, benda uji kemudian dimasukkan
ke dalam cetakan yang sebelumnya telah
diolesi dengan glycerin dan talk. Hal ini dilakukan agar benda uji
tidak rusak/melekat di cetakan ketika dilepaskan dari cetakan. Proses penuangan
benda uji cair dilaksanakan secara cermat dan hati-hati agar benda uji yang ada
di cetakan penuh sempurna. Setelah benda uji dimasukkan, praktikan menunggu
30-40 menit agar benda uji tercetak sempurna dan cukup padat. Setelah benda uji
tercetak, benda uji yang telah cukup padat dimasukkan ke dalam wadah yang
berisi air. Air yang ada di dalam wadah dikondisikan sedemikian rupa dengan
menggunakan es batu agar suhunya tetap 25C (suhu ruangan).
Perendaman benda uji di
dalam air dilakukan selama 85 hingga 95 menit. Namun pada percobaan ini
praktikan hanya melakukan perendaman selama 30 menit karena benda uji yang akan
dicoba adalah aspal yang sudah dingin (bukan hot mix). Kemudian, setelah 30 menit praktikan memindahkan wadah
perendam ke dekat alat uji daktilitas agar suhu benda uji (suhu kamar) tidak
berubah ketika dipasangkan dengan alat uji daktilitas.
Pengujian daktilitas
dibantu oleh laboran yang memasang dan menghidupkan alat. Proses pengujian
dilakukan dengan kecepatan penarikan benda uji sebesar 5 cm/menit. Praktikan
membaca kenaikan jarak antara pemegang cetakan dan memerhatikan kapan benda uji
akan putus. Pembacaan dilakukan setiap satu menit sekali. Namun, ketika sudah menit
ke-20, benda uji masih saja belum putus padahal jarak antara pemegang sudah
mencapai 100 cm sehingga proses penarikan dihentikan. Perlu diingat bahwa
selama percobaan berlangsung benda uji senantiasa terendam sekurang-kurangnya
2,5 cm di air dan suhu tetap dipertahankan tetap (250,5)C. Perendaman benda uji
ketika ditarik dilakukan agar benda uji tidak terkena lantai alat daktilitas
sehingga menyebabkan gesekan dan memengaruhi hasil penarikan benda uji.
b)
Analisa Hasil
Pengujian daktilitas
merupakan salah satu jenis uji material yang akan digunakan dalam proses perkerasan
jalan. Dalam praktikum ini, benda yang diuji daktilitasnya adalah aspal.
Pengujian dilakukan dengan menarik benda uji di mesin daktilitas dengan
kecepatan 5 cm/menit. Dari percobaan ini diperoleh hasil pertambahan panjang
benda uji per-menit dimana hingga menit ke-20 benda uji masih belum putus. Dari
tabel 2 terlihat bahwa perpanjangan benda uji terjadi hampir linier dengan
rata-rata penambahan panjang sebesar 5,08 cm. Sehingga berdasarkan tabel
standar aspal Bina Marga tahun 1983 disimpulkan bahwa aspal bermutu baik (dalam
hal ini jenis aspal adalah pen 60/70). Setelah menit ke-20, panjang benda uji
yang ditarik sudah mencapai 101 cm dan percobaan dihentikan.
Aspal dengan daktilitas
yang baik maka aspal lebih fleksibel dan baik digunakan untuk di lapangan.
Dengan standar penarikan yaitu 5 cm/menit dan hasil rata-rata penarikan yaitu
5,08 cm/menit dapat disimpulkan aspal memiliki mutu yang baik. Berikut adalah
standar pemeriksaan aspal berdasarkan Bina Marga tahun 1983.
c)
Analisa Kesalahan
Kesalahan yang terjadi
dalam percobaan ini diperkirakan sebagai berikut :
a. Suhu saat perendaman tidak tepat
pada angka 25C sehingga sifat daktilitas benda uji
terpengaruh oleh suhu di bawah suhu ruangan atau di atas suhu ruangan.
b.Kesalahan pembacaan pertambahan
panjang benda uji pada alat daktilitas sehingga angka yang diperoleh tidak
akurat.
c. Kurang akuratnya waktu pembacaan
sehingga terjadi keterlambatan atau percepatan membaca angka pertambahan
panjang benda uji.
Dari beberapa kesalahan di
atas dapat menyebabkan ketidakakuratan hasil yang diperoleh dan kesalahan
kesimpulan mutu dari benda uji.
VII.
KESIMPULAN
Dari percobaan daktilitas bahan
bitumen ini diketahui beberapa hal yaitu :
a. Kemampuan tarik dari bahan-bahan
bitumen pada kondisi tertentu.
b.Mutu dari benda uji.
c. Benda uji memiliki mutu yang baik karena tidak
putus walaupun sudah mencapai panjang lebih dari 100 cm.
REFERENSI :
·
Pedoman
Praktikum Pemeriksaan Bahan Perkerasan Jalan. 2012. Laboratorium Struktur dan
Material Departemen Teknik Sipil Universitas Indonesia.