Yelna's Hope

This website is a valuable resource that presents a wealth of professional experience and the unique point of view of Yelna Yuristiary. Yelna generously shares her insights, knowledge, and expertise, with the hope that readers can use the information to enhance their own understanding, make informed decisions, and achieve their goals.

Sunday, December 19, 2021

PERJALANAN KE MADAGASCAR

Halo semua pengunjung blog aku.

Sudah lama aku nggak sempat ngisi blog ini lagi akibat kesibukan yang super duper banyak. Sebenarnya aku punya beberapa waktu luang sebelumnya tapi biasa-lah anak malas pasti lebih milih rebahan dan scroll tiktok sampai berjam-jam. Jadi di postingan ini aku mau cerita ke teman-teman semua tentang pengalaman aku pertama kali sampai di Madagascar.

Sebelum sampai di Madagascar, sebelumnya aku udah research sedikit tentang negara ini. Percaya atau nggak, aku juga sempat cari tahu lokasi McD dan KFC di negara ini. Alhasil, di kota yang aku tuju (Toamasina), KFC dan McD hasilnya nihil. Kosong melompong.

Jadi, perjalanan aku ke tempat aku kerja sebenarnya adalah perjalanan panjang. Bayangin aja aku harus terbang dari Jakarta ke Doha sekitar 8 jam, trus Doha ke Paris sekitar 7 jam dan Paris ke Antananarivo (ibukotanya Madagascar) itu 12 jam. Totalnya aja itu udah 2 jam di pesawat doang, belum termasuk transit. 

Walaupun waktu itu pesawat yang di sediakan dari perusahaan kelas bisnis, tapi baru kali itu aku merasakan muak di dalam pesawat. Karena biasanya penerbangan aku yang paling jauh itu total-totalnya cuma sekitar 16 jam yang terbagi ke dalam 2 penerbangan. 

Pertama kali sampai di Antananarivo aku merasakan kota ini ketinggalan jauh dari Jakarta. Mulai dari bangunan tinggi sampai fasilitas yang ada di kotanya. Entah kenapa aku merasa berada di era 1970-an seperti di dalam foto-foto kota tua Jakarta yang pernah aku lihat.

Perjalanan ke Toamasina itu sekitar 10 jam dari ibukota melewati jalur darat. Karena jalannya yang nggak semulus muka cewek yang suka perawatan, alhasil kalian harus sedia ANTIMO untuk di perjalanan. Karena pas aku pertama naik mobil ke Toamasina dari Antananarivo itu aku merasakan mual yang teramat sangat. Setelah itu, di sepanjang perjalanan aku banyak lihat pasar-pasar tradisional. Sepertinya di negara ini mall itu cuma 1 atau 2 doang. Selebihnya hanya pasar tradisional.

Di kota Toamasina, aku pun cukup takjub karena di sini hanya ada sekitar  supermarket besar (Leader Price, Shoprite dan Score). Aku masih berharap di kota ini ada mall untuk tempat nongki-nongki, tapi ternyata pasar tradisional Bazaar Kelly adalah pusat perbelanjaan terlengkap di kota ini. Lampu kelap kelip di tengah malam pun jangan di tanya. Karena kalau di malam hari, tidak banyak lampu jalan yang akan hidup. 

Pernah suatu ketika, aku dan salah satu rekan kerja Indonesia mau ke restoran tempat Duta Besar Indonesia yang di Madagascar akan datang. Jadi kami di undang oleh Pak Dubes untuk makan malam. Kami pun naik tuk-tuk (kalau di Indonesia ini bentuknya semacam bajaj). Di perjalanan aku lihat rumah-rumah warga lokal Madagascar banyak yang tidak punya lampu. Kalaupun ada, itu hanya satu atau dua. Gelap dan hening sampai aku nyeletuk ke rekan kerja ku tersebut "Pak, nampaknya di negara ini kehidupan itu hanya sebatas makan untuk esok ya. Mereka hidupnya santai". 

Itulah yang aku rasakan di negara ini. Aku juga pernah berkunjung ke salah satu desa tradisional mereka, dan aku benar-benar merasa kalau kehidupan bagi mereka hanya sekadar makan dan berkembang biak saja. Kehidupan yang sangat sederhana dan terkadang aku juga berpikir kalau masyarakat kita seperti yang di kota-kota besar malah tidak menyadari filosofi hidup yang sebenarnya.

Di kota ini, aku merasakan betul kalau kehidupan adalah berjalan bersama dengan orang yang kita sayangi, menghabiskan hari libur bersama, bekerja sekadarnya untuk hidup dan tidak memusingkan hal-hal di masa depan yang juga masih belum pasti terjadi.

Di satu sisi aku senang berada di sini, namun di sisi lain aku juga rindu suasana hiruk pikuk Indonesia yang serba cepat. Bayangkan saja kalau kalian pesan makanan di restauran di sini, kalian bisa menunggu sampai 2 jam hanya untuk makan nasi goreng. Sangat berbeda ceritanya di tempat abang-abang nasi goreng di Indonesia, paling lama 1 menit sudah jadi.

Dari pengalaman ini aku tau semakin banyak kita berjalan dan melihat sisi lain dunia, kita akan melihat sesuatu dari point yang berbeda.

 


Toamasina, 19 December 2021

Di sore hari di musim panas di kota ini. Jam 6 kali ini masih terang.

Entri Populer