Seiring
berjalannya waktu dan pertumbuhan populasi manusia, terjadi pula
perubahan-perubahan ekonomi dan kebutuhan akan listrik dan energi di berbagai
daerah. Perlu adanya kesadaran berbagai pihak untuk terus bergiat dalam
pelestarian lingkungan dan efektifitas penggunaan energi tanpa perlu adanya
suatu perjanjian yang mengikat. Salah satu negara yang telah melakukan suatu
terobosan dalam hal penerapan energi terbarukan listrik adalah Selandia Baru
yang akan meningkatkan output listrik mereka sebanyak 70% dimana 90%
diantaranya akan dihasilkan dari air dan panas bumi (rencana hingga tahun
2025). Selain meningkatkan efisiensi energi terbarukan, negara ini juga akan
mengurangi emisi karbon dari kendaraan bermotor dan memperluas hutan.
Percepatan
perubahan lingkungan menjadikan berbagai hal yang awalnya tidak mungkin terjadi
secara cepat. Mencairnya gletser di Himalaya, kenaikan permukaan laut dan
perubahan iklim yang signifikan menjadikan penting untuk diadakannya suatu
perubahan besar untuk mereduksi percepatan perubahan lingkungan. Salah satu
kunci untuk menstimulasi pergerakan perubahan lingkungan adalah dengan
menerapkan pajak dalam hal perlindungan lingkungan. Seperti contoh sebuah
perusahaan kertas wajib mengeluarkan sejumlah dana yang akan dijadikan sumber
untuk program CSR dan perbaikan perlindungan lingkungan. Saat ini negara-negara
di dunia telah melakukan suatu upaya untuk mereduksi emisi karbonnya.
Perusahaan-perusahaan wajib membayar sejumlah dana yang setara dengan emisi
karbon yang ia hasilkan di sebuah negara. Selain itu, beberapa perusahaan
seperti perusahaan rokok wajib menyediakan sejumlah dana yang nantinya akan
dimanfaatkan untuk segala dampak kesehatan yang ditimbulkan oleh rokok yang
dihasilkan (biaya kesehatan).
Di beberapa negara saat
ini telah terjadi kenaikan pajak bensin sehingga harga bahan bakar melonjak
naik. Hal ini menyebabkan konsumsi bensin tidak sebanyak biasanya dan juga
adanya reduksi penggunaan mobil di sejumlah negara. Kenaikan pajak tidak hanya
sebatas kenaikan pajak bensin, akan tetapi juga pajak kendaraan bermotor dan di
beberapa negara juga ada pajak jalannya sebuah kendaraan. Program ini sangat
cocok untuk mengurangi laju penggunaan kendaraan pribadi di suatu daerah. Namun,
ada juga beberapa negara yang malah mensubsidi segala kegiatan yang dapat
merusak lingkungannya sendiri. Seperti di Indonesia, pemerintah melakukan
subsidi BBM sehingga menurut suatu survey yang dilaksanakan diperoleh data
bahwa jumlah pengendara kendaraan bermotor di Indonesia meningkat secara
signifikan. Hal ini tentu saja berdampak besar pada emisi karbon dan laju
penggunaan energi yang diperlukan. Setiap tahun pembayar pajak di dunia
menyediakan sekitar $ 700 miliar dari subsidi untuk kegiatan yang merusak
lingkungan,
seperti pembakaran bahan bakar fosil termasuk penebangan habis hutan, dan penangkapan ikan berlebihan.
seperti pembakaran bahan bakar fosil termasuk penebangan habis hutan, dan penangkapan ikan berlebihan.
Dalam chapter ini
diceritakan bahwa lingkungan dan ekonomi memiliki hubungan yang saling terkait karena
kebijakan lingkungan suatu daerah dapat memengaruhi keadaan ekonomi, begitu
pula sebaliknya. Seperti contoh saat ini sudah ada program yang dinamakan
REDD++ yang mana dalam program ini setiap negara wajib mengeluarkan dana ganti
rugi atas emisi karbon yang dia keluarkan. Nantinya dana ini akan digunakan
untuk reboisasi hutan, perbaikan lingkungan di sejumlah daerah yang
memungkinkan sehingga perubahan iklim dunia tidak terlalu signifikan. Beberapa
kebijakan ekonomi terkait deforestasi dan penggunaan lahan juga telah
diterapkan di beberapa kawasan untuk membatasi jumlah penggunaan lahan dan
ruang terbuka hijau.
Hanya saja, saat ini
negara-negara yang berkembang justru mendapatkan tekanan dari negara maju dalam
hal mengurangi emisi karbon yang dihasilkannya karena adanya perubahan fisik
lingkungan yang sudah terlangsung terjadi di sebuah negara maju. Negara-negara
maju saat ini justru menjadi penyumbang terbesar emisi karbon dunia sehingga
mereka meningkatkan kewajiban negara berkembang untuk melakukan perbaikan hutan
dan lingkungan sekitar. Selain itu, adanya ekonomi dan pasar global telah
menjadikan warga dunia semakin terperosok dan memiliki perilaku konsumtif.
Namun perilaku ini dapat dibatasi dengan adanya kebijakan pajak pada hal-hal
yang dapat merusak lingkungan. Kebijakan subsidi merupakan suatu hal yang
signifikan untuk diterapkan di beberapa negara untuk membatasi penggunaan bahan
bakar dan gas serta konsumsi kendaraan pada suatu wilayah. Dari reduksi bahan
bakar dan gas ini juga diperoleh suatu keuntungan yakni berkurangnya jumlah
polusi udara yang terjadi pada suatu kawasan. Tingkat polusi pada suatu daerah
berbanding lurus dengan tingkat kesehatan penduduk sekitar sehingga semakin
berimbang dan harmonisnya lingkungan maka secara tidak langsung hal itu akan
menjadikan kesehatan dan perekonomian warga sekitar menjadi lebih baik. Tidak
dapat dipungkiri bahwa ekonomi dan lingkungan saling terkait sehingga perlu
adanya permodelan sistem yang baik untuk mendukung keserasian antara lingkungan
dan ekonomi suatu daerah. Dengan adanya kolaborasi sistem yang baik maka
percepatan pembangunan yang berkelanjutan dapat terlaksana dengan baik.***