Perkembangan populasi memicu kepadatan
suatu kota. Banyak kota di dunia yang memiliki densitas populasi yang sangat
padat seperti New York, Calcuta, Mumbay, Tokyo dan Jakarta. Kepadatan penduduk
yang sedemikian rupa tidak diimbangi dengan desain kota yang mumpuni. Masih
banyak kota yang dirancang dengan pendekatan ‘kota untuk mobil’, atau
perancangan kota lebih didasarkan pada jaringan transportasi yang ada.
Beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam perancangan kota untuk manusia, adalah :
1. Re-desain Transportasi Publik
Penalosa,
merupakan salah satu kota yang berhasil menerapkan konsep perancangan kota
untuk manusia. Kota ini memiliki fasilitas untuk pejalan kaki dan trayek sepeda
yang baik. Kota ini juga memberikan ruang publik untuk anak-anak. Sarana
transportasi umum seperti kereta dan bus di kota ini dirancang secara
terintegrasi untuk mereduksi penggunaan kendaraan pribadi. Selain Penalosa juga
ada kota Curitiba dan Bogota yang berhasil dengan Bus Rapid Transit (BRT)-nya.
Bogota adalah salah satu kota yang mampu mengembangkan sarana transportasi umum
bus untuk kepentingan publik sehingga polusi udara di perkotaan berkurang.
Kemudian ada juga Singapore yang telah menetapkan kebijakan charge untuk setiap
mobil yang memasuki sebuah kota sehingga orang akan berpikir dengan bijak
apakah mereka perlu membawa kendaraan pribadinya.
2. Reduksi Penggunaan Air
Reduksi
penggunaan air juga merupakan salah satu cara pendukung dalam perancangan
desain suatu kota. Maksud dari reduksi penggunaan air di sini bukan hanya
sebatas penggunaan air secara volume saja. Akan tetapi untuk merancang kota
untuk manusia diperlukan sistem sanitasi dan drainase yang baik. Selain itu perlindungan
sumber air dari pencemar juga menjadi sisi yang harus dipikirkan dalam
merancang sebuah kota modern yang berbasis lingkungan. Sistem sanitasi yang
buruk akan menimbulkan adanya pencemaran patogen berbahaya dan penyebaran
bakteri dan virus yang dapat mengganggu kesehatan populasi di suatu daerah. Saat
ini beberapa kota sudah menerapkan penggunaan feses, urine dan limbah organik
lainnya menjadi kompos. Penggunaan air pada suatu pemukiman juga semakin
mengalami efisiensi karena saat ini air telah menjadi komoditas yang sangat
penting. Penggunaan air untuk flushing dan mencuci mengalami efisiensi. Selain
itu industri saat ini tidak dapat membuang limbah cairnya sembarangan sehingga
hal ini juga turut mereduksi pencemaran air di suatu kota atau pemukiman.
3. Berkebun di Kota
Kegiatan
bercocok tanam atau berkebun di kota merupakan salah satu solusi untuk
mengurangi konsumsi bahan bakar untuk transportasi pangan. Beberapa negara di
Eropa telah menerapkan pola bercocok tanam di perkotaan sehingga banyak daerah
yang mampu memenuhi beberapa komoditas pangan mereka. Selain di Eropa, di
Jepang orang-orang kerap bercocok tanam di pekarangan rumah mereka seperti
menanam tomat, sayuran, bawang dan sebagainya. Perilaku ini tentu saja dapat
mengurangi volume impor beberapa komoditas ini sehingga secara tidak langsung
akan terjadi reduksi bahan bakar untuk transportasi.
Selain tiga hal di atas, proses
pembangunan suatu kota untuk peradaban manusia harus diimbangi dengan kegiatan
percepatan pertumbuhan kesetaraan taraf hidup. Hal ini sangat berperan penting
untuk menciptakan suatu kota yang tenang dan nyaman. Di beberapa daerah, ada
program pemerintah yang berfungsi untuk memberikan tempat tinggal kepada
orang-orang yang tidak mampu memiliki tanah. Kesetaraan layanan publik kepada
setiap orang merupakan salah satu kunci kemajuan pembangunan kota
berkelanjutan. Dalam tahap pembangunan kota untuk manusia juga dirancang sistem
yang memasyarakatkan manusia dan memanusiakan manusia. Pembangunan fasilitas
publik (transportasi umum) yang memadai diharapkan mampu menjadi jawaban dalam
pembangunan suatu kota.***