Hai readers...
Bagi para warga kota Batam, pastinya kita sudah sering melihat berbagai aktivitas pekerjaan pelebaran jalan di kota ini. Saat ini hampir di setiap sudut kota Batam kita lihat adanya pelebaran jalan, baik itu di pusat kota maupun di pinggiran kota Batam. Pelebaran jalan yang ada di Batam tentunya merupakan tanda positif terhadap perkembangan kota Batam. Hal ini juga menandakan adanya surplus dari pembangunan daerah dari tahun ke tahun.
Namun apakah kalian menyadari bahwa pelebaran jalan yang ada di Batam sebenarnya bukan solusi dari masalah kemacetan yang terjadi di kota ini. Secara kasat mata, pembangunan pelebaran jalan pasti membawa dampak yang positif. Hanya saja di sisi lain kegiatan ini dapat menimbulkan masalah baru bagi kota yang terletak di sebuah pulau di Kepulauan Riau ini. Jika kalian lihat dari arah simpang jam menuju Ocarina, kita pasti sudah tahu bahwa ada pelebaran jalan gila-gilaan di kawasan ini.
Tapi kita perlu mewaspadai fenomena yang akan timbul dari super lebarnya jalan di Batam. Masyarakat pasti akan lebih berbondong-bondong membeli kendaraan roda 4. Bisa jadi di sebuah rumah yang dihuni oleh 4-5 orang, setiap orang akan memiliki mobilnya masing-masing. Masyarakat lambat laun akan berkembang dan pertambahan jumlah penduduk akan semakin meningkat dari tahun ke tahun. Belum lagi pendatang dari provinsi atau kota lain yang akan mencoba peruntungan nasibnya di Batam, akan menambah sesak jumlah masyarakat Batam. Belum lagi setiap orang yang menghuni Batam, secara perlahan akan memiliki kendaraannya masing-masing. Jadi kalian bisa bayangkan, bukan tidak mungkin kota kecil ini akan collaps oleh kemacetan dan polusi di sana sini. Jalan-jalan yang saat ini dibangun dengan lebar, suatu hari akan menjadi jalan yang dipenuhi kendaraan pribadi di setiap sisinya.
Kemacetan ibarat seperti orang yang mengalami obesitas. Biasanya seseorang yang obesitas akan terus mencari ukuran baju yang semakin besar dan besar setiap harinya secara perlahan. Kegiatan pelebaran jalan di berbagai sisi yang gila-gilaan ini dapat menimbulkan dampak kemacetan di masa yang akan datang jika kita tidak memberi solusi alternatif untuk menunjang transportasi warga Batam sendiri. Meskipun saat ini sudah ada beberapa bus angkutan publik di Batam, namun animo masyarakat untuk menggunakan bus ini sangat minim. Perlu adanya peran pemerintah yang lebih kreatif dalam menyediakan sistem transportasi publik yang tepat waktu, aman, nyaman dan dipercaya oleh masyarakat ramai. Tentu saja dengan biaya yang sekecil mungkin dibandingkan dengan penggunaan kendaraan pribadi.
Jika saja pemerintah kota Batam dapat mewujudkan hal ini, pastinya Batam akan menjadi sebuah kota yang sangat liveable bagi warganya. Apalagi jika ditunjang dengan fasilitas air bersih dan listrik yang memadai, bukan tidak mungkin Batam dapat menyaingi Singapura dalam berbagai segi.
Batam, 24 Agustus 2019
Keep sharing what you think about your surroundings.
Bagi para warga kota Batam, pastinya kita sudah sering melihat berbagai aktivitas pekerjaan pelebaran jalan di kota ini. Saat ini hampir di setiap sudut kota Batam kita lihat adanya pelebaran jalan, baik itu di pusat kota maupun di pinggiran kota Batam. Pelebaran jalan yang ada di Batam tentunya merupakan tanda positif terhadap perkembangan kota Batam. Hal ini juga menandakan adanya surplus dari pembangunan daerah dari tahun ke tahun.
Namun apakah kalian menyadari bahwa pelebaran jalan yang ada di Batam sebenarnya bukan solusi dari masalah kemacetan yang terjadi di kota ini. Secara kasat mata, pembangunan pelebaran jalan pasti membawa dampak yang positif. Hanya saja di sisi lain kegiatan ini dapat menimbulkan masalah baru bagi kota yang terletak di sebuah pulau di Kepulauan Riau ini. Jika kalian lihat dari arah simpang jam menuju Ocarina, kita pasti sudah tahu bahwa ada pelebaran jalan gila-gilaan di kawasan ini.
Tapi kita perlu mewaspadai fenomena yang akan timbul dari super lebarnya jalan di Batam. Masyarakat pasti akan lebih berbondong-bondong membeli kendaraan roda 4. Bisa jadi di sebuah rumah yang dihuni oleh 4-5 orang, setiap orang akan memiliki mobilnya masing-masing. Masyarakat lambat laun akan berkembang dan pertambahan jumlah penduduk akan semakin meningkat dari tahun ke tahun. Belum lagi pendatang dari provinsi atau kota lain yang akan mencoba peruntungan nasibnya di Batam, akan menambah sesak jumlah masyarakat Batam. Belum lagi setiap orang yang menghuni Batam, secara perlahan akan memiliki kendaraannya masing-masing. Jadi kalian bisa bayangkan, bukan tidak mungkin kota kecil ini akan collaps oleh kemacetan dan polusi di sana sini. Jalan-jalan yang saat ini dibangun dengan lebar, suatu hari akan menjadi jalan yang dipenuhi kendaraan pribadi di setiap sisinya.
Kemacetan ibarat seperti orang yang mengalami obesitas. Biasanya seseorang yang obesitas akan terus mencari ukuran baju yang semakin besar dan besar setiap harinya secara perlahan. Kegiatan pelebaran jalan di berbagai sisi yang gila-gilaan ini dapat menimbulkan dampak kemacetan di masa yang akan datang jika kita tidak memberi solusi alternatif untuk menunjang transportasi warga Batam sendiri. Meskipun saat ini sudah ada beberapa bus angkutan publik di Batam, namun animo masyarakat untuk menggunakan bus ini sangat minim. Perlu adanya peran pemerintah yang lebih kreatif dalam menyediakan sistem transportasi publik yang tepat waktu, aman, nyaman dan dipercaya oleh masyarakat ramai. Tentu saja dengan biaya yang sekecil mungkin dibandingkan dengan penggunaan kendaraan pribadi.
Jika saja pemerintah kota Batam dapat mewujudkan hal ini, pastinya Batam akan menjadi sebuah kota yang sangat liveable bagi warganya. Apalagi jika ditunjang dengan fasilitas air bersih dan listrik yang memadai, bukan tidak mungkin Batam dapat menyaingi Singapura dalam berbagai segi.
Source : www.wartakepri.co.id
Batam, 24 Agustus 2019
Keep sharing what you think about your surroundings.
No comments:
Post a Comment