Yelna's Hope

This website is a valuable resource that presents a wealth of professional experience and the unique point of view of Yelna Yuristiary. Yelna generously shares her insights, knowledge, and expertise, with the hope that readers can use the information to enhance their own understanding, make informed decisions, and achieve their goals.

Friday, May 09, 2014

Petikan Novel 'Salo Rangeng'

Berikut sepenggal kutipan novel Salo Rangeng...



Di era 21, setiap orang hidup berbahagia dengan teknologi temuannya. Era ini dapat dikatakan era keemasan kehidupan manusia. Selain itu pada era ini masyarakat tidak lagi memikirkan pangan, energi dan air yang akan mereka gunakan. Kebutuhan sangat melimpah ruah di abad ini, tidak terbantahkan lagi karena perputaran produksi buah dan sayur meningkat pesat dan banyak dari sumber makanan ini yang tidak habis dikonsumsi oleh penduduk dunia. Di era 21 perkembangan melaju dengan segala jenis konsep bangunan multifungsi, apartemen terbang, penemuan vaksin beberapa penyakit yang kronis dan masih banyak lagi yang lainnya. Populasi penduduk pada era ini mencapai sekitar 20 milyar jiwa dengan tingkat kepadatan peenduduk tertinggi yaitu di negeri China. Di era ini juga muncul banyak penemu-penemu ilmu rekayasa baik di bidang desain, genetika, biologi, antariksa, psikologi dan banyak lagi yang lainnya. Era ini dinamakan era pintar oleh penduduk bumi. Setiap manusia memiliki dunianya sendiri. Mereka bebas untuk melakukan apa saja di dunia mereka tersebut.
Keegoisan manusia mulai melanda manusia di era 22. Tepatnya di tahun 2280 terjadi krisis besar yang menghancurkan sebagian populasi bumi di wilayah barat. Terjadi krisis energi yang semakin besar. Energi pada masa itu menjadi sangat langka dan merupakan alat tukar antar sesama manusia. Pada awalnya krisis energi dimulai dengan tergantikannya sumber energi fosil di belahan bumi barat. Pada masa itu, pasokan bahan bakar setiap negara tidak lagi disimpan di dalam tanah karena adanya rasa tidak nyaman antar negara-negara ini. Mulailah muncul pertikaian hingga terjadi pemusnahan bahan bakar fosil di Sao Paulo. Pemusnahan ini memicu perang krisis energi antar negara satu dengan negara lain. Di masa itu terjadi kelangkaan yang demikian besar sehingga satu-satunya negara yang bertahan atas krisis ini adalah negara-negara yang terletak di jalur cincin api, kepulauan, daerah yang sering diserang badai dan topan serta daerah dengan suhu tertinggi di dunia. Daerah-daerah inilah yang mampu bertahan dari serangan krisis ini.
Di lain sisi, krisis energi yang terjadi memicu ilmuwan untuk segera menemukan berbagai material yang dapat mensubstitusi fungsi dari bahan bakar fosil. Berbagai penelitian dilakukan di setiap institusi pendidikan hingga ditemukan material Mrya. Keunggulan dari material Mrya ini adalah fungsinya sebagai pengganti bahan bakar fosil dan pengatur suhu dari pembakaran. Dengan menggunakan material ini setiap proses pembakaran secara langsung akan menjadi efisien sehingga penggunaan energi alternatif tidak lagi menjadi harapan utama bagi penduduk dunia. Ayah Salo bercerita,
“Tahukah kamu anakku, Salo. Zaman di mana bumi ini sudah berubah bentuk namun tetap berputar pada porosnya yang sedikit bergeser karena kelalaian manusia, ketika itu terjadi tiga krisis besar yang kita hadapi. Pertama krisis energi, disusul oleh krisis pangan dan terakhir krisis air. Krisis energi bukanlah yang terburuk dari musibah yang terjadi karena selayaknya energi di dunia ini tidak akan pernah hilang. Seperti kata seorang penemu di abad 19, Einstein, energi tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan, namun energi dapat berubah bentuk. Ketika energi fosil mulai menghilang, kita hanya perlu mencari reinkarnasi dari energi-energi yang sebelumnya pernah ada. Tidak sulit di masa itu bagi ilmuwan di muka bumi ini. Mereka sangat cerdas hingga dapat menjadikan gerakan kedipan mata mereka menjadi energi listrik”.
 

No comments:

Post a Comment

Entri Populer