Yelna's Hope

This website is a valuable resource that presents a wealth of professional experience and the unique point of view of Yelna Yuristiary. Yelna generously shares her insights, knowledge, and expertise, with the hope that readers can use the information to enhance their own understanding, make informed decisions, and achieve their goals.
Showing posts with label PENGALAMAN. Show all posts
Showing posts with label PENGALAMAN. Show all posts

Monday, May 19, 2014

MELANCONG KE BUKIT BATU, KEMBALI KE TEMPO DULU

Bertolak dari Pulau Bengkalis (Kepulauan Riau), sejauh mata memandang, satu hal yang dapat kita lihat adalah kumpulan daratan yang membentuk pulau-pulau kecil dan jika kita terus menyapukan pandangan hingga ke sebelah barat, pasti akan kita temukan daerah yang dinamakan Bukit Batu. Penamaan daerah ini bukan berasal dari kondisi tanahnya yang berbatu atau asal usul sejarah yang ada di dalamnya. Nama Bukit Batu sudah ada sejak dulu, sebelum kedatangan bangsa Portugis ke Malaka. Bukit Batu sendiri merupakan salah satu desa yang ada di kecamatan Sungai Pakning, Bengkalis (Riau). Jika dianalisis dengan menggunakan parameter modern, Bukit Batu termasuk daerah yang sangat tertinggal karena hingga saat ini sarana listrik belum memasuki desa kecil yang terletak tepat di muara Sungai Siak ini.
Namun, bukan Melayu namanya jika penduduknya hanya akan berduka. Desa Bukit Batu ini dihuni oleh sejumlah penduduk yang sangat bersahaja dan bersyukur dengan segala yang ada. Jika dicermati lebih dalam, tentunya desa ini dapat menjadi salah satu tujuan wisata tempo dulu bagi ‘orang-orang modern’ yang mayoritas mendapatkan segalanya, di kota.
Alam Bukit Batu begitu beragam dan penuh kejutan di setiap sisi desanya. Desa Bukit Batu terbagi menjadi dua, yakni Bukit Batu darat dan Bukit Batu laut. Tepat di tengah-tengah desa ini terbentang jalan lintas Dumai-Pekanbaru yang biasanya dilintasi truk-truk pengangkut hasil bumi. Wilayah Bukit Batu darat terletak di sebelah barat jalan raya tersebut, sebaliknya wilayah Bukit Batu laut terletak di sebelah timurnya. Bukit Batu saat ini belum terlalu di kenal sebagai tempat pariwisata resmi daerah Riau, namun alam dan kondisi wilayahnya menunjang daerah ini menjadi tempat wisata tempo dulu karena bangunan, tradisi hingga kebiasaan masyarakatnya masih menganut pola-pola tradisional Melayu Riau. Di desa ini sebenarnya ditemukan cukup banyak peninggalan sejarah Melayu Riau, mulai dari rumah panggung Datuk Laksmana, yaitu seorang pelaut dan pemimpin yang sangat ahli dalam bidang pelayaran di masa lalu, kelenteng Cina sebagai bukti bahwa di daerah ini banyak dihuni masyarakat Tionghoa hingga kerajinan tenun khas Melayu Riau. Jika kita sempat berkunjung ke Riau, tentunya kita harus mengunjungi daerah Bukit Batu dan sebaiknya menetap selama tiga hari hingga satu minggu lamanya agar dapat menikmati segala panorama alam dan tradisi masyarakat lokal di sana.
Di desa Bukit Batu terdapat tiga pantai besar yang terkenal karena masih alami. Salah satu pantai yang sangat memesona kalangan wisatawan adalah pantai Tenggayun yang berjarak sekitar 15 menit perjalanan dari pusat desa. Di pantai Tenggayun kita akan menemukan pemandangan yang sangat memukau, khususnya jika kita berkunjung di kala senja tiba. Dari pantai ini kita dapat menikmati matahari tenggelam di cakrawala. Tepat di bibir pantai kita akan menemukan hutan bakau yang masih alami, terdapat satu dua batang pohon bakau yang sudah tidak berdaun dan sangat cocok dijadikan objek fotografi. Tidak jauh dari pantai Tenggayun, kita dapat mengunjungi pusat pembuatan kerupuk ikan yang merupakan salah satu oleh-oleh khas Bukit Batu. Kerupuk ikan ini dibuat dari ikan tenggiri yang sangat melimpah ruah di daerah Bukit Batu. Rata-rata wanita di Bukit Batu adalah seorang pembuat kerupuk ikan yang handal. Kerupuk ini terbuat dari campuran sagu, air dan gilingan ikan tenggiri yang merupakan kekayaan laut wilayah Bengkalis. Harganya pun tidak mahal, dengan uang Rp 10.000,- kita sudah dapat membawa pulang setengah kilo kerupuk ikan kering asli Bengkalis Riau. Di Bukit Batu, jangan heran jika kita menemukan produk kerupuk ikan yang dijemur di depan rumah-rumah warga. Hampir 90% penduduk desa Bukit Batu mampu membuat kerupuk ikan. Kerupuk ini juga menjadi menu wajib di desa Bukit Batu.
Secara geografis, wilayah Bukit Batu terletak di muara Sungai Siak sehingga mitos terkait buaya muara masih sangat kental di daerah ini. Jika kita berkunjung ke Bukit Batu, di sana masih terdapat pantangan-pantangan yang tidak boleh kita lakukan seperti duduk melonjorkan kaki ke arah air atau sungai dan mengucapkan kata ‘buaya’ di dekat sumber air, seperti sungai maupun muara sungai. Penduduk setempat masih memercayai bahwa di sungai maupun muara sungai wilayah Bukit Batu masih terdapat buaya-buaya liar yang akan mengganggu jika pantangan ini dikerjakan. Selain itu, bagi para pelancong biasanya dilakukan acara penyambutan oleh masyarakat desa dan mereka akan diberikan wejangan untuk tidak bersikap seenaknya di kawasan Bukit Batu. Pantangan lain selain duduk melonjor dan mengeluarkan kata ‘buaya’ di dekat sungai adalah mengeluarkan kata-kata kotor atau berucap kalimat yang tidak sepantasnya. Setiap pelancong juga biasanya dilarang untuk terlalu berpendapat terhadap hal-hal aneh yang dilihatnya.
Seperti kisah sampan karam yang menghilangkan satu anak SMA beberapa tahun yang lalu. Menurut penuturan salah seorang penduduk desa, ketika itu terdapat satu rombongan siswa/i SMA yang hendak pelesir ke Pulau Bengkalis dan mereka menyeberang selat dari Bukit Batu. Adapun satu dari siswa/i ini melihat adanya perbedaan antara air muara sungai dan air laut, siswa itu pun mulai berteriak kepada teman-temannya tentang fenomena alam ini. Tanpa disadari ia pun mengeluarkan statement bahwa air itu seperti kue lapis yang memiliki warna yang berbeda. Orang-orang di sampan pun mulai takut hingga tak lama setelah itu sampan kayu yang membawa mereka menyeberangi selat terhenti di tengah laut dan karam. Tak lama setelah itu bala bantuan datang, namun naas bagi siswi yang mengatakan bahwa air seperti kue lapis tersebut, jenazahnya tidak pernah ditemukan hingga sekarang. Sedangkan penumpang lain termasuk teman-temannya selamat dalam musibah itu.
Meskipun menyimpan misteri yang cukup besar, namun daerah Bukit Batu memiliki dua daya tarik yang luar biasa. Pertama, wilayah ini menjadi pusat peninggalan kerajaan Melayu Riau, tidak jauh dari muara sungai terdapat makam Laksmana Raja Dilaut dan rumah panggungnya. Makam ini sering dikunjungi oleh orang-orang yang penasaran dengan kehebatan Datuk Laksmana dalam mengarungi bahtera di tengah laut. Tepat di atas makamnya terdapat satu kayu yang konon berasal dari serpihan tiang perahu lancang kuning (perahu asli khas Riau). Tidak jauh dari makam, terdapat rumah Datuk Laksmana yang di dalamnya tertinggal berbagai kenangan Datuk Laksmana seperti baju dan beberapa peralatan khas seorang pelaut.
Sekitar lima menit berjalan kaki dari makam dan rumah Datuk Laksmana, kita juga akan menemukan beberapa perempuan yang sedang menenun. Pada umumnya rumah mereka berbentuk rumah panggung yang lantainya cukup tinggi sehingga bagian bawah rumah dapat digunakan sebagai tempat menenun. Pemandangan wanita penenun di Bukit Batu dapat kita jumpai dengan mudah. Umumnya mereka menenun sambil bercerita bersama handai taulan yang ada. Mengobrol atau berbual sambil menghabiskan waktunya di rumah merupakan sebuah adat bagi masyarakat Melayu Riau. Wanita-wanita ini cenderung melakukan hal yang sama, mereka akan berkumpul setelah mengerjakan pekerjaan rumah seperti memasak, mencuci dan membersihkan rumah. Biasanya mereka akan menghabiskan waktunya untuk menenun sambil bercerita dengan tetangga dan handai taulan yang ada hingga sore tiba. Tetak alat tenun juga tak kalah menimpali suara bualan mereka. Biasanya satu kain tenun selebar 3 x 2 meter dapat mereka hasilkan selama 3 hari. Harga kain tenun buatan tangan ini pun cukup terjangkau, yakni Rp 250.000,- per helainya. Sekali dalam setahun biasanya wanita-wanita penenun dari Bukit Batu diundang oleh pemerintah daerah untuk mengikuti pelatihan menenun dan memasarkan produk tenunannya. Seringkali mereka mendapatkan omset dari pameran yang juga dilaksanakan sekali dalam setahun di ibukota Provinsi itu.
Jika kita berkunjung ke Bukit Batu, ada beberapa tips yang dapat dilakukan untuk menikmati liburan yang kita lakukan.
1.      Tinggallah di rumah warga.
Tinggal di rumah warga merupakan suatu hal yang sangat wajar kita lakukan karena di wilayah ini belum terdapat hotel atau penginapan. Biasanya di Bukit Batu, ada warga yang memiliki dua rumah atau lebih yang biasanya disewakan kepada pendatang yang ingin menginap. Akan lebih baik jika kita tinggal bersama tuan rumah karena pada umumnya warga Bukit Batu sangat ramah terhadap pendatang. Kemukakan maksud kita mengunjungi Bukit Batu dan tentu saja kita harus memberikan uang belanja kepada keluarga ini untuk biaya makan selama berada di sana. Dengan tinggal di rumah warga, kebutuhan makan kita akan tercukupi dan kita akan lebih mengenal budaya masyarakat Melayu secara lebih baik. Jika beruntung, di Bukit Batu kita akan menemukan warga yang akan menjadikan kita seperti keluarganya sendiri. Tentu saja ini bergantung pada sikap kita membawa diri.
2.      Usahakan turut aktif dalam setiap kegiatan warga.
Jika kita datang ke Bukit Batu hanya untuk bersenang-senang dan menghindari sosialisasi, sebaiknya urungkan saja niat itu. Turut aktif dalam setiap kegiatan warga merupakan salah satu kunci menemukan harta karun kebudayaan Melayu Riau. Jika kita turut aktif dalam setiap kegiatan warga, kita akan diajak mengikuti latihan marawis (musik tradisional Melayu Riau) di malam Selasa. Tidak hanya itu, kita akan mendapatkan undangan-undangan acara adat di kampung ini jika kita pandai bergaul dengan warga yang ada di sana. Tentu saja hal ini sangat menyenangkan. Bagi yang perempuan, kita biasanya akan diajarkan bagaimana cara menenun dan membuat kerupuk ikan khas Melayu. Ahh... Sungguh pengalaman yang teramat langka.
3.      Bertemanlah dengan masyarakat.
Tak kenal maka tak sayang. Agaknya pepatah itulah yang melingkupi kehidupan masyarakat Melayu di Bukit Batu. Jika kita berteman baik dengan masyarakat, kita akan meendapatkan banyak keuntungan seperti teman baru dalam mengeksplor kekayaan alam dan tempat-tempat wisata yang belum terjamah oleh turis-turis yang datang. Penduduk asli Bukit Batu juga tidak akan segan memberikan kita kelapa muda gratis, pinjaman motor gratis atau tumpangan sampan gratis ketika kita sudah berteman dengannya.
4.      Sewa motor.
Jika kita tidak mendapatkan pinjaman motor, kita dapat menyewa motor penduduk untuk berkeliling desa Bukit Batu. Tarif yang dikenakan juga tidak mahal, sekitar Rp 50.000/6 jam. Tentu saja kita dapat mengunjungi banyak kawasan budaya yang ada di desa ini dengan bebas.
5.      Sediakan power bank.
Bukit Batu merupakan daerah yang saat ini masih belum terjangkau oleh aliran listrik. Pada umumnya listrik dari genset masyarakat akan dihidupkan pukul 6 sore hingga 10 malam. Di atas jam 10 malam biasanya lampu listrik dan genset akan dimatikan. Pada saat itu penduduk mulai menggunakan lampu minyak atau petromaks untuk penerangan. Sensasi tempo dulu dan jauh dari peradaban modern akan sangat terasa di waktu-waktu seperti ini. Kita hanya akan mendengarkan bunyi jangkrik di malam yang sunyi. Tentu saja bagi kita yang tidak pernah mengalaminya, kondisi ini cukup mencekam. Namun tenang saja, hal ini adalah salah satu paket wisata tempo dulu yang ditawarkan desa Bukit Batu kepada para pengunjungnya. Oleh karena itu, bagi kita yang sangat bergantung dengan smartphone, power bank dapat menjadi satu-satunya penyelamat kebosanan ketika mata belum hendak akan tertidur.
6.      Siap sedia dengan kamera.
Perjalanan wisata tempo dulu dan budaya Melayu Riau tidak akan terekam jelas bagi kita tanpa adanya gambar abadi yang kita ciptakan. Oleh sebab itu, ketika berkunjung ke Bukit Batu, persiapkan kamera dan space yang cukup untuk menyimpan segala kenangan kita tentang daerah, budaya, alam dan kebiasaan masyarakat Melayu Riau ini.
Dengan beberapa tips dan gambaran tentang desa Bukit Batu di pedalaman Riau ini semoga para turis dan pelancong yang akan berkunjung dapat mempersiapkan bekal yang cukup ketika akan mengunjungi desa bertuah peninggalan Datuk Laksmana Raja Dilaut ini. Meskipun terpencil, desa ini sarat akan suasana alam serta budaya yang damai dan tenang di tengah hiruk pikuk perkotaan yang semakin hari semakin tidak terkendali ini.


--- ooo OOO ooo ---

Saturday, December 07, 2013

Kompetisi Jembatan Indonesia (KJI) IX di Malang

Tidak ada yang mustahil di dunia ini
Setiap kita dapat melakukan pekerjaan terberat dalam sehari
Setiap kita juga dapat melakukan hal yang sia-sia setiap hari

Pertama kali dalam postingan ini saya hendak mengucapkan ribuan terima kasih kepada orang-orang yang selalu percaya kepada saya bahwa kita memang bisa mencapai apa yang kita inginkan. Tidak peduli dari mana kita berasal dan bagaimana kita di masa lalu. Akan tetapi yang terpenting adalah apa yang kita lakukan saat ini dan di masa-masa yang akan datang. Terima kasih kepada semua orang yang tiada pernah meragukan kemampuan kita dan senantiasa memberikan semangat dan doa terbaiknya untuk keberhasilan kita. Terima kasih kepada The Best Supporter yang pernah saya miliki sepanjang sejarah kehidupan, SIPIL1STA. Terima kasih kepada teman-teman yang sudah memberikan beribu sokongan, bantuan dan doa yang menyusun tangga ke langit sehingga kita dapat memberikan yang terbaik di saat ini.

Malang, 28 November 2013
Pertama kali bagi saya menginjakkan kaki di kota ini. Kami (kontingen UI untuk KJI-KBGI 2013) bertolak dari Soekarno-Hatta kurang lebih pukul 12.10 dan setibanya di Bandara Abdul Rachman, kami disambut hujan gerimis. Rombongan kami dijemput tim LO dari Univ. Brawijaya yang sangat ramah dan senantiasa memberikan yang terbaik.
Saat itu saya dan rekan satu tim (Rahman) ditempatkan di EdOTEL dan kontingen lainnya berada di Griya UB. Malam harinya kami menghadiri Welcome Party yang sangat menawan. Suasana yang temaram di kampus UB ditemani Tanthowi yang menjadi artis dadakan dan menyanyikan lagu 'Malam Biru'-nya Sandy Sandhoro. Malam itu juga merupakan malam pertama tim TIDO bertemu dengan Manajer terbaiknya (Tina dan Mamen) dan serah terima jembatan juga terjadi malam itu.
Perjalanan hari ini tidak berakhir di sini. Sepulangnya ke EdOTEL, saya dan Rahman kembali bekerja mengencangkan senar dan menguncinya untuk dapat diuji dan didisplay keesokan harinya. Sebelum tidur, kami mendapat panggilan dari Eki (selaku ketua tim Riset) untuk melakukan unloading jembatan dari truk yang mengantarkan barang-barang. Otomatis, malam itu kami kembali lagi ke area kampus.

29 November 2013
Hari ini diawali dengan sarapan di hotel dan sedikit terlambat ke Technical Meeting di Gedung Rektorat UB. Berdasarkan hasil undian pun kami mendapat urutan presentasi ke-8, penimbangan ke-3 dan pengujian ke-8. Hari ini juga hari pertama kami bertemu dengan pembimbing tersayang Ibu Essy Arijoeni dan Ibu Kassiyah (salah satu dosen Fasilkom). Pertemuan hari ini berlanjut dengan makan siang di kantin UB dan pukul 13.30 kami kembali ke EdOTEL untuk menemani Rahman bersiap (memakai baju barunya). Pukul 14.00 WIB, kami kembali ke Samantha Krida untuk mengatur display jembatan busur. Terima kasih kepada Adia, Alfan, Bayu, Tina, Mamen, Sepi, Aza, dan semua orang yang telah membantu membuat display maket dan menyusunnya. Terima kasih juga kepada Mok yang sudah membuatkan 3D yang sangat bagus untuk Titian Sulalatus Salatin. Saya sangat suka 3D nya. Saat itu kami menyusun display hanya sampai pukul 16.00 WIB karena harus kembali ke gedung presentasi (samping rektorat UB) karena giliran kami akan segera datang. Presentasi sore itu menjadi presentasi paling aneh dan lucu yang saya alami. Terima kasih kepada Rahman yang sudah menjawab pertanyaan terkait struktur dengan baik. Maaf karena saya waktu itu tidak dapat membantu.
Seusai presentasi kami kembali ke Samantha Krida untuk melihat hasil display jembatan terakhir dan setelah itu pulang ke hotel untuk mandi. Sehabis magrib, kami kembali ke Samantha Krida untuk melihat persiapan tim KBGI dan tim Jembatan Kayu. Malam itu kami pulang sedikit lebih cepat dibanding malam sebelumnya.

30 November 2013
Hari ini adalah hari penimbangan dan pengujian jembatan. Sebelum pengujian kami sempat berlari-lari dari hotel hingga gedung SaKri karena terlambat. Untungnya kami sempat menghadiri momentum pembukaan dimana kontingen UI diperkenalkan di depan seluruh orang yang ada di gedung itu.
Pengujian dimulai dari undian pertama sedangkan kami mulai ditanya-tanya terkait jembatan busur kami oleh tim juri. Kami mulai bercerita tentang filosofi, keinginan, harapan dan setiap hal yang kami anggap menarik tentang jembatan ini.
Jembatan kami bernama 'Titian Sulalatus Salatin' yang artinya 'Jembatan Sejarah Melayu'. Jembatan ini menghubungkan antara Kota Pekanbaru dan Istana Siak yang awalnya terpisah oleh sungai terdalam di Indonesia. Bertolak dari kebutuhan infrastruktur yang akan mendukung pariwisata istana Siak tersebut maka kami merancang Titian Sulalatus Salatin sebagai sebuah pilihan. Latar belakang kami (saya dan Rahman) yang merupakan orang Melayu membuat kami memiliki kecintaan yang sama pada segala hal berbau Melayu. Meski saya tidak lahir di Riau dan Rahman masih memiliki darah Bugis, kami ingin mengangkat nama Melayu Riau di mata nasional dan berharap orang mengetahui bahwa Melayu tidak hanya identik dengan negara tetangga. Melayu juga merupakan satu suku yang ada di Riau. Melayu juga pernah mencipta sejarah di bumi lancang kuning.
Kembali ke pengujian jembatan, ketika itu jembatan kami memperoleh lendutan 0,91 mm dan berat jembatan+maket sebesar 4,5 kg.
Akhir hari ini ditutup dengan wisata kilat ke BNS (Batu Night Spectacular) yang merupakan 'Ancol'-nya Malang. Disana kami bermain 'Ayunan Terbang', 'Perang Laser', melihat orang-orang menaiki banteng lucu dan sempat bermain macam-macam. Malam itu kami kembali ke hotel pukul 22.30 WIB dengan sebelumnya melewati kampus UB dari ujung ke ujung.

1 Desember 2013
Hari itu adalah hari perakitan bangunan dan jembatan kayu yang diakhiri oleh penutupan acara dan pengumuman pemenang. Kami menjadi suporter dan mendukung Tim Bumi dan Tim Bhumi Naara Bayu untuk terus semangat dan memberikan yang terbaik untuk UI. Jembatan yang indah dan bangunan yang cantik pun akhirnya berhasil diselesaikan oleh mereka... :)
Terima kasih juga hari itu buat Agi, Adam dan Julian yang sudah memberikan kesempatan kepada kami untuk memberikan sedikit sentuhan bagi rumah kalian. Hahaha... Setidaknya saya dkk. merasakan bagaimana cara memaku dan menyapu rumah buatan kalian.
Malam itu pukul 20.00 WIB acara penutupan dimulai dengan berbagai pertunjukan seni dari mahasiswa UB. Saya suka paduan suaranya dan setiap pertunjukan yang ditampilkan. Hingga pengumuman pemenang terjadi, Tim Bumi pun berhasil menyabet juara II Lomba KBGI 2013 dan Tido Team berhasil menjadi Juara Kategori Implementasi Paling Sesuai dengan Rancangan Awal.

2 Desember 2013
Hari ini hari terakhir di Malang. Pagi-pagi kami sudah bersiap menuju Griya UB, bergabung dengan kontingen UI lainnya dan sebelum pulang menyempatkan diri berbelanja membeli oleh-oleh untuk teman-teman di Depok. Kami kembali ke Jakarta siang Minggu itu dan sampai di Depok malam hari sekitar pukul 19.30 WIB.

Semoga kesempatan itu bukan merupakan kesempatan terakhir saya mengunjungi Malang dan semoga nanti saya dapat kembali ke kota Apel tersebut. Ada banyak kenangan dan banyak cerita di Malang. Tidak semuanya dapat saya ceritakan meski postingan ini sudah terlalu panjang bagi anda. Biarlah kenangan berbunga di batas usia.
Terima kasih kepada setiap orang yang sudah menemani saya menjalani sedikit episode kehidupan ini dan semoga kita dapat bertemu nantinya di masa-masa cemerlang kehidupan kita.

Terima kasih yang sangat besar kepada Rahman Raeyani Kalele, Artina Sanadia dan Salman Hafiz yang telah menjadi tim terbaik untuk TIDO TEAM. Meski namanya 'Tido = Tidur', semoga kita tidak membuat nama Melayu tidur selamanya di Indonesia.

Foto 1. Yelna Yuristiary dan Rahman Raeyani Kalele bersama Titian Sulalatus Salatin

 Foto 2. Kontingen dari UI bersama semangat yang tetap ada seusai pengumuman juara ^_^


Foto 3. Kontingen Jembatan Busur dari berbagai universitas... Semoga kita bertemu lagi ^_^


Monday, September 30, 2013

J'ai deux amours

Lagu dalam Bahasa Perancis yang pertama kali dipelajari :)

On dit qu'au dela des mers
La-bas sous le ciel clair
Il existe une cite
Au sejour enchante 
Et sous les grands arbres noirs 
Chaque soir 
Vers elle s'en va tout mon espoir
J'ai deux amours 
Mon pays et Paris
Par eux toujours 
Mon c?ur est ravi 
Manhattan est belle 
Mais a quoi bon le nier 
Ce qui m'ensorcelle 
C'est Paris, c'est Paris tout entier
Le voir un jour 
C'est mon reve joli 
J'ai deux amours 
Mon pays et Paris
Manhattan est belle
 Mais a quoi bon le nier
Ce qui m'ensorcelle 
C'est Paris, c'est Paris tout entier
Le voir un jour 
C'est mon reve joli 
J'ai deux amours 
Mon pays et Paris

Saturday, September 28, 2013

SosAct Fakultas Ekonomi UI

Malam ini duduk di kamar kosan sendiri. Adia sedang pulang ke Jakarta dan aku baru saja kembali dari Bogor untuk ikut acara SosAct (Social Activity)-nya anak FE (Fakultas Ekonomi-red). Kemarin malam berangkat dari Bogor pukul 22.00 dan sampai tengah malam di desa Sadeng, Bogor. Malam ini sampai di kosan pukul 21.00 WIB. Letih rasanya, tetapi senantiasa berkesan. Disana udaranya sejuk, banyak pepohonan dan terasa nyaman meskipun cuaca panas. Di sana kami melaksanakan penyuluhan terkait air bersih dan cara filtrasi-nya.

Sunday, September 22, 2013

Uncertainty

Malam ini kembali iseng menulis tentang satu hal, satu kejadian, satu solusi dan satu pikiran.
Ya. Saya memang seorang yang saat ini mendalami tentang Project Management dan di dalam scope pelajaran tersebut ada namanya 'uncertainty' atau istilah bekennya adalah ketidakpastian. Dalam sebuah proyek, ketidakpastian berbanding terbalik dengan jumlah resources yang dikeluarkan dan berbanding lurus dengan risiko.
Bagi yang bukan anak teknik, matematika, statistik atau beberapa bidang kuliah yang njelimet itu, saya akan menerangkan teori 'berbanding lurus', 'terbalik', 'tergulung-gulung' atau apalah itu namanya. Hahaha... *lupakan yang memang buat kita semakin susah.
Oya, sekedar tahu saja kalau malam ini saya menulis postingan ini pukul 02.00 dinihari sambil mendengarkan lagu-lagu dari Mbak Rossa :)

Nah, kembali ke masalah 'uncertainty' itu. Sepertinya setiap project manajer tidak suka dengan hal-hal yang tidak pasti. Jadi, di dalam suatu project, ketidakpastian itu berbanding terbalik dengan jumlah resources yang keluarkan maksudnya adalah semakin tidak pasti suatu project, maka semakin sedikit sumber daya yang akan dikerahkan. Namun, semakin tidak pasti sebuah project maka risikonya semakin besar. Risiko disini lebih kepada risiko kegagalan project tersebut ya :)

Uncertainty dalam siklus project biasanya terjadi di awal fase karena saat itu setiap orang ingin pendapatnya di dengar. Ingin merasa dialah yang paling hebat, kuat dan semangat dalam project itu. Nah, disinilah gunanya seorang konsultan, apalagi kalau bukan sebagai pemberi solusi, tempat berkonsultasi dan terkadang menjadi ibu dari owner project tersebut. Namun ada juga beberapa pemilik project yang berusaha bertindak sebagai anak (yang segalanya ingin ini, ingin itu banyak sekali) #tapi sayangnya di masa kini belum ada kantong ajaib.

Oke. Jadi dalam project manapun, keadaan uncertainty itu pasti selalu ada..

Thursday, December 27, 2012

MAGANG 1

Hari ini adalah hari kedua bekerja di Perusahaan Konsultan Almatra di Batam. Sudah dua hari sudah memiliki teman baru di tempat magang. Berawal dari tanggal 26 Desember kemarin saya datang ke kantor. Ternyata bekerja di perusahaan konsultan adalah sebuah keajaiban yang saya alami karena saya sempat tercengang-cengang dimana saya adalah wanita tercantik di sana, selain Mbak Retno yang ada di bagian administrasi. Wekwekwek...
Pertama datang saya disambut oleh Pak Supri sebagai pemilik dari perusahaan itu. Beliau adalah salah seorang alumni Universitas Diponegoro. Perusahaan ini sudah ada sejak tahun 2005 dimana Bapak Supri ini memiliki orang kepercayaannya yaitu Bapak Tarto. Nah, pertama datang saya ditempatkan di lantai 2 yaitu tempat basecamp nya anak civil yang merencanakan suatu proyek. Perlu diketahui bahwa di perusahaan ini ada beberapa divisi yaitu civil, arsitek dan administrasi.
Teman saya yang pertama kali di kantor ini yaitu Bang Riko dan abang2 yang sampai sekarang saya masih belum dapat namanya. Ada juga Pak Khairul, Pak Heru, Pak Pejo dan lain-lain. Pokoknya banyak sekali teman-teman yang membantu saya memahami semua pekerjaan yang ada di kantor ini. Nah, sudah dulu ya,, saya mau makan malam sebentar duluuu.. :)

Sunday, December 16, 2012

INSPIRASI AKHIR TAHUN


Pagi ini saya harus menghadiri acara Leadership Training suatu program beasiswa yang tengah saya ikuti. Kegiatan ini saya pikir akan menjemukan seperti seminar-seminar dan pelatihan-pelatihan sebelumnya. Saya berpikir hanya ada pembicara, pendengar dan suara-suara yang membuat kita mengantuk tetapi harus duduk di kursi dengan ruangan Pusgiwa yang panas ini (tanpa AC tanpa kipas angin).
Well… Pembicara pertama yang datang adalah seorang Bapak-Bapak yang tidak terlalu saya kenali. Hanya saja dari caranya berbicara dan menceritakan pengalamannya sepertinya Bapak ini adalah seorang yang penting di kalangannya. Waktunya ia habiskan dengan sistem manajemen yang baik sehingga dalam kesempatan ini Bapak tersebut mengisi obrolan seputar Management Time yang baik. Hari ini saya datang terlambat dengan meninggalkan Handbook yang harus saya bawa untuk ditandatangani sebagai bukti saya menghadiri acara ini. Memang manajemen waktu saya tidak baik. Di umur yang sudah kepala dua ini saya masih saja terlambat kesana kemari dan harus kehilangan banyak kesempatan yang lewat di depan saya.
Bapak ini mengajarkan kepada kami tentang bagaimana me-manage waktu dengan baik. Bagaimana menjadi pemimpin yang baik dengan menciptakan rasa win-win terhadap bawahan dan bagaimana menolak seseorang dengan cara yang halus (penolakan umum, red). Di dalam kelas ini saya diajarkan banyak hal dan banyak ilmu untuk menjadi seorang pemimpin yang baik dan bijak. Satu hal yang teramat sangat membekas dari Bapak ini adalah, jangan pernah menganggap waktu akan berbalik dan jadilah bermanfaat untuk setiap orang. Bapak ini juga mengingatkan kepada saya untuk tetap menulis. Terima kasih Pak J (maaf saya tidak bisa mengingat nama Bapak).
Sesi yang kedua dan ketiga diisi oleh mas-mas yang berasal dari salah satu divisi marketing di suatu perusahaan. Untuk nama pembicara yang ini saya juga telah lupa namanya. Tetapi, saya mengingat dengan jelas apa yang disampaikan pembicara kedua ini. Beliau memberi pengajaran tentang bagaimana cara marketing dengan baik dan segala macamnya. Sepertinya mas-mas ini sangat berambisi untuk menjadikan adik-adik alumni beasiswa ini sebagai seorang entrepreneur. Kemudian, untuk pembicara yang ketiga, inilah pembicara favorit saya pada kesempatan ini. Ialah Mas Sutarto (tetapi mungkin kalau beliau menjadi dosen Fisdas saya aka nada panggilan Pak untuk beliau). Mas Sutarto memberikan banyak inspirasi dari pengalaman hidupnya. Semuanya disampaikan dengan cara yang humoris, sedikit sedih, sedikit senang dan terkadang cenderung konyol. Tetapi itulah dia, bukan jenius namanya kalau tidak konyol (ini pepatah dari saya). Saking jeniusnya Mas Sutarto ini sukses membius kami dan memberikan semangkuk kepercayaan diri dan penghargaan yang lebih untuk masing-masing kami. Yang saya ingat juga dari Mas Sutarto ini adalah nama band yang ia buat sendiri ‘Eyang Kakunk’. Semoga suatu saat nanti band-nya terkenal. Aamiin… :)
Ya… Sepertinya sampai disini dulu cerita saya di Minggu magrib ini. Besok pagi saya ada ujian Mekanika Tanah 2 dan Manajemen Konstruksi. Doakan saya agar dapat mencapai 100 impian saya yang sudah saya buat dan temple di dinding kamar. Oya, jangan lupa nantikan juga publishing house yang sedang saya bangun saat ini. Semoga di semester depan sudah beroperasi. :)
Terima kasih Goodwill…

@kamar kos Wisma Enelis
18:59 WIB

Friday, October 05, 2012

TUBES MANKON

@ NETIC FTUI

Sepertinya ruangan ini adalah ruangan paling pewe buat ngerjain tugas. Nah, malam ini kami (sebenarnya cuma berdua, ditambah 1 orang tambahan yaitu Albert). Aku dan Ridwan lagi diskusi buat tugas besar mankon di NETIC. Keramaian ini terjadi karena 3 dari teman kami berhalangan hadir karena 2 diantaranya sakit dan 1 lagi harus menunggu ayahanda tercinta di rumah.

Ternyata untuk menyusun suatu Rancangan Anggaran Biaya itu sangat teramat sulit sehingga 2 jam kami disini hanya menghasilkan satu file terkait pembagian tugas. Nah, sekarang saya, Ridwan dan ditemani Albert mau ngelanjutin Mankon dulu. Oya, tidak lupa malam ini Terima Kasih sangat sangat buat MR. Albert yang sudah banyak membantu menkonfigurasi proxy laptop. Hahaha....
Ternyata Mr. Albert orangnya canggih cuy...

Salut... salut...
:P

Monday, October 01, 2012

ALAY DI MALAM HARI

@Net IC FTUI

Malam ini lagi ngerjain tubes (tugas besar) AMDAL dengan Titis, Dayat, Sanda dan Kak Reva. Kerja kelompok yang penuh kegiatan alay sebenarnya. Hahaha,, :p
Semakin malam semakin stress karena udah ngantuk kali ya.

Sunday, September 09, 2012

KITA DAN MEREKA


Perbincangan malam ini dengan salah seorang teman baikku yang sekarang tengah melanjutkan studi di Jerman ternyata banyak memberikan pengajaran bagiku dan mungkin saja bagi bangsa ini. Ya, Jerman yang terkenal dengan riset-riset mutakhirnya dan segala jenis penemuan yang mampu mengguncangkan dunia telah membuat Negara ini jauh lebih bersinar di mata dunia. Tapi, sebenarnya ada satu hal yang harus kita ketahui sebagai bangsa Indonesia dalam menyikapi hal ini. Hmm… Apalagi kalau bukan system dan kebiasaan masyarakatnya.
            Tahukah engkau wahai para pembaca catatan ini, ternyata Negara Jerman itu memiliki satu peraturan bagi masyarakatnya yang ingin mendirikan suatu perusahaan atau pabrik untuk menyediakan sekian persen dananya untuk penelitian yang terkait dengan usaha mereka dan satu penelitian khusus yang sama sekali tidak berhubungan langsung dengan jenis usaha yang sedang mereka dirikan. Hal inilah yang membuat Jerman semakin hebat dalam mengembangkan teknologi-teknologinya. Hal mengejutkan yang patut kita ketahui bahwa saat ini di Jerman tengah di produksi tangan buatan (lupa namanya), yang mana tangan ini berfungsi hampir sama dengan tangan manusia pada umumnya. Hanya saja tangan buatan ini berisikan berbagai chip dan program sehingga kita dapat mengendalikan tangan buatan ini hanya dengan berpikir. Ya, hampir sama dengan tangan ciptaan Tuhan bukan? Hanya saja, mungkin masih ada hal-hal yang belum mampu dilakukannya karena pada asasnya tangan ciptaan Tuhan adalah tangan terbaik yang diberikan kepada hamba-hamba-Nya. Selain itu Jerman juga telah mengembangkan prajurit perang buatan, yang mana jasad-jasad prajurit yang telah meninggal dikosongkan isinya (seperti darah dan lain-lain), kemudian jasad ini diisi dengan mesin-mesin dan diprogram seperti manusia sungguhan yang dapat berperang. Saat ini Jerman tengah mengembangkan penemuan itu. Oya, dalam penemuan itu juga setiap jantung, paru-paru dan otak manusia sebelumnya tidak dihilangkan dari jasadnya. Akan tetapi ketiga hal tersebut menjadi komponen penting dalam pencapaian hasil pembuatan robot ini.
            Mungkin bukan hal yang mengejutkan lagi bagi Jerman untuk menciptakan computer, handphone atau gadget lainnya yang mana pengoperasian alat-alat ini tidak berdasarkan  sentuhan fisik lagi. Saat ini computer, handphone dan berbagai gadget masa depan juga telah banyak digunakan masyarakat di belahan bumi Eropa dalam menjalankan segala aktifitasnya. Biasanya sensor pendeteksi perintah yang diberikan si pengguna adalah berupa gesture tubuh atau suara. Malahan di Jerman saat ini sudah banyak helihopter mainan dengan 4 baling-baling yang mampu dioperasikan hanya dengan mengangkat tangan dan melambaikannya ke kanan ataupun ke kiri. Sungguh kemajuan teknologi yang sangat memukau tentunya.
            Namun begitulah sekelumit cerita tentang Jerman terkait dengan teknologinya. Menurut cerita temanku, Jerman sangat menjunjung tinggi penemuan dan segala jenis riset yang dilakukan. Pemerintah Jerman sendiri ternyata memangkas sebagian besar pajak masyarakatnya untuk membiayai riset yang dilakukan oleh sebagian orang. Untuk kita ketahui bahwa di Jerman ini sebenarnya riset ataupun penelitian tidak hanya dilakukan oleh kalangan akademisi saja. Akan tetapi setiap orang dihimbau untuk melakukan riset. Seperti perusahaan Siemens yang berada di Jerman saja, mereka diwajibkan memiliki laboratorium sendiri untuk riset yang terkait dengan teknologi dan satu lagi laboratorium bebas atau dana bebas yang nantinya digunakan untuk membiayai riset yang tidak memiliki hubungan secara langsung dengan bidang usaha yang tengah ditekuninya. Alhasil, Siemens saat ini telah menciptakan sebuah kapal selam tercanggih yang tidak mampu terdeteksi keberadaanya.
            Sekelumit kehidupan tentang Jerman juga rasanya sudah kualami seiring perbincanganku dengan temanku tadi. Di Jerman segala proses sangat dijunjung tinggi. Bukan hanya pencapaian akhir yang dijadikan target utama untuk menilai seseorang. Di Jerman setiap orang memiliki jati diri yang begitu nyata. Mereka tidak peduli dengan apa kata mereka. Mereka berbuat dan berusaha dengan apa yang mereka bisa. Menurut penuturan salah seorang siswa Indonesia yang kuliah di Jerman, pernah suatu ketika ia mendatangan dosen pembimbing untuk meminta nasihat. Beginilah kira-kira potongan percakapan mereka berdua :
Siswa             : Bu, saya kecewa karena tidak bisa seperti dia. Dia begitu pintar dan memiliki nilai yang sangat bagus. Saya kecewa dengan diri saya sendiri.
Guru               : Kenapa kamu ingin jadi seperti dia?
Siswa             : Dia pintar dan peringkatnya bagus di kelas.
Guru               : Lalu kamu ingin menjadi seperti dia?
Siswa             : Iya. Saya ingin pintar juga.
Guru               : Kalau begitu, kamu pulang saja ke Indonesia.
Siswa terdiam…
Guru               : Setiap orang memiliki kapasitas otak yang sama, hanya saja mereka berbeda dalam mengolah kemampuan berpikirnya. Namun kamu dapat memaksimalkan kemampuan yang kamu miliki. Tinggalkan yang menurutmu sulit dan tingkatkan terus yang kau bisa. Hanya saja, jika kau masih belum puas dengan apa yang kau dapat, jangan berkecil hati. Belum terlambat untuk berubah. Mulailah dari sekarang untuk menghargai dirimu dan kemampuan kecil yang sebenarnya dapat menjadi kemampuan luar biasa jika kau mampu memaksimalkannya.
            Dari percakapan di atas mungkin kita hanya menangkap  beberapa poin penting yang dapat terlihat secara kasat mata. Mungkin sebagian orang berpendapat bahwa inti dari percakapan ini adalah percakapan terakhir dari sang guru kepada muridnya. Hanya saja, sebenarnya hal kecil yang perlu kita pahami ada pada kalimat ‘Kalau begitu, kamu pulang saja ke Indonesia’. Sebenarnya perkataan itu memiliki begitu banyak pelajaran bagi kita sebagai masyarakat Indonesia. Maksud si guru berkata demikian adalah karena sebagian besar mahasiswa Indonesia yang tengah menempuh studi di Jerman sering mengeluhkan hal-hal seperti itu. Mereka kurang puas dengan nilai mereka. Ya… NILAI. Nilai merupakan hal yang sangat fatal di Indonesia, tapi tidak untuk di Jerman. Di Indonesia segala jenis wahana pendidikan menawarkan segala sesuatunya diukur dengan nilai. Sedangkan di Jerman segala-galanya diukur dengan proses dan grafik perkembangan siswa/i-nya. Hal ini juga yang membuat pencapaian Indonesia akan sumber daya manusia-nya masih tergolong belum berkembang jika dibandingkan dengan Jerman. Begitu juga jika kita dihadapkan dengan kedisiplinan orang Jerman yang tepat waktu, sebenarnya ada dua aspek penting yang harus diperhatikan mengenai hal tersebut, yakni system dan kebiasaan. Sistem yang ada di Indonesia belum memadai untuk membuat seseorang senantiasa dating tepat waktu di suatu pertemuan. Masih banyak factor-faktor yang mengganggu seperti kondisi angkutan, macet, kecelakaan, dsb. Berbeda dengan Jerman yang segalanya sudah ditata sedemikian rupa sehingga tak ada kesalahan dikarenakan system. Selain itu kebiasaan juga merupakan suatu turunan yang sulit dihilangkan namun belum terlambat untuk meninggalkan kebiasaan yang buruk tersebut.
            Jerman sejak dahulu sudah terbiasa teliti, maka hal inilah yang membuat teknologinya canggih sedemikian rupa. Jadi, menurut cerita temanku yang kini tengah menapaki jalur kehidupannya di Jerman, pengontrolan orang Jerman terhadap suatu pekerjaan itu sangat teliti. Saat ia bekerja di salah satu proyek pembangunan saja, perbedaan beberapa gram pasir, semen atau air yang digunakannya diperiksa ketelitiannya sedemikian rupa, sehingga masyarakat kita mungkin mengganggap hal tersebut sebagai hal yang dinamakan ‘lebay’. Akan tetapi, hal inilah yang membuat bangunan di Jerman lebih kuat dan kokoh. Ketelitian dalam perhitungan, rancangan, dan pelaksanaan di lapangan yang sangat tinggi sehingga mempengaruhi hasil akhir yang didapatkan oleh sang owner dari proyek tersebut. Selain itu, masyarakat Jerman sedari kecil sudah diajarkan untuk total dalam melaksanakan sebuah pekerjaan. Ya, etos kerja sangat dijunjung tinggi disini sehingga setiap tindakan yang dilakukan masyarakatnya berlandaskan totalitas yang ia miliki. Kebiasaan membayar pajak juga merupakan hal yang sangat menarik bagiku saat mendengarkan bahwa setiap masyarakat Jerman itu dijamin hidupnya oleh pemerintah. Jadi, di Jerman setiap orang sangat menyadari betul kewajibannya untuk membayar pajak sehingga masyarakatnya yang pengangguran sekalipun masih mendapat tunjangan dari pemerintah.
            Kemudian, hal menarik terakhir yang saya tangkap dari Jerman ini adalah mengenai koran lokalnya yang isinya sebagian besar mengenai isu-isu hangat tentang riset atau penemuan baru. Hal ini tentu sangat berbeda dengan koran lokal Indonesia yang sebagian besar isinya pasti mengenai isu-isu politik dan berbagai kasus-kasus miring yang dilakukan pejabat terkait. Sungguh hal yang sangat ironis bukan?
            Nah, berkaca dari Jerman sesungguhnya kita masih belum  terlambat untuk berubah dan memaksimalkan potensi yang kita maupun Negara kita miliki. Tak perlu menjadi Negara industri jika kita mampu lebih maksimal dengan pertanian dan perikanan. Tak perlu menjadi Negara yang terkenal dengan nuklirnya jika ternyata energi panas bumi di Indonesia cukup besar untuk melaksanakan segala hal yang kita butuhkan. Satu hal yang pasti, mulai sekarang marilah kita merubah kebiasaan buruk yang kita miliki agar nantinya jika sistem Negara kita sudah berubah ke arah yang lebih baik, kita akan sejalan melaksanakan segalanya dengan maksimal.

Yelna Yuristiary
Depok, 28 Juni 2011
03:34 a.m
Thanks to Ahmad Wahid Nurhani

Saturday, August 04, 2012

PAPER PERTAMA

Sabtu, 4 Agustus 2012
@ruang santai rumahku

Duduk di sofa reyot sambil searching beberapa informasi Call for Paper, kali ini aku tengah bersemangat untuk kembali menulis. Paper pertama yang saat ini tengah kurancang adalah sebuah tulisan yang bernuansa budaya dan modern. Semoga saja paper ini nantinya dapat menjadi paper pertamaku yang tembus di jurnal.

Thursday, February 16, 2012

Kali Pertama Mekanika Fluida

Wah, entah kenapa di malam-malam seperti ini saya jadi keranjingan menulis hal yang aneh-aneh. Mulai dari cerita flashdisk sampai mata kuliah yang membuat kaki saya di kepala dan kepala saya di kaki. Kamis (16 Februari) ada dua mata kuliah mekanika yang harus saya ikuti. Yang pertama ada mata kuliah MEKANIKA FLUIDA dan yang kedua adalah MEKANIKA BENDA PADAT. Hanya saja dalam postingan kali ini saya mencoba untuk mengenang kembali pelajaran yang sudah diberikan oleh Pak Herr (Dosen Mekanika Fluida) di pagi ini. Hmm... Dari pelajaran yang dia terangkan selama kurang lebih 2 jam di pagi hari tadi ada beberapa hal yang saya ingat. 1. Apa itu teknik? Teknik merupakan rekayasa yang mana tujuan dari rekayasa yang dilakukan pada sebuah sistem memiliki tujuan luhur yakni mengangkat harkat dan martabat manusia. (sori mbaksis 'n masbro kalo bahasanya semacam pelajaran PPKN sewaktu kita masih remaja dahulu) 2. Untuk lulus dari Fakultas Teknik kamu mesti memahami bahasa Matematika dengan begitu konsep Fisika secara otomatis akan kamu dapatkan. 3. Kalau kamu ditanya seseorang nantinya seputar perkuliahan, jangan sekali-kali kamu mengatakan bahwa, 'saya sudah semester 4/5/6/7/8/9/10' karena ketika kamu misalnya masih semester 4, belum tentu pelajaran di semester 2 yang kamu ambil sudah lulus semua. Jadi, jangan terlalu PD dan mengumbar-ngumbar sudah berapa lama kamu disini. Kan malu jika seandainya kamu sudah semester 10. 4. Tau nggak, kalau Einstein itu mendapatkan teori E=m.c bukan karena ia melakukan percobaan yang demikian mahalnya, kan tetapi dia mampu memahami konsep dasar Matematika dan menerjemahkannya menjadi sebuah teori. 5. Oya, dalam mata kuliah ini ada 4 rumus saja yang harus kamu pelajari. Apa lagi ya??? Oya, yang terakhir adalah dalam mata kuliah Pak Herr kemampuan kamu dalam memahami dan mencatat sangat diperlukan karena jika kamu tidak lihai dalam bertindak kamu akan tertinggal dan tidak akan memiliki bahan yang kamu anggap penting.

Sunday, February 12, 2012

Bangun Rumah Sakit dengan 1000 Usaha

Oleh : Yelna Yuristiary

Pilihan adalah sebuah kenyataan hidup yang nantinya akan kita peroleh di masa mendatang. Begitulah pikiran yang pertama kali muncul ketika saya dihadapkan pada beberapa pilihan ketika tamat dari SMA. Mulai dari pilihan jurusan sampai pilihan universitas mungkin membuat sebagian orang bingung dengan pilihan apa yang akan mereka ambil nantinya. Sejalan dengan itu semua, takdir juga membawa kita kepada jalannya sendiri sehingga pilihan itu terkadang menjadi nyata dan melekat pada hidup. Saat ini saya, Yelna Yuristiary adalah seorang mahasiswi jurusan Teknik Sipil di Universitas Indonesia. Pilihan ini awalnya berasal dari cita-cita saya di masa kecil. Awalnya saya ingin menjadi dokter, kemudian beralih menjadi polwan, arsitek hingga seorang tentara. Hanya saya pembentukan karakter saya ketika masih SMA-lah yang membuat tekad saya bulat untuk memilih jurusan Teknik Sipil sebagai pilihan yang nantinya akan membawa saya kepada hal-hal yang saya inginkan. Saya pikir dengan menjadi seorang civil engineer nantinya saya akan dengan mudah dapat membangun sebuah perusahaan konstruksi dan sebuah grup usaha yang mana grup ini akan membawahi sebagian usaha-usaha yang akan saya rintis nantinya. Walaupun saya berasal dari kalangan yang bukan tergolong kaya raya (sederhana), tetapi saya memiliki mimpi besar untuk mencatat sebuah sejarah bagi bangsa ini. Saya percaya dengan asuhan terbaik yang diberikan oleh orangtua terbaik, saya mampu menjadi seorang yang sukses dan membanggakan kedua orang yang sangat saya cintai di dunia ini. Beranjak dari cita-cita saya juga sudah merencanakan banyak kegiatan yang nantinya akan saya lakukan setelah saya lulus di program S1 Teknik Sipil UI. Setelah lulus saya berencana akan memperluas jaringan usaha yang saya miliki dan memulai usaha baru di bidang konstruksi karena setelah lulus-lah saya mampu bertanggung jawab secara penuh terhadap jenis usaha konstruksi yang saya bangun. Jika saya mulai usaha tersebut dari sekarang tentu saja saya belum memiliki cukup ilmu bangunan dan segala hal yang terkait dengan itu semua. Kemudian, di tengah kesibukan saya merintis usaha saya juga akan merekrut teman-teman SMA saya yang berkompeten di bidang tersebut untuk bergabung dan mendirikan usaha tersebut. Selain itu saya juga berencana untuk melanjutkan studi S2 di Jerman atau Prancis. Asumsi saya bahwa kuliah S2 di Jerman akan memakan waktu maksimal 3 tahun untuk berada di sana dan menyelesaikan studi. Kemudian setelah itu saya kembali ke Indonesia dan menerapkan ilmu yang saya dapatkan di Jerman dalam bentuk beberapa inovasi terbaru di bidang perusahaan konstruksi tersebut. Di samping menggeluti usaha konstruksi saya juga berencana membangun usaha perkebunan, aksesoris dan usaha ekspor impor. Sebenarnya segala hal yang saya lakukan ini adalah sebuah aplikasi dari mimpi besar saya sejak masih kecil yakni membangun sebuah rumah sakit gratis di sebuah daerah terpencil di Riau yang mana tujuannya untuk memperbaiki taraf kesehatan masyarakat di daerah tersebut. Semua mimpi ini sebenarnya sudah saya lamunkan sejak saya masih kecil. Terutama keinginan saya membangun rumah sakit. Akan tetapi, untuk membangun rumah sakit saya membutuhkan dana yang cukup besar sehingga saya diwajibkan untuk selalu berusaha dalam menjalani berbagai usaha yang telah saya rencanakan. Pembangunan rumah sakit modern di lingkungan terpencil adalah keinginan yang sudah mendarahdaging di dalam benak saya hingga saat ini. Hal ini disebabkan sejak datuk (kakek) saya sakit-sakitan dahulu (sebelum ia meninggal pada tahun 2000), ia sangat sulit untuk mendapat perawatan yang baik di rumah sakit. Biasanya datuk hanya mendapat perawatan ala kadarnya sehingga ia tergolong ke dalam orang-orang yang terlambat ditangani oleh tangan-tangan medis sejak penyakit jantung menggerogoti tubuhnya. Hal inilah yang menginspirasi saya untuk membangun sebuah rumah sakit dengan modal menjadi seorang pengusaha. Selain itu dengan perusahaan yang nantinya akan saya bangun, pengangguran di Indonesia dapat diminimalisir dan mereka akan mendapatkan pekerjaan yang layak di masa depannya. Namun mimpi yang diinginkan tidak akan terwujud jika kita tidak memiliki usaha yang maksimal. Tentunya hal itulah yang membuat saya tidak hanya menjadi seorang pemimpi. Saat ini saya sudah melakukan berbagai kegiatan yang dapat menunjang rencana saya di masa yang akan datang. Sekarang saya sudah memiliki usaha aksesoris kecil-kecilan yang berawal dari ide saya dan ketiga teman saya yang ada di Riau. Saya akan membeli aksesoris wanita grosiran di daerah Jakarta dan nantinya akan dijual kembali oleh ketiga teman saya yang ada di Riau. Kemudian, saya juga sedang baru mempelajari bahasa Jerman sehingga nantinya saya tidak akan kesulitan ketika akan melanjutkan studi ke Negara yang terkenal akan teknologinya tersebut. Di tengah-tengah boomingnya banyak jenis jejaring sosial di tengah masyarakat, saya memanfaatkan beberapa jejaring sosial untuk meningkatkan link yang saya miliki. Terutama dengan teman-teman satu SMA saya yang saat ini tengah berada di luar negeri, khususnya di Jerman. Saya juga sering menghadiri banyak kuliah umum yang ada hubungannya dengan konstruksi, lingkungan, pendidikan dan bisnis. Selain beberapa hal yang saya sebutkan di atas, ada pepatah yang mengatakan tidak akan sukses seseorang jika ia tidak memiliki ilmu. Beranjak dari pepatah itulah saya berasumsi bahwa agar kita menjadi seseorang yang sukses, kita harus menerapkan ilmu yang kita miliki sedari kecil dan mengabadikannya lewat sebuah tulisan. Sekarang saya sudah memiliki beberapa makalah, esai, artikel, cerpen dan puisi. Ketertarikan saya dalam dunia tulis menulis dimulai sejak saya masih duduk di bangku SMP. Hanya saja, saya baru dapat menulis ide yang terlintas di benak saya sejak saya sudah duduk di bangku SMA. Sewaktu saya SMP ibu dan ayah belum memiliki uang untuk membelikan saya komputer, sekalipun itu komputer bekas Pentium I. Barulah setelah tamat SMP dan melanjutkan studi di SMA, saya dihadiahi laptop bekas yang mana laptop itulah yang banyak menelurkan ide-ide yang ada dalam pikiran saya. Kembali kepada kiat-kiat yang saya lakukan untuk menggapai cita-cita yang sudah saya rencanakan. Dalam menjalani rutinitas di kampus saya juga tengah membangun bisnis kue kecil-kecilan yang mana kue-kue basah yang saya beli, saya titipkan di warteg-warteg sekitar kampus. Hasil dari penjualan kue itu lumayan untuk menambah tabungan saya sehingga nantinya saya dapat membangun perusahaan yang saya idam-idamkan sejak lama. Ibu saya pernah sedikit emosi mendengar begitu banyak mimpi yang saya utarakan kepadanya. Hanya saja, saya akan membuktikan kepadanya bahwa saya dapat menggapai cita-cita itu dan membuatnya jauh lebih bangga daripada sekarang. Saya akan menjadi kakak terbaik yang pernah dimiliki oleh Yeyen Yuristiary, satu-satunya saudara kandung saya.

Entri Populer