Kompleksitas permasalahan yang dialami
Jakarta telah menjadi momok bagi warga kota. Pesimistis pun berkembang di
kalangan masyarakat bahwa tidak mungkin untuk menciptakan Jakarta bersih, rapi
dan tertata tanpa adanya berbagai permasalahan lingkungan seperti saat ini.
Jakarta yang merupakan delta city dilewati oleh 13 sungai yang kesemuanya
berasal dari kawasan penyangga dan bermuara di Teluk Jakarta. Kondisi teluk
yang seolah menjadi tempat sampah buangan terbesar masyarakat kota sudah
selayaknya diperbaharui dan direvitalisasi keadaannya. Pembangunan dan
perubahan besar yang dapat diterapkan pada teluk Jakarta yakni berupa reklamasi
pantai dan pengembangan kawasan Pantura (pantai utara) secara terpadu untuk
menyeimbangkan progress pembangunan dan perkembangan kawasan kota. Dalam rangka
pengembangan dan pembangunan kawasan Teluk Jakarta dan Pantura juga ditetapkan
beberapa prinsip mendasar agar dampak dari pembangunan area ini optimal di masa
mendatang. Kawasan Teluk Jakarta kelak akan direklamasi dan di sekitar daerah
Pulau O akan dibangun landfill seperti yang ada di Semakau Island, Singapore.
Pembangunan landfill yang diterapkan Semakau Island merupakan satu dari jenis
landfill yang sangat multifungsi dan tepat guna. Landfill tidak hanya disulap
menjadi suatu areal lahan bagi warga kota, melainkan juga sebagai lokasi wisata
lingkungan dan lokasi rekreasi keluarga. Pengembangan kawasan teluk Jakarta
juga dapat mengacu pada penerapan landfill seperti di Semakau Island dengan
mengedepankan eco city sebagai trademark dari pembangunan kota. Selain itu
proyek pengembangan kawasan Pantura tidak terlepas dari icon zero-waste city,
green infrastructure, green design hingga green building. Reklamasi Pantura
merupakan mega proyek yang akan dilaksanakan di atas lahan 5100 Ha dengan
pembagian 3 sub-kawasan, yaitu :
a.
Sub-Kawasan Barat sebagai kawasan
permukiman dengan intensitas sedang, kegiatan rekreasi/wisata dan kegiatan
komersial secara terbatas
b.
Sub-Kawasan Tengah sebagai pusat
perdagangan/jasa skala internasional, pusat rekreasi/wisata dan permukiman
dengan intensitas tinggi.
c.
Sub-Kawasan Timur sebagai pusat
distribusi barang, pelabuhan, industri/pergudangan serta permukiman dengan
intensitas rendah sebagai penunjang.
Kawasan reklamasi diarahkan untuk
memenuhi kebutuhan maksimal 750.000 jiwa penduduk yang kebanyakan memiliki mata
pencaharian berupa nelayan. Untuk memenuhi syarat sebagai eco-city, setiap
pulau reklamasi wajib mengembangkan Ruang Terbuka Hijau seluas minimal 30% dan
Ruang Terbuka Biru seluas minimal 5% dan wajib menyediakan kawasan pantai
publik. Program pembangunan proyek ini juga akan dibangun dengan sistem dan
jaringan utilitas yang dilaksanakan secara bertahap secara mandiri agar tidak
membebani kawasan daratan. Satu dari cita-cita utama pengembangan kawasan
Pantura adalah sebagai pusat pengelolaan sampah dan limbah yang direncanakan
menjadi bagian dari Pulau O yang kelak akan bersinergi dengan fungsi dan
kegiatan pendukung lainnya.
Reklamasi kawasan Pantura merupakan
salah satu solusi jitu Jakarta yang ditawarkan untuk menghasilkan nilai tambah
untuk revitalisasi daratan pantai lama melalui subsidi silang. Kawasan
reklamasi kelak akan menghasilkan program –program yang mampu meningkatkan
kesejahteraan warga kota seperti penyediaan perumahan untuk masyarakat,
perbaikan kawasan kumuh, penyediaan infrastruktur yang memadai serta penyediaan
lapangan kerja bagi para penduduk di kawasan Jakarta Utara sehingga tercipta
peningkatan taraf hidup penduduk. Cita-cita besar Jakarta untuk melakukan
pengembangan kawasan Teluk Jakarta tidak hanya sebatas rancangan desain kota
dan tata ruang wilayah saja. Akan tetapi proyek besar ini telah merancang
rencana mitigasi bagi kawasan Teluk Jakarta atas gelombang besar atau air
pasang yang dapat mengganggu kestabilan dan pelaksanaan pengembangan kawasan
Pantura. Pembangunan tanggul pengaman pantai pun telah dilakukan sebagai tindak
pencegahan tenggelamnya kawasan reklamasi Pantura. Pembangunan tanggul pengaman
pantai kelak dilaksanakan dalam 2 tahap, yang pertama (perlindungan sampai
2020) dimana tanggul on land dibangun sepanjang garis pantai dan merupakan
solusi jangka pendek untuk pengamanan pantai. Sedangkan pada tahap 2
(perlindungan setelah 2020) akan dibangun tanggul offshore dengan menutup
seluruh jalur sungai utama dan tanggul akan dijadikan konstruksi tanggul multi
guna di Teluk Jakarta. Pembangunan tanggul (Giant Sea Wall) akan disandingkan
dengan pembangunan Waterfront City sebagai kota terintegrasi berwawasan
lingkungan yang berkelas internasional dengan sebelumnya diawali dengan
penataan polder, normalisasi sungai, penanganan genangan, resevoir dan situ
serta revitalisasi besar-besaran daerah kumuh dan sistem sanitasi kota.
Sekelumit rencana pembangunan Teluk
Jakarta dan kawasan Pantura merupakan hal terpenting yang dapat diterapkan
Jakarta dalam membangun sebuah delta city yang kelak lebih dikenal sebagai
ibukota negara yang terawak apik dan asri. Solusi pengembangan kawasan Teluk
Jakarta dan Pantura merupakan pemecahan terbaik untuk permasalahan lingkungan,
wilayah kumuh, pencemaran teluk dan penuhnya landfill yang terletak di kawasan
Jakarta. Pembentukan sea landfill di Pulau O hingga merambat ke kawasan-kawasan
sekitarnya diharapkan mampu memberikan banyak keuntungan seperti yang diperoleh
Singapore dengan Semakau Landfill nya atau Jepang dengan Tokyo Bay-nya. Jakarta
yang memiliki sumber daya (baik berupa alam maupun manusia) yang cukup besar
sebaiknya memiliki kemampuan yang lebih dalam mengelola kesempatan ini agar
nantinya tercipta suatu keberlanjutan dan pemanfaatan yang terkendali terkait
alam. Giant Seawall yang akan dibangun di kawasan Teluk Jakarta juga menjawab
langsung permasalahan kenaikan muka air laut dan isu tenggelamnya kota Jakarta
di tahun 2050 kelak. Sistem yang terintegrasi diharapkan menjadi jawaban dalam
pengoperasian Giant Seawall dan tat kelola air di Jakarta.
Sumber : Bahan Paparan Seminar Internasional tentang Pengembangan Kawasan Teluk Jakarta
diselenggarakan oleh IWI (Indonesia Water Institute) di Ballroom Flores Hotel Borobudur
No comments:
Post a Comment