Yelna's Hope

This website is a valuable resource that presents a wealth of professional experience and the unique point of view of Yelna Yuristiary. Yelna generously shares her insights, knowledge, and expertise, with the hope that readers can use the information to enhance their own understanding, make informed decisions, and achieve their goals.

Monday, August 26, 2013

Reklamasi Pantura dan Pengembangan Teluk Jakarta sebagai Solusi Masa Depan



Kompleksitas permasalahan yang dialami Jakarta telah menjadi momok bagi warga kota. Pesimistis pun berkembang di kalangan masyarakat bahwa tidak mungkin untuk menciptakan Jakarta bersih, rapi dan tertata tanpa adanya berbagai permasalahan lingkungan seperti saat ini. Jakarta yang merupakan delta city dilewati oleh 13 sungai yang kesemuanya berasal dari kawasan penyangga dan bermuara di Teluk Jakarta. Kondisi teluk yang seolah menjadi tempat sampah buangan terbesar masyarakat kota sudah selayaknya diperbaharui dan direvitalisasi keadaannya. Pembangunan dan perubahan besar yang dapat diterapkan pada teluk Jakarta yakni berupa reklamasi pantai dan pengembangan kawasan Pantura (pantai utara) secara terpadu untuk menyeimbangkan progress pembangunan dan perkembangan kawasan kota. Dalam rangka pengembangan dan pembangunan kawasan Teluk Jakarta dan Pantura juga ditetapkan beberapa prinsip mendasar agar dampak dari pembangunan area ini optimal di masa mendatang. Kawasan Teluk Jakarta kelak akan direklamasi dan di sekitar daerah Pulau O akan dibangun landfill seperti yang ada di Semakau Island, Singapore. Pembangunan landfill yang diterapkan Semakau Island merupakan satu dari jenis landfill yang sangat multifungsi dan tepat guna. Landfill tidak hanya disulap menjadi suatu areal lahan bagi warga kota, melainkan juga sebagai lokasi wisata lingkungan dan lokasi rekreasi keluarga. Pengembangan kawasan teluk Jakarta juga dapat mengacu pada penerapan landfill seperti di Semakau Island dengan mengedepankan eco city sebagai trademark dari pembangunan kota. Selain itu proyek pengembangan kawasan Pantura tidak terlepas dari icon zero-waste city, green infrastructure, green design hingga green building. Reklamasi Pantura merupakan mega proyek yang akan dilaksanakan di atas lahan 5100 Ha dengan pembagian 3 sub-kawasan, yaitu :
a.       Sub-Kawasan Barat sebagai kawasan permukiman dengan intensitas sedang, kegiatan rekreasi/wisata dan kegiatan komersial secara terbatas
b.      Sub-Kawasan Tengah sebagai pusat perdagangan/jasa skala internasional, pusat rekreasi/wisata dan permukiman dengan intensitas tinggi.
c.       Sub-Kawasan Timur sebagai pusat distribusi barang, pelabuhan, industri/pergudangan serta permukiman dengan intensitas rendah sebagai penunjang.
Kawasan reklamasi diarahkan untuk memenuhi kebutuhan maksimal 750.000 jiwa penduduk yang kebanyakan memiliki mata pencaharian berupa nelayan. Untuk memenuhi syarat sebagai eco-city, setiap pulau reklamasi wajib mengembangkan Ruang Terbuka Hijau seluas minimal 30% dan Ruang Terbuka Biru seluas minimal 5% dan wajib menyediakan kawasan pantai publik. Program pembangunan proyek ini juga akan dibangun dengan sistem dan jaringan utilitas yang dilaksanakan secara bertahap secara mandiri agar tidak membebani kawasan daratan. Satu dari cita-cita utama pengembangan kawasan Pantura adalah sebagai pusat pengelolaan sampah dan limbah yang direncanakan menjadi bagian dari Pulau O yang kelak akan bersinergi dengan fungsi dan kegiatan pendukung lainnya.
Reklamasi kawasan Pantura merupakan salah satu solusi jitu Jakarta yang ditawarkan untuk menghasilkan nilai tambah untuk revitalisasi daratan pantai lama melalui subsidi silang. Kawasan reklamasi kelak akan menghasilkan program –program yang mampu meningkatkan kesejahteraan warga kota seperti penyediaan perumahan untuk masyarakat, perbaikan kawasan kumuh, penyediaan infrastruktur yang memadai serta penyediaan lapangan kerja bagi para penduduk di kawasan Jakarta Utara sehingga tercipta peningkatan taraf hidup penduduk. Cita-cita besar Jakarta untuk melakukan pengembangan kawasan Teluk Jakarta tidak hanya sebatas rancangan desain kota dan tata ruang wilayah saja. Akan tetapi proyek besar ini telah merancang rencana mitigasi bagi kawasan Teluk Jakarta atas gelombang besar atau air pasang yang dapat mengganggu kestabilan dan pelaksanaan pengembangan kawasan Pantura. Pembangunan tanggul pengaman pantai pun telah dilakukan sebagai tindak pencegahan tenggelamnya kawasan reklamasi Pantura. Pembangunan tanggul pengaman pantai kelak dilaksanakan dalam 2 tahap, yang pertama (perlindungan sampai 2020) dimana tanggul on land dibangun sepanjang garis pantai dan merupakan solusi jangka pendek untuk pengamanan pantai. Sedangkan pada tahap 2 (perlindungan setelah 2020) akan dibangun tanggul offshore dengan menutup seluruh jalur sungai utama dan tanggul akan dijadikan konstruksi tanggul multi guna di Teluk Jakarta. Pembangunan tanggul (Giant Sea Wall) akan disandingkan dengan pembangunan Waterfront City sebagai kota terintegrasi berwawasan lingkungan yang berkelas internasional dengan sebelumnya diawali dengan penataan polder, normalisasi sungai, penanganan genangan, resevoir dan situ serta revitalisasi besar-besaran daerah kumuh dan sistem sanitasi kota.
Sekelumit rencana pembangunan Teluk Jakarta dan kawasan Pantura merupakan hal terpenting yang dapat diterapkan Jakarta dalam membangun sebuah delta city yang kelak lebih dikenal sebagai ibukota negara yang terawak apik dan asri. Solusi pengembangan kawasan Teluk Jakarta dan Pantura merupakan pemecahan terbaik untuk permasalahan lingkungan, wilayah kumuh, pencemaran teluk dan penuhnya landfill yang terletak di kawasan Jakarta. Pembentukan sea landfill di Pulau O hingga merambat ke kawasan-kawasan sekitarnya diharapkan mampu memberikan banyak keuntungan seperti yang diperoleh Singapore dengan Semakau Landfill nya atau Jepang dengan Tokyo Bay-nya. Jakarta yang memiliki sumber daya (baik berupa alam maupun manusia) yang cukup besar sebaiknya memiliki kemampuan yang lebih dalam mengelola kesempatan ini agar nantinya tercipta suatu keberlanjutan dan pemanfaatan yang terkendali terkait alam. Giant Seawall yang akan dibangun di kawasan Teluk Jakarta juga menjawab langsung permasalahan kenaikan muka air laut dan isu tenggelamnya kota Jakarta di tahun 2050 kelak. Sistem yang terintegrasi diharapkan menjadi jawaban dalam pengoperasian Giant Seawall dan tat kelola air di Jakarta.

Sumber : Bahan Paparan Seminar Internasional tentang Pengembangan Kawasan Teluk Jakarta
diselenggarakan oleh IWI (Indonesia Water Institute) di Ballroom Flores Hotel Borobudur

No comments:

Post a Comment

Entri Populer