Yelna's Hope

This website is a valuable resource that presents a wealth of professional experience and the unique point of view of Yelna Yuristiary. Yelna generously shares her insights, knowledge, and expertise, with the hope that readers can use the information to enhance their own understanding, make informed decisions, and achieve their goals.
Showing posts with label DUNIA SIPIL. Show all posts
Showing posts with label DUNIA SIPIL. Show all posts

Friday, September 21, 2018

MODA TRANSPORTASI DI KOTA BATAM

Kota yang besar adalah kota yang mampu memenuhi kebutuhan dari setiap warganya. Kota yang besar bukan berarti sebuah kota yang dipenuhi dengan mobil-mobil mewah, jalan-jalan yang besar, gedung-gedung pencakar langit dan rumah-rumah mewah. Kota yang besar adalah kota yang angka kriminalitasnya rendah dan kesejahteraan warganya tinggi.

Aku tinggal di kota yang tetangganya sangat maju. Singapura. Hanya saja perbedaan besar sangat terlihat antara Batam dan Singapura. Anehnya dari segi harga bahan-bahan pokok dan gaya hidup (lifestyle), kota Batam tidak berbeda jauh dengan Singapura. Bayangkan saja, dengan uang Rp 50.000 kita dapat makan dan minum di foodcourt di Singapura. Begitu juga di Batam, harga ini tidak jauh berbeda. Perbedaan paling besar justru terletak di sistem transportasinya.

Entah kenapa, di Batam dengan jumlah penduduk yang sudah melebihi 1 juta jiwa ini, sistem transportasi umumnya masih saja seperti kota-kota kecil di Indonesia yang mobilisasi penduduknya masih begitu-begitu saja. Apalagi Batam yang sering dikunjungi oleh wisatawan asing masih belum mampu menyediakan transportasi umum yang memadai sehingga hal ini dapat menunjang perekonomian masyarakat sekitar. Bayangkan saja jika di Batam ada sistem transportasi umum bus yang sangat ontime dengan jadwalnya, serta tingkat kepastiannya tinggi, otomatis warga Batam yang setiap hari harus menyabung nyawa dengan cara kebut-kebutan di tengah jalan dengan sepeda motor akan memilih moda transportasi ini.

Tidak hanya itu, bayangkan juga jika ada bus yang ontime seperti ini, maka para turis asing yang mengunjungi Batam tidak lagi perlu repot-repot menyewa taksi atau mobil dengan rate yang lumayan tinggi untuk wisata sehari di Batam. Dari segi pengembangan wilayah, sebenarnya Batam sudah cukup baik dengan memisahkan pusat perdagangan dan pemerintahan di 3 tempat yang berbeda. Seperti kita tahu bahwa pusat perdagangan di Batam terletak di kawasan Nagoya, pemerintahan di Batam Center dan Sekupang. Pusat industri di Muka Kuning, Kabil dan Tanjung Uncang serta pariwisata terfokus di kawasan Barelang dan Nongsa.

Hanya saja skema ini belum dimanfaatkan pemerintah untuk menunjang pariwisata dan perdagangan setempat. Mungkin nanti ketika sektor private dari Singapura atau China masuk ke Batam dan mulai take over sistem transportasi publik yang sangat menjanjikan ini, di saat itu kita baru memahami besarnya profit yang mampu diperoleh dari pengembangan sektor moda transportasi ini.


Wednesday, August 08, 2018

WORK SEQUENCE PRODUKSI XBLOC


Quality control merupakan suatu hal yang sangat penting dalam sebuah produksi baik di proyek maupun bidang manufaktur. Khususnya untuk proyek, Quality Control teramat sangat besar perannya untuk memastikan hasil akhir dari proyek tersebut. Pada postingan ini kita akan membahas tentang siklus fabrikasi/produksi dari XBloc.
Adapun siklus produksi dari XBloc adalah sebagai berikut :
1. Trial Mix
Pada umumnya trial mix ini adalah langkah awal dari suatu kegiatan produksi beton dalam jumlah banyak dimana kualitas yang diinginkan diharapkan dapat konsisten. Seperti contoh pada perusahaan precasr umumnya, kualitas beton kolom memiliki aturan kekuatan yang sama. Oleh sebab itu sama halnya dengan XBloc, kekuatan yang diinginkan dari ribuan bahkan puluhan ribu blocks diharapkan dapat sama. Maka dimulailah kegiatan trial mix untuk menentukan komposisi yang tepat antara semen, air, agregat halus dan agregat kasar hingga zat aditif lainnya. Khusunya untuk XBloc pada umumnya density yang diinginkan adalah sekitar 2.400 kg/m3 dimana kekuatannya akan dirancang sedemikian rupa, begitu juga workability dan beberapa parameter concrete lainnya.

 2. Mould Setting
XBloc hanya dapat dibuat dengan menggunakan mould khusus yang dirancang sesuai dengan spesifikasi tertentu. Dalam penyelesaiannya, biasanya sebelum memulai produksi, engineer akan membuat mould untuk XBloc terlebih dahulu. Mould yang sudah dibuat nantinya akan dicek terlebih dahulu oleh team QCQA sebelum dilakukan proses casting. Biasanya ketebalan pelat mould dan design sambungan akan memengaruhi durabilitas dari mould itu sendiri.

3.   Batching Process
Process batching atau bahasa kerennya mengaduk beton, adalah hal yang teramat sangat penting dalam kegiatan menciptakan struktur beton dan workabilitas beton yang sesuai keinginan. Pada kegiatan batching proses biasanya akan dibatasi waktu lamanya pengadukan karena hal ini akan memengaruhi konten udara di dalam beton yang akan kita hasilkan nantinya.

4.  Casting Proses
Casting proses merupakan inti utama dari pekerjaan beton. Kegiatan casting ini jika tidak dilakukan dengan baik dan benar serta sesuai metode yang diinginkan maka akan menyebabkan terjadinya beberapa cacat seperti honeycomb, crack, air bubble dan masih banyak lagi yang lainnya. Intinya proses casting ini menentukan hasil beton dan pengerjaan proses ini ditentukan oleh komposisi mix design dan batching process yang sebelumnya telah dilaksanakan.

5.  Removal of Mould
Pemindahan atau pelepasan mould biasanya juga memiliki beberapa syarat tertentu. Untuk struktur atau aksesoris dari bangunan bisa jadi pelepasan mould tidak membutuhkan suatu parameter kekuatan struktur sendiri. Hanya saja khusus untuk XBloc yang memiliki volume yang lebih besar, kegiatan pelepasan mould hanya akan dapat dilaksanakan jika kekuatan beton telah mencapai nilai tertentu.

6. Curing Process
Proses curing adalah proses yang kalian semua (anak Teknik Sipil) sudah ketahui. Proses ini biasanya menggunakan semprotan air/kain basah. Saat ini juga telah ada curing liquid yang dapat menjadikan permukaan beton menjadi lebih kinclong.

7. Shifting and Stacking
Setelah casting dan curing dilakukan, maka pengangkatan hingga penyimpanan dapat dilakukan. Sebelum mengangkat dan menyimpan maka biasanya akan dilakukan Pre-Delivery Inspection untuk menentukan XBloc tersebut layak diterima atau tidak.

8.  Pre-Delivery Inspection
Nah, ini adalah inspeksi yang akan menentukan diterima atau tidaknya XBloc yang kita sudah produksi. Jika XBloc kita memenuhi syarat yang telah diajukan maka kegiatan lanjut ke pengiriman/pengantaran XBloc ke site project. Jika seandainya ada beberapa cacat yang harus diperbaiki, maka cacat tersebut akan diperbaki. Namun jika cacatnya berupa cacat major seperti retak dan adanya cold joint, maka dengan berat hari XBloc ini dapat di reject.

9.    Repairing
Perbaikan XBloc sebenarnya memiliki arah dan metode tertentu. Semua hal tersebut ditentukan oleh pihak produsen.

10. Delivery to Site
Nah ini adalah tahap akhir ultimate yang dapat engkau raih setelah sekian lama melakukan produksi dari XBloc. Yakni mengirimkan pesanan kepada pelanggan.

Berikut flowchart Work Sequence XBloc :


Monday, July 30, 2018

XBloc dan Armour Layer Lainnya pada Tanggul Breakwater


Hello semua yang ada di blog ini. Sebenarnya untuk postingan kali ini saya ingin buat dalam Bahasa Inggris karena ada beberapa istilah yang saya agak bingung meng-Indonesiakannya. Hanya saja karena saya mengingat bahwa saya ingin berbagi dengan orang sebangsa saya, supaya diskusi antar engineer di Indonesia ini semakin ramai, ya bolehlah saya share dalam bahasa kita sehari-hari saja.
Jumpa lagi dengan saya Yelna yang akan share sedikit terkait XBloc di artikel kali ini.
Mungkin sebagian dari kalian belum mengetahui dengan pasti apa XBloc itu sendiri. Yups… XBloc itu adalah salah satu armour layer yang biasanya digunakan dalam pembangunan konstruksi pemecah gelombang pada coastal area.
Nah, untuk XBloc ini sendiri sebenarnya baru mulai diperkenalkan oleh Delta Marine Consultant pada 2003 (ya kalau bahasa kerennya itu baru mereka publikasikan itu pada tahun tersebut).
Sebelumnya, sudah ada banyak jenis armour layer nih teman-teman seperti Tetrapod, Accropod, Coreloc dan masih banyak lagi. Hanya saja beberapa armour layer ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Terkait XBloc ini sendiri kelebihannya dia lebih ekonomis dibandingkan dengan armour layer lainnya karena volume kubikasi setiap unitnya lebih kecil. Dan juga bentuk XBloc ini menjadikan dia sebagai armour layer yang dapat difungsikan jika diletakkan satu lapis saja. Kalau seandainya kita menggunakan Tetrapod, kita setidaknya harus punya 2 layer, nah kalau XBloc ini dia sudah mengunci satu sama lain meski hanya menggunakan satu layer.
Selain dari XBloc ada juga Namanya Crablock. Kalau dari bentuk-bentuknya XBloc dan Crablock ini ya sama saja tapi shape nya saja berbeda dan sisi geometrisnya.
Ini dia nih gambaran XBloc dan Crablock.


Gambar 1. Xbloc


Gambar 2. Crablock


 
Gambar 3. Tetrapod yang sudah disusun

Nah jelas beda dong ya ketiga jenis unit armour ini. Kalau mengingatnya mudah saja, Crablock ini lebih mirip dengan Tetrapod dari segi bentuk kaki-kakinya. Kalau XBloc kakinya petak-petak.
Hahaha… Awam bener bahasanya. Ya tapi begitu. Kalau kalian di kantor cara ngomong terkait perbedaan XBloc dan Crablock ini jangan meniru saya. Karena nanti kalian dipikir tidak mengerti apa-apa kalau bahasanya tidak formal seperti yang orang-orang di dunia perkantoran ingini.
Okey, kita lanjut pembahasannya. Jadi dari segi design perletakan (placement design) antara XBloc dan Crablock ini sebenarnya mereka sama-sama armour unit yang diletakkan 1 lapis saja karena mereka mampu mengingat satu sama lain.
Untuk pattern unitnya dapat digunakan uniform atau random pattern perletakannya. Secara bahasa awamnya, mau teratur atau tidak XBloc bisa disusun seenak jidat lu dah. Tapi nih, biasanya orang-orang menyusun XBloc dengan pattern batu bata. Hmm… Kalian pasti berpikir “Äpa lagi kata si Yelna ini?”
Oke, ini gambarnya :
Gambar 4. Pattern batu bata seperti ini

Kemudian untuk average packing density XBloc itu sendiri :
Horizontal Distance (m) = 1.30 x D
Upslope Distance (m) = 0.64 x D
Packing Density = 1.20/D(kuadrat) ----- sorry aku malas buat kuadrat a.k.a. dua kecil di atas
Packing Density = 0.58/Dn(kuadrat) ----- sorry aku malas buat kuadrat a.k.a. dua kecil di atas

Kemudian kalau kalian ada yang bertanya seputar Safety Factor dari XBloc itu sendiri sebenarnya design XBloc memiliki Safety Factor 1.25 (ini nilai yang seharusnya digunakan).
Maksudnya disini adalah gelombang yang menghantam si XBloc ini harus dinaikkan 25% nya dari gelombang sebenarnya. Hmm… Jangan pusing. Biar aku saja. Karena aku yang nulis blog ini.
Tapi nih sebenarnya Safety Factor Accropode lebih besar dibandingkan dengan XBloc karena kemampuan interlocking Accropode itu lebih kecil dari XBloc. Jadi gini nih maksudnya:
Safety Factor itu untuk menjaga keamanan designnya supaya tidak pecah. Misal dengan hantaman 20 kali pukul, si XBloc akan pecah. Nah Safety Factornya dinaikkan jadi 20*1.25. Kalau si Accropode, bisa jadi Safety Factornya 20*4. Karena bentuknya yang berbeda, kemampuan interlocking antara unit ini berbeda. Interlocking ini diibaratkan dengan pegangan tangannya si unit-unit ini.
Nah, si XBloc ini solidaritasnya tinggi jadi pegangannya kuat. Kalau dihantam gelombang, dia nggak langsung tercampak dan terhempas gelombang. Beda halnya dengan Accropode yang interlockingnya lemah, jadi ada gelombang sedikit, dia langsung terlepas, tercampak dan terhempas. Maka dari itu Safety Factornya dibuat tinggi. Bagi yang penasaran dengan penampakan Accropode, berikut ini fotonya.

Nah, sudah terbayangkan oleh kalian kan macam mana si unit armour ini berpegangan tangan?
Jadi itulah ulasan sedikit terkait XBloc ini.

Oke. Karena sudah hampir jam 6 aku pulang dulu ya. Sudah di tunggu Bapak pulang.
Bye… Sampai jumpa di ulasan terkait Teknik Sipil selanjutnya.

Monday, July 13, 2015

Dunia dan Pembangunan Berkelanjutan



Gejolak dunia untuk terus berkembang merupakan sebuah hukum alam yang pasti. Semua aktifitas pembangunan di dunia terjadi karena adanya kebutuhan dan perkembangan populasi dunia. Dari hasil perhitungan World Population Clock di tahun 2014 saja jumlah penduduk dunia telah mencapai 7 milyar orang dengan perbandingan antara tingkat kematian dan kehidupan sebesar 41%. Dari angka ini terlihat bahwa saat ini pertumbuhan populasi manusia (perbandingan antara kehidupan dan kematian) belum mencapai angka seimbang, 0%. Pertumbuhan penduduk dunia sebenarnya bukan merupakan masalah utama, di sisi lain masih banyak terdapat masalah lanjutan dari pertumbuhan populasi manusia ini. Krisis air, pangan dan energi merupakan sebuah fenomena besar yang mungkin saat ini tengah dihadapi sebagian besar negara berkembang di dunia. Sekitar 90% hasil agrikultur di Nigeria berasal dari ladang-ladang kecil yang tidak efisien sehingga hampir 91 juta jiwa penduduk di negara ini mengalami krisis pangan (www. Washingtonpost.com).
Menurut Proffesor A. K. Biswas dari United Nations Human Development, krisis ini tidak hanya disebabkan oleh adanya kelangkaan melainkan juga dipicu oleh mismanagement. Dalam tulisannya yang berjudul Institutonalising Sustanable Development, Mona Sahlin mengatakan bahwa jika setiap orang menggunakan energi dan sumber daya alam sama seperti yang dilakukan oleh orang-orang di dunia Barat, pastilah kita membutuhkan tiga dunia untuk mencukupinya. Oleh karena itu pentingnya ilmu management dalam pembangunan pengelolaan kota. Pembangunan yang berkelanjutan mengharuskan setiap individu mampu menciptakan keseimbangan hubungan antara ekonomi, sosial dan lingkungan. Keseimbangan yang dimaksud saat ini bukan hanya seimbang secara kuantitas saja, melainkan lebih dari itu.
Tidak adanya sistem pembangunan yang berkelanjutan lambat laun akan meningkatkan gap antara si miskin dan si kaya. Seperti saat ini, di beberapa negara ada yang mengalami pelimpahan sumber daya seperti air. Namun di negara lain, air merupakan sebuah sumber daya yang sangat sulit untuk diperoleh. Khususnya di negara-negara Afrika, krisis air ini menjadi sebuah masalah yang dihadapi oleh beberapa daerah sehingga secara lansung sistem sanitasi di daerah ini memiliki kualitas yang buruk. Saat ini sekitar 1,8 juta anak di dunia meninggal setiap tahunnya karena adanya masalah krisis air bersih dan rendahnya sistem sanitasi yang ada. Kesenjangan sumber daya ini terjadi karena tidak seimbangnya perkembangan teknologi dan ekonomi antar satu daerah dengan daerah lainnya.
Teknologi dan ekonomi yang berkembang menuntut pertumbuhan konsumsi dari wilayah tersebut. Lihat saja India dan China sebagai contoh dari negara berkembang yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang cukup cepat, peningkatan kebutuhan energi dan pencemaran di wilayah ini juga meningkat. Selain pertumbuhan ekonomi, ternyata perkembangan teknologi juga turut memacu kerusakan lingkungan seperti yang terjadi saat ini. Sekitar 200 tahun yang lalu, bahan bakar fosil menjadi sebuah temuan yang dapat meningkatkan kemajuan revolusi industri di beberapa negara. Setiap wilayah mulai berbondong-bondong menggunakan temuan ini hingga akhirnya terjadi peningkatan gas CO2 di udara.
Benar kata pepatah bahwa segala hal yang berlebihan tidaklah baik, kelebihan gas CO2 inipun menyebabkan sebuah masalah besar yang saat ini tengah melanda iklim dunia, yaitu pemanasan global. Pemanasan global bukan hanya menjadi permasalahan lingkungan, melainkan permasalahan sosial karena fenomena ini telah merubah aktivitas sosial masyarakat. Pemanasan global telah meningkatkan pola konsumsi masyarakat sehingga penggunaan teknologi semakin ditingkatkan. Embel-embel penggunaan teknologi canggih telah menarik perhatian dunia dimana sebagian besar diantaranya menyisakan polusi bagi lingkungan.

Sunday, December 21, 2014

Our Research about Urban Planning (with Wellsi Titaheluw and Kristy Mikhaelse)

Sedikit resume tentang research kita...



Pendahuluan
Berbagai negara di berbagai belahan dunia saat ini sedang mengeksplor “smart city” concept  untuk memperbaiki efisiensi dan mengoptimalisasi penggunaan sumber daya sehingga dapat menjadi kota yang lebih baik untuk ditinggali. Pengembangan kota dapat ditinjau dari berbagai macam instrumen seperti komunikasi , sistem transportasi dan sistem pengelolaan air kota. Adapun hal yang tidak kalah penting adalah pengembangan infrastruktur karena kota yang infrastrukturnya kurang berkembang akan menekan pertumbuhan ekonomi daerah tersebut. 

Fenomena yang terjadi di Indonesia:
-       Jumlah penduduk yang besar.
-       Adanya krisis air bersih di sebagian wilayah.
-       Adanya sistem sanitasi yang belum memadai di beberapa wilayah.
-       Potensi daerah yang belum berkembang menjadi smart industry.
-       Sarana IT yang masih terbatas.
Sehingga dari fenomena tersebut diperoleh sebuah masalah besar yakni : belum adanya perencanaan kota yang terintegrasi dengan kebutuhan dan kondisi lingkungan saat ini.

Tujuan
Penelitian ini bertujuan:
-       Menghasilkan rancangan kota dengan konsep pembangunan berkelanjutan.
-       Menganalisis rencana desain teknologi ICT, lingkungan (waste) dan penggunaan energi, green building, water resources dan sanitasi, edukasi, kesehatan, transportasi, logistik dan maritim.
-       Mengevaluasi kelayakan investasi dan skema pembiayaan dari pembangunan dengan konsep berkelanjutan.
-       Menganalisa pertumbuhan sektor industri IT di kawasan Indonesia secara global.

Metode Penelitian
Penelitian dilakukan dengan melakukan metode analisa Benchmarking dan Value Engineering dengan mengambil sebuah studi kasus sebuah kota atau kawasan sebuah pulau. Adapun hasil benchmarking yang telah dilakukan, yakni:
New Songdo City
New Songdo City terletak di dekat Seoul, Korea. Proyek ini akan dibangin di lahan reklamasi yang dapat menampung 65.000 orang di tahun 2015 akan mengimplementasikan berbagai green technologies terbaru.
Di kota ini akan dikembangkan rumah pintar yang pengaturan AC, keamanan, pencahayaan sampai kemempuan buka-tutup gorden dapat terkoneksi dengan pengaturan pada smartphone. Akan dikembangkan pula fiber optik dimana semua data  akan dihubungkan untuk pengoperasian perumahan. Di seluruh kota akan dipasang sensor yang dapat mengukur beban kendaraan dan dapat melihat lokasi kendaraan tsb. 40% Songdo akan diterapkan green space, rooftop vegetation dan rain water recycle.
Masdar City
Seluruh kota dibangun diatas platform, dibawah platform terdapat smart infrastruktur (Personal rapid transit system, kereta cepat, utility service, pengolahan sampah dan fasilitas pendaur ulang dan fiber optic untuk komunikasi.
Satu level dibawah platform terdapat Freight Rapid Transport sistem yang akan menantarkan barang ke seluruh penjuru kota dengan kekuatan magnet.
Seluruh infrastruktur dapat di maintenance via akses point dimana ada elektronik sensor yang akan memberitahu apabila ada kerusakan. Adapun 80% air diseluruh kota akan di daur ulang untuk irigasi dan persawahan. Diatas platform terdapat berbagai green technology dan gedung hemat energi.  Sumber energi kota ini akan berasal dari energi matahari, angin, geotermal dan hidrogen power dan akan menghemat sampai 75% energi bila dibandingkan dengan kota pada umumnya.
Plan IT Valley
Kota ini direncanakan akan dibangun dengan 100 juta sensor yang akan memantau seluruh data kota, mulai dari tingkat kemacetan, proses pengolahan sampah sampai temperatur rumah dan pemanggilan tukang pipa apabila ada kebocoran pipa dalam rumah.
Smart City dalam suatu kawasan harus memenuhi 3 tingkatan yang seluruhnya direncanakan dengan baik, dikembangkan dan terintegrasi menjadi suatu kesatuan :
  1. High Tech/Digitally smart and Intelegent city
  2. Sustainable/Green/Zero Carbon/Kota yang bersih
  3. Berpengetahuan/inovasi/Kreatif/Sosial/Lab Hidup

Output yang Diharapkan
Adapun output yang diharapkan pada penelitian ini adalah:
-       Rancangan design dari sebuah kawasan dengan konsep pembangunan berkelanjutan.
-       Nilai kelayakan investasi dari design perencanaan kota/kawasan.
-       Skema pendanaan yang sesuai dengan kondisi politik, ekonomi, sosial dan budaya masyarakat setempat.

PENTINGNYA LEGISLASI, PENGAWASAN DAN PELAYANAN KESEHATAN KERJA

Pada tulisan ini akan dibahas terkait pentingnya regulasi, pengawasan kesehatan pekerja dan pelayanan dari kesehatan pekerja. Legislasi merupakan hal yang sangat fundamental dalam penerapan SMK3 di proyek. Legislasi selain berfungsi sebagai alat, namun tools ini juga merupakan suatu hal yang sangat ampuh dalam melindungi kesehatan dan keselamatan pekerja. Dalam melindungi kesehatan dan keselamatan pekerja dibutuhkan adanya inspeksi pada setiap proyek dimana hal ini diatur dalam ILO (International Labour Organization).
Secara umum fungsi dari inspeksi di lapangan adalah untuk melindungi pekerja dalam hal jam kerja, kesehatan, keselamatan dan perlindungan; menyuplai informasi teknis serta memberikan pemahaman kepada setiap stakeholder pentingnya sebuah kebijakan K3 yang legal. Dalam penerapan sistem K3 ada beberapa hal yang menghalangi terwujudnya implementasi yang optimal, seperti:
1) Kebijakan yang tidak realistis, dimana kebijakan terkait K3 yang diambil tidak berkaca kepada kondisi lingkungan, kebiasaan dan budaya yang ada;
2) Inspeksi pekerja yang sulit memperoleh kewenangan sehingga hal ini menyebabkan kurang adanya otoritas dalam melakukan inspeksi dan kurangnya rasa segan dari berbagai pihak;
3) Tidak adanya sarana dan prasarana yang mendukung proses inspeksi; dan
4) Panjangnya prosedur inspeksi dan besarnya biaya yang dibutuhkan dalam melakukan peninjauan/inspeksi.
Agar nantinya hasil inspeksi dapat optimal pada umumnya ada beberapa hal yang dilakukan seperti:
-          Menambah kebijakan terkait inspeksi;
-          Memberikan informasi teknis menyangkut proyek;
-          Mengidentifikasi kebutuhan penanganan dari setiap aksi yang dilakukan;
-          Meningkatkan rutinitas inspeksi;
-          Menambah training inspector;
-          Mengintegrasikan unit inspeksi atau fungsi;
-          Mendekatkan inspektur dari pekerja, karyawan dan organisasinya;
-          Meningkatkan sistem untuk memperoleh laporan statistik kecelakaan; dan
-          Meningkatkan fasilitas yang mendukung kegiatan inspeksi.
Selain penerapan kebijakan, pada sebuah perusahaan perlu melakukan pengawasan terkait kesehatan pekerja. Beberapa prosedur yang pada umumnya dilakukan dalam mengawasi kesehatan pekerja adalah dengan melakukan monitoring, pengetesan, kuesioner, tes rontgen, dan review dari catatan kesehatan setiap pekerja.
Selain ini dalam melakukan kegiatan monitoring terdapat beberapa objek utama yang dapat dilihat, seperti:
-          Identifikasi hazard nyata. Pada kegiatan ini akan dicari hazard apa saja yang dapat mengancam resources dari proyek.
-          Mengelompokkan pekerja yang terpapar dengan zat berbahaya. Pengelompokan ini sangat dibutuhkan untuk memisahkan pola penanganan masing-masing pekerja.
-          Mengecek regulasi yang digunakan.
-          Mengontrol hal-hal yang perlu diawasi.
-          Memastikan efisiensi dari pengukuran kontrol yang digunakan.
Dalam melakukan survey terkait kesehatan pekerja, kita dapat memilih jenis survey yang akan dilakukan, yakni berupa survey dalam mengevaluasi pekerjaan yang telah dilakukan dimana nantinya survey akan dilakukan untuk menganalisa hazard yang terekspos maupun survey dalam hal pemeriksaan alat, perencanaan dan eksekusi yang kelak akan dilakukan.
Dalam melakukan monitoring terkait eksposure yang mungkin akan diterima nantinya akan diperoleh beberapa hal sebagai berikut:
-          Tahapan operasi spesifik mana yang menghasilkan eksposure, mengidentifikasi eksposure, mengetahui levelnya dan mengkuantifikasi dari eksposure tersebut.
-          Mengidentifikasi polutan udara yang terekspos oleh pekerja dan batasan ekspos.
-          Kegiatan pencegahan preventif yang dapat diimplementasikan.
-          Pengukuran awal yang dapat dikembangkan dalam menangani permasalahan paparan zat berbahaya di lingkungan proyek.
Selain kegiatan monitoring, perlu juga dilakukan kegiatan pembatasan pekerja dari zat-zat berbahaya yang terekspos (Occupational Exposure Limits, OELs). Reduksi dari eksposur dari zat berbahaya ini tidak hanya melibatkan pihak top management saja melainkan pihak staff dan pekerja. Setiap pekerja bertanggung jawab untuk mengawasi hal-hal sebagai berikut:
-          Pelaksanaan survey di lapangan;
-          Interpretasi data yang diperoleh;
-          Pelaporan hasil;
-          Persiapan kontrol pengukuran;
-          Persiapan simbol-simbol peringatan dan bahaya;
-          Inisiasi terkait pengelolaan kebersihan proyek;
-          Pengajaran pekerja lainnya terkait pertolongan dasar pertama pada kecelakaan; dan
-          Pelatihan terkait penyebaran penyakit epidemi, kecelakaan dan luka di lokasi proyek.
Hal yang terpenting dalam pelaksanaan sistem manajemen K3 adalah dengan melakukan record keeping. Setiap pekerja wajib mendapat pengecekan medis terkait kesehatan maupun biologisnya. Setiap penyakit yang diderita oleh pekerja wajib dimonitor dari waktu ke waktu. Tidak hanya itu, setiap kecelakaan, luka dan persebaran penyakit yang ada pada proyek wajib masuk ke dalam report rutin.
Adapun beberapa keuntungan dari record keeping adalah:
-          Perusahaan dapat melakukan assesment dari dampak ekonomis;
-          Mengetahui konsekuensi ekonomis dari tipe kecelakaan yang ada;
-          Meningkatkan sistem pengelolaan pekerja;
-          Mengurangi kecelakaan dan memberikan dampak positif dari penjualan produk; dan
-          Memiliki dokumen yang siap sehingga tidak risau ketika inspektur datang melakukan inspeksi.
Dalam proses implementasinya setiap pekerja wajib tahu akan hak dan kewajiban yang mereka terima ketika sudah tergabung menjadi bagian dari sebuah proyek. Adanya etika transparansi sangat penting serta setiap pekerja dijamin secara legal atas tuntutan terkait isu kesehatan dan keselamatan kerja yang mereka terima. Setiap pekerja harus memiliki hal terkait personal dan informasi medis; hak dalam mengetahui penjelasan dari tujuan dan hasil monitoring dan pengawasan; dan hak menolak prosedur medis yang melanggar integritas jasmani.
Tidak hanya monitoring dari kesehatan pekerja saja yang diperhatikan. Pelayanan terhadap kesehatan pekerja merupakan hal fundamental yang harus diperhatikan oleh sebuah perusahaan. Pelayanan kesehatan pekerja adalah hal yang penting (Occupational Health Services (OHS) Convention, 1985). Pekerja harus memiliki perlindungan terhadap lingkungan yang sehat, kesehatan fisik dan mental.
Fungsi dari sebuah OHS adalah:
-          Mengidentifikasi dan meng-asses risiko dari hazard kesehatan yang ada;
-          Melihat faktor yang memengaruhi kesehatan pekerja;
-          Memperoleh bimbingan terkait rencana kerja dan organisasi, termasuk kondisi mesin dan peralatan lain yang digunakan;
-          Berpartisipasi dalam pembangunan program untuk meningkatkan praktik kerja;
-          Berkolaborasi dalam melakukan tes benda baru dan mengevaluasi aspek kesehatan yang ditimbulkannya;
-          Memperoleh bimbingan terkait kesehatan kerja, keselamatan dan kebersihan, ergonomis dan alat pelindung;
-          Memonitoring kesehatan pekerja;
-          Memastikan bahwa pekerjaan mengadaptasikan diri dengan pekerja;
-          Memberikan kontribusi pada perbaikan pekerjaan;
-          Berkolaborasi dalam menyediakan training dan pendidikan terkait kesehatan kerja;
-          Mengorganisir perawatan pertama pada kecelakaan; dan
-          Berpartisipasi dalam menganalisa kecelakaan pekerja dan sebaran penyakit di kalangan pekerja.
Dalam melakukan pelayanan terkait kesehatan pekerja perlu adanya pendekatan kesehatan secara primer yang dilakukan pihak perusahaan terhadap masing-masing individu yang terlibat di dalam proyek. Setiap entitas yang ada pada proyek juga wajib memahami bagaimana cara menerapkan pertolongan pertama pada kecelakaan. Tidak hanya itu, perusahaan diwajibkan memberikan pelayanan kesehatan dan rehabilitasi yang maksimal jika terjadi suatu isu terkait kesehatan pekerja. Proyek yang baik juga pada umumnya menyediaan fasilitas khusus untuk pekerja yang berkebutuhan khusus. Setiap elemen dalam perusahaan akan bekerja sama dan melakukan koordinasi dalam meningkatkan mutu kesehatan para pekerja mereka. Tentu saja semua hal ini juga didasari oleh riset yang dilakukan di masing-masing unit kerja.

Entri Populer