Yelna's Hope

This website is a valuable resource that presents a wealth of professional experience and the unique point of view of Yelna Yuristiary. Yelna generously shares her insights, knowledge, and expertise, with the hope that readers can use the information to enhance their own understanding, make informed decisions, and achieve their goals.
Showing posts with label SASTRA. Show all posts
Showing posts with label SASTRA. Show all posts

Tuesday, February 18, 2014

PERTEMUAN KEDUA P-POP

Beberapa inti yang diperoleh dari hasil belajar hari ini tentang menulis...

Setiap orang memiliki cerita. Tidak ada yang diam. Semuanya penuh cerita. Maka ceritakanlah dengan tulisanmu ---
Menulis itu sama seperti berenang. Harus nyemplung dulu. Harus menulis dulu, barulah kita akan mengerti dan memahaminya dengan sendirinya ---
Metode terbaik dalam menulis adalah mengamati dan meniru/mencontoh. Setelah itu barulah mulai mengembangkan tulisan kita hingga akhirnya muncullah jati diri dan gaya menulis masing-masing orang. Setiap orang itu berbeda. Maka mulailah untuk menulis dan temukan jati dirimu sesegera mungkin ---
Dalam menulis, usia kepengarangan sangat ditentukan oleh intelektualitas. Maka perbanyaklah membaca agar tulisanmu tidak lagi membosankan dan penuh dengan ilmu yang senantiasa berkembang. Bakat hanya akan memberikan usia sementara bagimu untuk menulis. Intelektualitas akan memberikan sepanjang hidup dan usiamu untuk dapat menulis ---

Depok, dini hari 01.49 WIB
18 Februari 2014

Tuesday, January 21, 2014

KUPU-KUPU KERTAS (Tidak Sempat untuk Berpisah)

Malam ini bersama lagu 'Kupu-Kupu Kertas', Ebiet G. Ade. Lagu yang mengingatkanku pada seseorang yang berada jauh, yang tidak pernah saling mengenal dengan dekat, apalagi sempat untuk berpisah. Tahukah kamu kalau aku ingin menjadi seperti angin yang tak pernah diam. Aku ingin menebarkan rasa riang dimanapun aku berada, tanpa aroma luka tentunya. Tak perlu bagiku untuk menjadi kupu-kupu kertas karena aku sendiri sudah berwarna. Aku memiliki warna yang unik yang tidak dimiliki oleh semua orang.

Warna yang beragam, warna yang dapat membasuh debu dan mencuci segala kekotoran. Tahukah engkau si pemetik sajak kupu-kupu kertas? Jangan engkau pinta badai untuk datang dan hancurkan segala kekacauan. Biarkan mereka untuk menjadi benar sendiri, atau setidaknya kau tunjukkan cara untuk benar kepadanya. Engkau si pemetik sajak kupu-kupu kertas, di manakah gerangan engkau kini berada?
Ketika aku tanya pada diri sendiri, dia berkata. Aku ada di hatimu, sangat dekat dan tidak pernah pergi. Karena hakikatnya kita tak pernah sempat untuk berpisah.

Friday, January 03, 2014

EMBUN YANG MATI

Bukannya aku tak berpikir dan tidak menjaga
Bukan pula karena aku ingin dicegah
Tahukah engkau filosofi embun pagi ?
Dengan titik kecil dan bulir yang selalu jadi bukti

Basahi taman-taman kota
Wajah-wajah yang gerah
Embun pagi memang datang di hari yang cerah
Bukan dia takut akan hujan dan badai
Tetapi karena untuk hadir saja tentu akan sulit digapai

Jangan kau salahkan embun pagi ingkar janji
Jika masih kau tutupi tanah-tanah dengan beton-beton yang megah
Jangan kau salahi aliran ini
Jika masih kau hambat dan kendalikan setiap titik mata air dari sana
Jangan salahkan lagi si embun pagi
Bukan karena dia tak datang dan benci
Ketahuilah bahwa dia sudah mati



Depok, 17 Maret 2013

SURAT UNTUK ANJINGMU

Katakan dengan keras pada anjingmu
Aku tak akan ambil tulangnya yang memang masih beku

Katakan pada anjingmu
Tak perlu menggonggong seperti tak pernah diberi makan
Karena tentunya perut dia telah buncit oleh tipuan-tipuan dan muslihat untukmu

Tolong katakan pada anjingmu
Tak perlu terus menyalaki orang-orang yang lalu lalang
Karena memang hakikatnya di sanalah jalan mereka

Tolong katakan pada anjingmu
Hendaknya sedikit lebih tenang dan ambilkan tulang-tulang
Karena bukan hanya dia anjing peliharaan

Tolong katakan pada anjingmu
Potong taring, kuku dan enyahkan gonggongannya
Karena jika tidak, akan aku adu dengan anjingku
Aku buka kulit-kulitnya
Aku keluarkan pita suaranya
Aku bedah hatinya
Lalu aku racun
Agar kau tahu kalau dia bukan anjingmu


Depok, 29 Desember 2013
Untuk anjing-anjing yang suka menggonggong...

Friday, December 27, 2013

JARAK (Sebuah Puisi yang Menyentuh)

Oleh : Karaeng Kribo
https://soundcloud.com/karaengkribo/jarak

Adakalanya ruang memberi kesempatan untuk berkasih sayang
Adakalanya kita dapat bergerak jika ada jarak
Tapi,
Aku tidak tahu seberapa jauh aku sanggup untuk mengulur tali itu
Semoga aku tak lupa kapan seharusnya berbalik arah
Semoga aku tak lupa, kapan kali terakhir menentang angin dan menatap awan

Malam telah di seret paksa
Embun telah ditelanjanginya
Aku mengerti
Bahwa jarak masih memegang kendali
Mata ini redup menghirup kesunyian
Sebuah panah tertancap jauh ke sukma
Berteriak sekencang-kencang yang aku bisa
Masih tak mampu melukiskan perih ini

Iya. Aku memilih diam seribu kata
Walau suara jangkrik menghiburku
Walau lampu jalan menyorotiku
Tapi jarak hingga bumi mencengkram akan selalu mencubitku
Perlahan, menyakitkan

Kau jarak
Yang hanya duduk manis dengan mahkota
Kau tidak tahu setangkai bunga layu karenamu
Yang tak lagi menggeliat seperti dulu
Jarak
Sang pengemudi
Aku hanya tak ingin ini terjadi lagi
Ketika bumi pagi basah oleh air mata
Jarak
Sang pemilik padang
Aku hanya ingin memetik bunga di taman asuhanmu
Memberi teratai menangis dini hari
Semoga aku, dia bisa bersama menyalakan kembang api
Bisa berjalan beriringan, lagi

Monday, November 04, 2013

Ketahuilah, Semua Hari Memang Indah

Semua hari itu indah bagiku dan semoga juga bagi kalian yang tengah membaca blog ini. Bukan karena apa-apa atau siapa-siapa yang hadir dalam hari-hari itu, tetapi semuanya karena kita. Yap... Karena kita dapat memaknai yang ada menjadi berarti, yang tiada menjadi bukan masalah. Setiap hari itu mampu menjadi indah bersama rasa syukur yang senantiasa tertanam di sanubari terdalam. Bukan karena uang yang melimpah, tahta yang meraja bahkan segala hal fana yang senantiasa kerap kita kejar.

Bagiku dan semoga bagi kalian hari kemarin, hari ini dan esok hari menjadi lebih indah. Karena keindahan berada di dalam hati yang terlindungi, bukan hanya dari wajah ataupun apa-apa yang terlihat di luar saja. Meski orangtua sedang tiada di sisi, sanak saudara berada jauh di negeri seberang dan tambatan hati entah berada dimana, hari ini dan seterusnya akan senantiasa indah. Setidaknya bagi kita. Tiada yang merubah melainkan keinginan yang ada sejak dahulu kala.

Bersama bentangan langit malam yang semakin membungkus atap-atap harapan dan keindahan-keindahan hari ini, kembali aku utarakan bahwa hari ini, hari kemarin dan esok adalah hari-hari yang terindah. Untuk kita dan untuk kejayaan masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang. Hari yang indah dimana kita dapat saling mengenang segala sejarah yang pernah kita jalani bersama, bersama alam, bersama harapan dan mimpi yang senantiasa bersemayam. Ketahuilah... Bahwa setiap hari itu indah...


Depok, 4 November 2013

Thursday, August 08, 2013

Sanjungan Tertinggi

Sanjungan tertinggi kini ada pada Dia
Tidak lagi pada engkau atau mereka
Kini asa itu telah merebak bersama angin semilir yang menjadi sampah
Tiada hendak lagi kembali karena hanya tak mampu bicara

Tahukah kalian kepada siapa sanjungan tertinggi
Tentu kepada budak-budak hati yang sempat tertawan sedih
Tetapi tiada hendak lagi
Karena sang puteri telah temui satu sajak penyambung telepati

Sanjungan tertinggi tiada hendak terkata
Tiada hendak juga untuk menjadi sajak dan tumpah ruah
Sanjungan tertinggi cukup terbenam dalam cindai sutera
Tiada pula mudah terbalikkan oleh sendunya angin yang menyapa
Sanjungan tertinggi kini berhenti
Tidak untuk menyapa apalagi beretorika panjang pendek hingga mati
Sanjungan tertinggi biar saja tertawan di hati

Wahai kalian-kalian penggerus sajak
Tidakkah mungkin isi pikiranmu terbajak
Oleh tipu muslihat yang sedemikian pelik dan mencekat
Kemudikan sanjungan tertinggimu menembus batas hingga hakikat


By : Yelna Yuristiary
Kampar, 8 Agustus 2013
'bersama malam yang hendak akan pagi'

Sunday, July 14, 2013

PERASAAN

Jangan pernah salahkan atas perasaan
Jangan juga pernah bermain atas nama perasaan
Ketahuilah satu yang berlaku bagimu belum tentu baginya
Yang berlaku bagi mereka, belum tentu untuk kita
Berlakulah tegas dan jangan bermain lagi
Karena begitu Amboi rasanya jika teringkaari

Perasaan bukan hanya objek penelitian
Bukan juga layaknya preparat-preparat yang seketika dapat dibuang
Apalagi seperti mesin yang dapat di-off dan di-on-kan sembarangan

Perasaan itu selayaknya rumput di musim semi
Meski telah dicabut akan tumbuh serta merta
Jadi, tetaplah kau berdiri di atasnya
Agar ia tak lagi tumbuh di atas tanah itu


Depok @Wisma Enelis, 14 Juli 2013

Thursday, June 13, 2013

EBIET dan PUISI


Lagu Ebiet selalu menggambarkan keindahan lirik-lirik puisi. Tidak tegas selalu mengandung kiasan-kiasan hati yang tidak seperti ucapan-ucapan pada umumnya. Kalaupun di dalamnya ada kalimat atau kata-kata yang seperti biasa, namun itu penuh pertimbangan dalam perpaduan musiknya. Hahaha....
Saya sebenarnya tidak mengerti musik.
Tetapi hingga saat ini dengan mendengarkan lagu-lagu Ebiet serasa membuat saya mengenang masa lalu dan mengajak kita untuk merenung. Memahami dan menekuri sisi kehidupan lebih dalam. Tidak sebatas pemahaman yang dangkal, akan tetapi lebih mendalam dengan kiasan kata yang memiliki 1000 arti.

Terima kasih sebelumnya kepada Bukansalawar yang telah mengenalkan lagu Ebiet. Walaupun dulu orangtua saya suka mendengarkan lagu ini, tetapi belum pernah saya dalami maknanya. Hoo...

Berikut salah satu lirik lagu Ebiet (Camelia IV)

Senja hitam ditengah ladang 
Dihujung permatang engkau berdiri
Putih diantara ribuan kembang
Langit diatas rambutmu
Merah tembaga
Engkau memandangku 
Bergetar bibirmu memanggilku 
Basah dipipimu air mata 
Kerinduan, kedamaian oh
 

Batu hitam diatas tanah merah 
Disini akan kutumpahkan rindu 
Kugenggam lalu kutaburkan kembang 
Berlutut dan berdoa 
Syurgalah ditanganmu, Tuhanlah disisimu
Kematian adalah tidur panjang
Maka mimpi indahlah engkau 
Camellia, 
Camellia oh
 

Pagi, engkau berangkat hati mulai membatu 
Malam, kupetik gitar dan terdengar 
Senandung ombak dilautan
Menambah rindu dan gelisah 
Adakah angin gunung, adakah angin padang 
Mendengar keluhanku, mendengar jeritanku 
Dan membebaskan nasibku 
Dari belenggu sepi


@netic FTUI
17.23 bersama Vitriana 

Monday, June 10, 2013

GANGGUAN JIWA

Ini gangguan jiwa namanya
Bukan ingin tapi hendak
Ini gangguan jiwa namanya
Ketika hati dan akal tak dapat terelak
Ini sungguh benar-benar gangguan jiwa namanya
Tak satupun yang tak nak hendak terkerjakan
Ini sungguh amat sangat gangguan jiwa namanya
Betapa tidak, hanya buang-buang waktu tak perlu
Memang benar gangguan jiwa namanya
Saat malam-malam berlalu rasa-rasa masih terbelenggu
Gangguan jiwa mengganggu jiwa merusak raga dan jiwa
Tidak baik dan pasti namanya gangguan jiwa namanya
Ini gangguan jiwa


Depok, 10 Juni 2013

Tuesday, May 28, 2013

SASTRA YANG SEBENARNYA

Sastra itu menjebak dalam hati dan pikiran, serta merta membawanya bersama keinginan dari inspirasi itu dan menyulitkannya dalam jalan yang tidak dikenalinya... Sampai akhirnya obsesinya pun berhenti dan terkadang ia kembali atau hanya terjebak pada jalan yang sudah terlewati.
Terkadang sastra membawa bahagia bersama inspirasi yang sejalan dengan hati dan pikir-pikir nurani, namun tak jarang membentang suatu akar kesukaran yang berasal dari logika dari inspirasi. Tak mudah bagi sastra untuk mendalami suatu hal yang bukan dirinya apalagi menjadi cerah pada pilihan yang berasal dari inspirasi. Namun sastra adalah sebuah keceriaan yang senantiasa mendapatkan jalan dengan caranya sendiri, banyak pemahaman tanpa pernah adanya sebuah kejelasan. Berbahagia bersama pilihan yang bukan dirinya dan menjadi kenangan ketika semuanya hendak berakhir.
Sastra saat ini terjebak dalam lingkar keinginan yang sangat-sangat logis. Tapi ia cerah di dalamnya. Menemukan simpangan baru dan mengikuti inspirasi lainnya. Membentuk jiwa dan semangat walaupun baginya itu terlalu berat. Sastra itu tidak goyah meski inspirasi pembawa ke jalan itu telah berlalu dan mendapati bahan observasi baru. Sastra memang senang untuk terjebak dalam inspirasi karena menurutnya segalanya akan menjadi mudah bersama waktu yang akan menjawab. Baginya hidup adalah pembelajaran yang tulus, berawal dari obsesi dan inspirasi yang muncul ke permukaan. Membawanya ke jalan yang belum ia lalui, tersesat dan kembali menemukan inspirasi bersama jalan baru yang lebih menyenangkan. Karena begitulah sastra. Bebas...

Wednesday, May 22, 2013

TAK PUNYA HATI

Bukannya aku tak punya hati
Bukan juga aku hendak tak pasti
Atau mungkin ini hanya obsesi
Bagimu bagiku ini akan abadi
Tapi jangan percayai sayang
Karena sayang-sayang mampu terbuang
Akan hendak pergi bersama rasa yang terbang

Bukannya aku tak punya hati
Ini karenamu yang sulit untuk obati
Gundah-gundah dan resah-resah yang hampiri
Tak perlu tanya pada Katumiri
Kenapa Azalia-nya tak lagi berseri
Cukup kau hargai dan beri bukti

Bukannya aku tak punya hati
Karena bagiku ini dapat pilih-pilih
Karena obsesi bawamu jadi yang pasti
Tapi aku dapat jadi tak punya hati
Jika terus begini


DEPOK, 22 MEI 2013

Sunday, April 14, 2013

UJUNG BATAS LOGIKA

Kau ada di batas logika
Menari-nari dalam angan dan setiap kata
Mungkin aku takkan jera sebelum kau perintah
Bukannya aku tak berakal
Bukan juga hati ini yang dangkal
Tapi ketahuilah bahwa siapapun yang dilanda rasa itu akan terjungkal

Buatmu...
Terima kasih sudah sedemikian tegas
Terapkan segala azas-azas
Mengingat Dia dan menjaga batas

Tetaplah kau begitu...
Jangan lupa dan tetaplah ingat ada aku
Bersama karya-karya dan citamu
Bersama sejarah yang semoga kita ukir dan akan bertemu
Dengan kebersamaan dan memoar lagu
Untuk agar tidak terlambat berbuat apa-apa yang perlu


Depok, 14 April 2013

Sunday, April 07, 2013

Syair yang Terbungkam

Ketika malam telah di tapal batas
Syair-syair kenangan akan kerinduan pun meretas
Tapi tak hendak keluar dan terpuitiskan
Biar kusimpan dan kupendam
Biar jadi saat-saat derita karena terlarang
Bukan karena batasan yang terkekang
Tetapi karena aku ingin jaga sebuah kembang

Aku dan kau belum satu jiwa
Kita juga belum satu rasa apalagi raga
Tak pantas saling merindu
Apalagi untuk saling menunggu

Biarkan saja langkah-langkah tertapak
Sajak-sajak terlekat dan terbang sejenak
Jangan diambil hati apalagi logika
Karena hakikatnya perasaan begitu tidak dapat terkata
Perjuangkan saja bias asamu
Aku juga hendak sulam sejarahku
Aku nahkoda, engkau nahkoda
Tak akan hendak terkait dalam satu kumpulan kata
Tapi biarkan jadi satu dalam alunan doa

Jika nanti takdir kita bersama
Aku penjaga kau nahkoda
Kita kayuh rakit hingga ke samudera
Tak butuh kapal pesiar mewah
Cukup dengan ilmu dan pengetahuan yang bersahaja

Depok, 6 April 2013

Sunday, March 31, 2013

LIRIK LAGU 'IJUK' IYETH BUSTAMI (Puisi)

Kenapa aku suka Lagu Melayu?
Karena di dalamnya terdapat makna kiasan/konotasi dari sebuah kata. Selain itu di dalam lirik lagu juga biasanya terdapat semacam gurindam atau syair yang be-rima. Sangat puitis dan berbudaya...

Berikut adalah lirik lagu 'Ijuk' dari Iyeth Bustami.... ^_^
====================================================

Yang mana rambut bila bersanding ijuk
Beras taklah sama putih
Yang mana padi
Mana ilalang
Hampir tak dapat dibedakan bualan dan kasih sayang

Kukira sirih akan bertemu pinang
Suci kapur kau sajikan
Mengapa getah damar kau bawa
Menjadi kaca beling berbisa
Kaulah penyebab ku luka

Niatku mendulang intan
Tapi ku terdulang angin
Suaramu yang berbisik-bisik sayang, yang berkata rindu kepadaku
Kupinta hidup serumah
Satu atap syah menikah, kau tak mau
Malah kau putus-putuskan tali kasih sayang kepadaku

Kau kusangka bulan yang dapat kugenggam
Nyatanya kau bintang nan jauh, tak mungkin dapat kusentuh

Monday, March 25, 2013

Filosofi Puisi Biar Aku dan Tuhan Menunggu

Puisi adalah gambaran diri, nuansa hati dan cerminan pikiran. Begitu juga dengan bait puisi Biar Aku dan Tuhan Menunggu bukan hanya sebatas puisi. Bukan hanya serangkaian kata yang tidak memiliki arti. Puisi ini menggambarkan penantian terhadap seseorang yang pasti juga sedang menunggu. Menunggu saat yang indah dan menunggu saat yang tepat untuk saling menjaga. Di dalam puisi ini juga tertulis bahwa penantian tidak hanya sebatas di dunia karena belum tentu yang ditunggu akan hadir bersama dan saling menjaga di dunia yang fana. Kegamangan jiwa dan penantian penulis curahkan lewat kata-kata agar penantian itu terasa sekaligus menjadi bukti pengabdian akan tekad penantian penulis.

Tidak akan ada yang rusak dan hancur jika saling menunggu. Karena hakikatnya dalam puisi diceritakan bahwa penulis menunggu bersama Tuhan yang satu. Begitu juga yang ditunggu diharapkan bersama Tuhan yang satu. Menanti saat yang tepat untuk saling bertemu, baik di alam dunia maupun akhirat. Di dalam puisi ini juga disisipkan rasa semangat kepada si penunggu dan yang ditunggu untuk terus memberikan yang terbaik dari dirinya kepada Tuhan dan amanah yang ia emban. Begitulah kira-kira filosofi puisi Biar Aku dan Tuhan Menunggu. :D

Sunday, March 17, 2013

TIDAK AKAN HENDAK (Sebuah Puisi)

Tidak akan hendak menjadi angsa
Karena untuk tegakkan kepala saja saya jera
Tidak akan hendak menjadi kupu-kupu
Karena untuk ada saja saya malu
Tidak akan hendak menjadi singa
Karena untuk berkuasa saya bisa dan penuh amarah
Tidak akan hendak menjadi merak
Karena bukan hendak saya pertontonkan aurat
Tidak akan hendak menyukaimu
Karena saya sudah bosan dan jemu
Tidak akan hendak membuka hati
Karena sebelumnya dia sudah pernah kehilangan kunci
Tidak akan hendak mengukir sejarah
Karena tidak cukup banyak lagi tinta dan mata sudah merah
Tidak akan hendak menarik tirakat
Karena untuk berdalih dan merayu pun lidah saya kelat
Tidak akan hendak memikul perasaan
Karena untuk berdiri saja saya kewalahan

Tapi...
Saya akan hendak duduk di taman
Mengamatimu,
Mengamati kasih kita, mengamati mimpi-mimpi yang tumbuh

By : Yelna Yuristiary
@Wisma Enelis

Saturday, March 16, 2013

Biarkan Saja

Bersama dari simpulan aurora di sela senja
Terajut bersama bulir-bulir kerinduan
Mereguk mimpi bersama
Mengalunkan malam yang tlah lalu
Aku berdiri terpaku
Nyalang mata menerobos sela kehidupan
Panas tanpa hujan tak lagi dipedulikan
Biarkan saja malam diam
Biarkan saja angin runtuh
Biarkan saja amarah retak
Kulampiaskan jauh-jauh mereka jauh
Biar saja jauh biar tak kulihat
Semua berawal dari siluet dibungkus malam
Bersama dedaunan yang terbuang
Meniti paku-paku hidup yang dalam
Biar saja
Karena ku tak tahu
Karena ku menyerah
Karena ku tak acuh

Wanita itu Mawar

Hanya mekar sekali, tak berkali-kali
Hanya dapat diam, ketika si kumbang menyerang
Hanya bisa mempesona, tanpa terbiasa menjaga
Hanya dapat bersedih, bila nektar t'lah terhenti
Hanya akan nestapa, ketika ada luka
Hanya bisa putus asa, bila si kumbang tak kunjung jera
Hanya dapat layu, ketika waktu tak lagi berbalik
Hanya mampu menangis, bila kata t'lah habis
Hanya bisa memendam, buah pikiran yang terbeban
Hanya bisa gelisah, bila si buah hati tak kunjung tiba
Hanya mampu ini dan itu, karena wanita itu mawar
Hanya mekar sekali dengan menyilaukan mata setiap kumbang
Hanya dapat diam dan merubah semua bahasa kalbu
Hanya bisa mempesona yang dapat getarkan dunia
Hanya dapat bersedih untuk lampiaskan penyesalan diri
Hanya akan nestapa dengan 1000 luka
Hanya bisa putus asa bila t'lah tiba waktunya
Hanya akan layu bila musim telah berganti
Hanya akan menangis dalam kesedihan yang mendalam
Hanya bisa memendam agar orang lain jadi tenang
Hanya mampu gelisah karena cinta yang teramat sangat
Hanya mampu ini dan itu
Karena aku adalah wanita
Dan wanita itu mawar

PERGANTIAN MATAHARI


PERGANTIAN MATAHARI

Kutatapi wajahnya sejenak penuh tanya
Apakah ia akan mengutarakan kegalauan yang terus ada?
Atau, ia masih saja menimbun dedaunan layu?
Membuatku menanti dengan dungu
Pergantian matahari kini tengah kunanti
Tapi tak kunjung tibanya ia ke muka bumi
Apa yang terjadi?
Di rimba kabut pagi yang kelam
Di hamparan padang yang telah gersang
Gersang dengan kelamnya malam yang senantiasa datang dan abadi
Kapan pergantian matahari?
Desiran angin pun menanti
Kicauan burung pun mogok karena ini
Apakah aku akan selalu di tengah rimba kelam dua sisi?
Antara harapan dan kekecewaan
Antara kemenangan dan kekalahan
Antara kejujuran dan kemunafikan
Kapan matahariku berganti?
Aku tengah menanti dan menanti
Di kota kelam yang pernah cerah dengan sinarmu

Oleh : Yelna Yuristiary
Mahasiswi jurusan Teknik Sipil UI

Entri Populer