Pada
pemahaman yang lebih mendalam, kita dapat memahami bahwa Jakarta adalah salah
satu kota di daerah tropis yang 85% daerahnya menjadi pemukiman masyarakat.
Beban populasi yang besar di Jakarta memberi imbas yang cukup mencengangkan
terhadap lingkungan di kota ini. Lingkungan yang dibicarakan dalam kasus ini
bukan hanya sebatas lingkungan hidup (terbatas pada biotik dan abiotik saja).
Lingkungan yang dipengaruhi oleh beban populasi Jakarta yang senantiasa
meningkat secara signifikan juga mencakup aspek sosial masyarakatnya. Tingginya
angka kriminalitas di ibukota menjadi hal yang sudah biasa di mata kita. Segala
perubahan Jakarta secara langsung maupun tidak langsung dipengaruhi oleh
kondisi alam yang mengalami perubahan akibat beban populasi yang diterima.
Air...
Saat ini telah menjadi satu dari kebutuhan fundamental masyarakat dari semua
kalangan. Tidak terkecuali seluruh mahluk hidup memerlukan air sebagai komponen
utama penopang hidupnya. Tidak terkecuali di ibukota, air menjadi satu hal yang
selalu dicari oleh masyarakat ibukota. Air tidak hanya sebatas penghilang
dahaga, melainkan ia telah menjadi satu-satunya bahan penyusun berbagai
campuran yang dibutuhkan mahluk hidup dalam kehidupannya. Jakarta memiliki
cerita sendiri dengan air dan sumber daya-nya. Jakarta merupakan salah satu
kota yang kaya akan sumber daya airnya. Daerah ini dilewati 13 sungai yang
berasal dari daerah dan kota-kota sekitarnya. Selain dilalui sungai, Jakarta
juga dilewati oleh dua buah kanal. Hanya saja pembangunan yang berkelanjutan belum
sepenuhnya terlaksana di kota ini sehingga masih banyak masyarakat yang tidak
mendapatkan akses air bersih di Jakarta.
Perlu adanya satu konsep
pembangunan kota megapolitan yang akan menyelamatkan Jakarta di masa yang akan
datang. Kota megapolitan sendiri merupakan kota yang direncanakan sedemikian
rupa agar tercipta pembangunan yang berkelanjutan. Konsep megapolitan untuk
Jakarta sebenarnya pernah dicetuskan oleh mantan gubernur Jakarta (Ali Sadikin)
agar pembangunan berkelanjutan dengan melakukan kerjasama dengan kota sekitar
Jakarta. Hanya saja, kritik publik yang terkadang tidak memerhatikan pandangan
visioner ini menjadikan konsep megapolitan tidak berjalan sebagaimana mestinya.
Adanya paradigma bahwa Jakarta akan mencaplok kota-kota BoDeTaBekJur (Bogor
Depok Tangerang Bekasi dan Cianjur) menjadi salah satu penghambat konsep
megapolitan ini diterapkan di Jakarta. Pentingnya konsep megapolitan untuk
Jakarta lebih dikarenakan daerah ini sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan
daerah-daerah sekitarnya. Populasi penduduk yang tinggi di Jakarta menjadikan
perlu adanya suatu kerjasama yang terintegrasi antar Jakarta dan kota-kota
sekitarnya seperti Bogor, Tangerang, Bekasi, Depok bahkan hingga Cianjur. Kerjasama
ini nantinya diharapkan mampu memaksimalkan fungsi Jakarta sebagai ibukota
negara dan menjadikan Jakarta sebagai kota megapolitan yang menganut prinsip
pembangunan berkelanjutan. Pentingnya pembaharuan dalam hal kerjasama antara
Jakarta dan kota-kota sekitarnya terkait perencanaan pembangunan dapat
meminimalisir kasus pencemaran badan air dan meningkatkan rasa cinta lingkungan
setiap masyarakatnya. Kelak, dengan adanya konsep megapolitan setiap masyarakat
secara tidak langsung merasa memiliki lingkungan satu yang sama-sama akan
dijaga keseimbangannya. Mengalirnya 13 anak sungai di Jakarta yang berasal dari
kota-kota ini juga dapat dikontrol secara optimal sehingga pencemaran air di
sungai-sungai Jakarta dapat dikurangi.
No comments:
Post a Comment