Yelna's Hope

This website is a valuable resource that presents a wealth of professional experience and the unique point of view of Yelna Yuristiary. Yelna generously shares her insights, knowledge, and expertise, with the hope that readers can use the information to enhance their own understanding, make informed decisions, and achieve their goals.

Thursday, April 18, 2013

Tanda Awal dari Penurunan (Penurunan Kualitas Lingkungan Memengaruhi Segalanya)



Oleh : Yelna Yuristiary [1006659786]
Ringkasan Chapter 6 Buku PLAN B

Faktor lingkungan memberi pengaruh yang besar terhadap harapan hidup manusia. Saat ini angka harapan hidup manusia di berbagai negara telah mengalami penurunan yang cukup signifikan. Di Afrika saja harapan hidupnya 45 tahun dan di Rusia harapan hidupnya juga telah menurun menjadi 59 tahun. Kondisi lingkungan dan kesenjangan hidup menjadikan perbedaan yang cukup jauh antara orang-orang seperti di Swaziland dan Jepang. Kesenjangan sosial mengakibatkan adanya kesenjangan pelayanan kesehatan sehingga kebanyakan orang yang memiliki usia harapan hidup yang besar adalah orang-orang yang berkecukupan. Kegagalan sebuah negara terkait usaha pertanian, peternakan dan sistem pengelolaan air menjadikan kondisi ini semakin parah. Selain itu tumbuhnya virus seperti HIV menjadikan fokus suatu negara harus lebih ditingkatkan.
Kesenjangan sosial menumbuhkan dua sisi kekhawatiran pada benak masyarakat. Bagi kelompok orang yang  berkekurangan, kelaparan menjadi suatu ketakutan dan kecemasan yang senantiasa harus mereka hadapi. Sedangkan bagi orang yang berkecukupan dan lebih, faktor over weight dan berbagai penyakit yang muncul akibat kelebihan berat badan dan olahraga yang kurang menjadi satu mesin pembunuh populasi manusia. Dari data PBB diketahui bahwa lebih dari 800 juta jiwa masyarakat di belahan dunia yang kelaparan. Hal ini sungguh sangat ironis. Di Ethopia, 47 persen anak-anaknya kelaparan dan 29 persen anak-anak di Nigeria menderita kelaparan. Degradasi kualitas hidup manusia disebabkan adanya kesenjangan sosial yang semakin meluas. Pola hidup dari suatu keluarga juga akan memengaruhi kondisi anak keturunannya. Seperti pada seorang ibu yang kekurangan gizi memiliki kemungkinan besar akan melahirkan anak yang akan cacat, sistem kekebalan terganggu, gangguan saraf dan pertumbuhan fisik yang terhambat. Kesenjangan sosial juga menggambarkan perbedaan penyakit yang diderita sekelompok manusia. Pada umumnya orang yang memiliki ekonomi rendah akan terserang penyakit seperti disentri, campak, malaria, infeksi saluran pernafasan, TBC dan HIV. Sedangkan orang yang tergolong ekonomi ke atas memiliki riwayat penyakit yang disebabkan oleh kelebihan kolesterol seperti jantung.
Pendidikan yang berbeda di suatu negara juga berdampak besar pada faktor ekonomi dan kesehatan seseorang. Dari data survey diketahui bahwa di Kanada dan Jepang, setengah dari anak-anaknya telah lulus di perguruan tinggi. Namun, di beberapa negara berkembang juga ada 72 juta anak usia sekolah dasar yang belum mendapatkan pendidikan. Pendidikan erat kaitannya dengan aksara. Meskipun mesin cetak sudah ditemukan sejak lama, namun saat ini masih banyak orang yang buta aksara di dunia. Wanita yang buta aksara cenderung memiliki jumlah anak yang lebih banyak dibanding dengan wanita yang tidak buta aksara. Saat ini akses air bersih di dunia mengalami penurunan. Sekitar 1,1 miliar orang kekurangan pasokan air bersih dan sistem sanitasi yang buruk menjadikan lebih dari 3 juta jiwa/tahun tertular penyakit akibat sistem sanitasi yang buruk.
Tantangan di dunia kesehatan saat ini juga semakin meningkat dengan adanya infeksi virus baru dan infeksi beberapa virus yang senantiasa menyerang populasi dunia. Saat ini beberapa virus yang mengancam keselamatan hidup manusia adalah SARS, virus West Nile dan flu burung. Tidak hanya itu, HIV dan penyakit malaria juga banyak menelan korban di beberapa negara. Afrika menjadi salah satu daerah yang memiliki penderita HIV terbanyak di dunia. Akibatnya saat ini terjadi penurunan jumlah pekerja di Afrika karena banyaknya yang terserang HIV dan banyak anak-anak yang harus kehilangan orang tuanya. Di sisi lain, perkembangan penyakit yang menyebabkan banyaknya orang dewasa meninggal menjadikan anak-anak harus berjuang sendiri dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Pemenuhan kebutuhan hidup ini juga menimbulkan dampak sosial karena saat ini banyak anak-anak perempuan yang memilih untuk menjual dirinya agar tetap bertahan hidup.
Kesehatan menjadi isu paling hangat yang saat ini mewarnai belahan negara di dunia. Berbagai kasus terkait pencemaran yang akhirnya mengganggu kesehatan mulai dibahas. Seperti di China telah terjadi peningkatan jumlah penderita kanker. Hal ini disebabkan oleh zat-zat kimia yang berkembang dan telah mencemari lingkungan. Dari sebuah survey diketahui bahwa satu sungai di Provinsi Jiangzhu telah tercemar karsinogen 93%. Selain di China, di beberapa negara di Eropa juga menyatakan kekhawatirannya terkait pencemaran industri dan beberapa pencemaran udara yang menyebabkan peningkatan angka kematian akibat beberapa penyakit seperti Alzheimer dan Parkinson. Paparan merkuri dan neurotoksin yang berasal dari pembangkit listrik, tambang emas dan pembakaran batu bara telah mencemaskan dan diprediksi dapat mengganggu kesehatan manusia. US EPA menyatakan bahwa merkuri dari pembangkit listrik dapat mengendap di sungai, mencemari danau dan mencemari ikan.
                        Saat ini kebiasaan hidup masyarakat dunia semakin memperparah kondisi lingkungan. Semenjak ditemukannya berbagai peralatan sekali pakai seperti tissue, botol plastik, styrofoam dan sebagainya, sebagian besar penduduk dunia menggunakan penemuan itu dan menjadikan penggunaannya sebagai kebiasaan hidup. Alhasil, dari kebiasaan ini terjadi peningkatan jumlah sampah di berbagai kawasan. Seperti contoh di New York saat ini menghasilkan lebih dari 12000 ton sampah per harinya. Selain itu pertumbuhan penduduk memerlukan penambahan ruang hidup yang lebih besar. Wilayah pemukiman, jalan dan berbagai sarana fasilitas umum mengalami peningkatan dan hal ini secara otomatis mengurangi wilayah untuk pertanian dan perkebunan. Krisis lahan dan krisis pangan bergerak linier dan mulai mendapat tanggapan serius penduduk dunia. Akibatnya, banyak penduduk yang kelaparan seperti di Chad, Afrika.
            Selain Chad, di Rwanda juga telah mengalami peningkatan jumlah populasi penduduk yang cukup signifikan. Peningkatan jumlah penduduk ini tidak diimbangi dengan peningkatan produksi pangan. Kebutuhan energi yang meningkat menjadikan hilangnya pohon, jerami dan sisa tanaman lainnya untuk dijadikan bahan bakar saat memasak. Akibatnya terjadilah masalah pada tanah, kekeringan dan penurunan kualitas tanah. Tidak hanya kualitas tanah, peningkatan jumlah penduduk juga berakibat pada pasokan air bersih yang harus senantiasa ada untuk memenuhi kebutuhan hidup. Saat ini banyak negara-negara yang saling memperebutkan dan berseteru terkait aliran sebuah sungai. Air menjadi suatu komoditas yang sangat diperhatikan saat ini. Pengendaliannya memperoleh perhatian dari banyak negara. Seperti pada suatu kasus, sungai Nil yang membentang di beberapa negara mulai mendapatkan perhatian dan aturan khusus terkait hal-hal yang menyangkut tentangnya. Hal ini tentu saja dengan Indonesia yang memiliki kuasa penuh terhadap sungai-sungai yang ada di wilayahnya. Dengan adanya prediksi peningkatan jumlah populasi manusia hingga tahun 2050 yakni sebanyak 3 miliar orang maka krisis air akan semakin meningkat. Adapun kawasan yang akan terkena dampak krisis air secara langsung berada pada daerah kering dan semi kering. Seperti contoh di desa-desa Barat Laut India saat ini telah ditinggalkan penduduknya karena tidak lagi ditemukannya air. Di Teheran juga ada 88 desa yang ditinggalkan karena tidak lagi ada air disana. Krisis air juga menimbulkan penurunan produktifitas pertanian.
Penurunan lingkungan yang berdampak pada krisis pangan, air, penyebaran virus dan penyakit memiliki dampak yang sangat besar terhadap perkembangan suatu negara. Hal ini menimbulkan peningkatan jumlah pengangguran, penurunan produktifitas dan memengaruhi kemajuan suatu negara. Berbagai isu politik juga dipengaruhi oleh lingkungan. Seperti salah satu contoh di suatu daerah di Afrika pernah melarang adanya vaksinasi karena hal tersebut dianggap akan menyebarluaskan virus lain dan untuk sterilisasi. Hal ini ternyata tidak benar sehingga negara tersebut mengalami peningkatan jumlah penderita suatu penyakit secara signifikan. Oleh sebab itu, penting bagi setiap penduduk di bumi agar lebih menjaga lingkungan dan mengatur keseimbangan lingkungan dan siklus yang ada. Proses penurunan kemampuan lingkungan untuk menahan beban mulai terlihat dengan adanya berbagai krisis yang terjadi di beberapa belahan bumi. Tidak beresnya pengelolaan lingkungan akan berdampak langsung kepada kesehatan, ekonomi, politik dan budaya suatu daerah.***

No comments:

Post a Comment

Entri Populer