Oleh : Yelna Yuristiary [1006659786]
Ringkasan
Chapter 6 Buku PLAN B
Faktor lingkungan memberi pengaruh yang
besar terhadap harapan hidup manusia. Saat ini angka harapan hidup manusia di
berbagai negara telah mengalami penurunan yang cukup signifikan. Di Afrika saja
harapan hidupnya 45 tahun dan di Rusia harapan hidupnya juga telah menurun
menjadi 59 tahun. Kondisi lingkungan dan kesenjangan hidup menjadikan perbedaan
yang cukup jauh antara orang-orang seperti di Swaziland dan Jepang. Kesenjangan
sosial mengakibatkan adanya kesenjangan pelayanan kesehatan sehingga kebanyakan
orang yang memiliki usia harapan hidup yang besar adalah orang-orang yang
berkecukupan. Kegagalan sebuah negara terkait usaha pertanian, peternakan dan
sistem pengelolaan air menjadikan kondisi ini semakin parah. Selain itu
tumbuhnya virus seperti HIV menjadikan fokus suatu negara harus lebih
ditingkatkan.
Kesenjangan sosial menumbuhkan dua sisi kekhawatiran pada benak masyarakat. Bagi kelompok orang yang berkekurangan, kelaparan menjadi suatu ketakutan dan kecemasan yang senantiasa harus mereka hadapi. Sedangkan bagi orang yang berkecukupan dan lebih, faktor over weight dan berbagai penyakit yang muncul akibat kelebihan berat badan dan olahraga yang kurang menjadi satu mesin pembunuh populasi manusia. Dari data PBB diketahui bahwa lebih dari 800 juta jiwa masyarakat di belahan dunia yang kelaparan. Hal ini sungguh sangat ironis. Di Ethopia, 47 persen anak-anaknya kelaparan dan 29 persen anak-anak di Nigeria menderita kelaparan. Degradasi kualitas hidup manusia disebabkan adanya kesenjangan sosial yang semakin meluas. Pola hidup dari suatu keluarga juga akan memengaruhi kondisi anak keturunannya. Seperti pada seorang ibu yang kekurangan gizi memiliki kemungkinan besar akan melahirkan anak yang akan cacat, sistem kekebalan terganggu, gangguan saraf dan pertumbuhan fisik yang terhambat. Kesenjangan sosial juga menggambarkan perbedaan penyakit yang diderita sekelompok manusia. Pada umumnya orang yang memiliki ekonomi rendah akan terserang penyakit seperti disentri, campak, malaria, infeksi saluran pernafasan, TBC dan HIV. Sedangkan orang yang tergolong ekonomi ke atas memiliki riwayat penyakit yang disebabkan oleh kelebihan kolesterol seperti jantung.
Kesenjangan sosial menumbuhkan dua sisi kekhawatiran pada benak masyarakat. Bagi kelompok orang yang berkekurangan, kelaparan menjadi suatu ketakutan dan kecemasan yang senantiasa harus mereka hadapi. Sedangkan bagi orang yang berkecukupan dan lebih, faktor over weight dan berbagai penyakit yang muncul akibat kelebihan berat badan dan olahraga yang kurang menjadi satu mesin pembunuh populasi manusia. Dari data PBB diketahui bahwa lebih dari 800 juta jiwa masyarakat di belahan dunia yang kelaparan. Hal ini sungguh sangat ironis. Di Ethopia, 47 persen anak-anaknya kelaparan dan 29 persen anak-anak di Nigeria menderita kelaparan. Degradasi kualitas hidup manusia disebabkan adanya kesenjangan sosial yang semakin meluas. Pola hidup dari suatu keluarga juga akan memengaruhi kondisi anak keturunannya. Seperti pada seorang ibu yang kekurangan gizi memiliki kemungkinan besar akan melahirkan anak yang akan cacat, sistem kekebalan terganggu, gangguan saraf dan pertumbuhan fisik yang terhambat. Kesenjangan sosial juga menggambarkan perbedaan penyakit yang diderita sekelompok manusia. Pada umumnya orang yang memiliki ekonomi rendah akan terserang penyakit seperti disentri, campak, malaria, infeksi saluran pernafasan, TBC dan HIV. Sedangkan orang yang tergolong ekonomi ke atas memiliki riwayat penyakit yang disebabkan oleh kelebihan kolesterol seperti jantung.
Pendidikan yang berbeda di suatu negara
juga berdampak besar pada faktor ekonomi dan kesehatan seseorang. Dari data
survey diketahui bahwa di Kanada dan Jepang, setengah dari anak-anaknya telah
lulus di perguruan tinggi. Namun, di beberapa negara berkembang juga ada 72
juta anak usia sekolah dasar yang belum mendapatkan pendidikan. Pendidikan erat
kaitannya dengan aksara. Meskipun mesin cetak sudah ditemukan sejak lama, namun
saat ini masih banyak orang yang buta aksara di dunia. Wanita yang buta aksara
cenderung memiliki jumlah anak yang lebih banyak dibanding dengan wanita yang
tidak buta aksara. Saat ini akses air bersih di dunia mengalami penurunan.
Sekitar 1,1 miliar orang kekurangan pasokan air bersih dan sistem sanitasi yang
buruk menjadikan lebih dari 3 juta jiwa/tahun tertular penyakit akibat sistem
sanitasi yang buruk.
Tantangan di dunia kesehatan saat ini
juga semakin meningkat dengan adanya infeksi virus baru dan infeksi beberapa
virus yang senantiasa menyerang populasi dunia. Saat ini beberapa virus yang
mengancam keselamatan hidup manusia adalah SARS, virus West Nile dan flu
burung. Tidak hanya itu, HIV dan penyakit malaria juga banyak menelan korban di
beberapa negara. Afrika menjadi salah satu daerah yang memiliki penderita HIV
terbanyak di dunia. Akibatnya saat ini terjadi penurunan jumlah pekerja di
Afrika karena banyaknya yang terserang HIV dan banyak anak-anak yang harus
kehilangan orang tuanya. Di sisi lain, perkembangan penyakit yang menyebabkan
banyaknya orang dewasa meninggal menjadikan anak-anak harus berjuang sendiri
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Pemenuhan kebutuhan hidup ini juga menimbulkan
dampak sosial karena saat ini banyak anak-anak perempuan yang memilih untuk
menjual dirinya agar tetap bertahan hidup.
Kesehatan menjadi isu paling hangat yang
saat ini mewarnai belahan negara di dunia. Berbagai kasus terkait pencemaran
yang akhirnya mengganggu kesehatan mulai dibahas. Seperti di China telah
terjadi peningkatan jumlah penderita kanker. Hal ini disebabkan oleh zat-zat
kimia yang berkembang dan telah mencemari lingkungan. Dari sebuah survey
diketahui bahwa satu sungai di Provinsi Jiangzhu telah tercemar karsinogen 93%.
Selain di China, di beberapa negara di Eropa juga menyatakan kekhawatirannya
terkait pencemaran industri dan beberapa pencemaran udara yang menyebabkan
peningkatan angka kematian akibat beberapa penyakit seperti Alzheimer dan
Parkinson. Paparan merkuri dan neurotoksin yang berasal dari pembangkit
listrik, tambang emas dan pembakaran batu bara telah mencemaskan dan diprediksi
dapat mengganggu kesehatan manusia. US EPA menyatakan bahwa merkuri dari
pembangkit listrik dapat mengendap di sungai, mencemari danau dan mencemari
ikan.
Saat
ini kebiasaan hidup masyarakat dunia semakin memperparah kondisi lingkungan.
Semenjak ditemukannya berbagai peralatan sekali pakai seperti tissue, botol
plastik, styrofoam dan sebagainya, sebagian besar penduduk dunia menggunakan
penemuan itu dan menjadikan penggunaannya sebagai kebiasaan hidup. Alhasil,
dari kebiasaan ini terjadi peningkatan jumlah sampah di berbagai kawasan. Seperti
contoh di New York saat ini menghasilkan lebih dari 12000 ton sampah per
harinya. Selain itu pertumbuhan penduduk memerlukan penambahan ruang hidup yang
lebih besar. Wilayah pemukiman, jalan dan berbagai sarana fasilitas umum
mengalami peningkatan dan hal ini secara otomatis mengurangi wilayah untuk
pertanian dan perkebunan. Krisis lahan dan krisis pangan bergerak linier dan
mulai mendapat tanggapan serius penduduk dunia. Akibatnya, banyak penduduk yang
kelaparan seperti di Chad, Afrika.
Selain
Chad, di Rwanda juga telah mengalami peningkatan jumlah populasi penduduk yang
cukup signifikan. Peningkatan jumlah penduduk ini tidak diimbangi dengan
peningkatan produksi pangan. Kebutuhan energi yang meningkat menjadikan
hilangnya pohon, jerami dan sisa tanaman lainnya untuk dijadikan bahan bakar
saat memasak. Akibatnya terjadilah masalah pada tanah, kekeringan dan penurunan
kualitas tanah. Tidak hanya kualitas tanah, peningkatan jumlah penduduk juga berakibat
pada pasokan air bersih yang harus senantiasa ada untuk memenuhi kebutuhan
hidup. Saat ini banyak negara-negara yang saling memperebutkan dan berseteru
terkait aliran sebuah sungai. Air menjadi suatu komoditas yang sangat
diperhatikan saat ini. Pengendaliannya memperoleh perhatian dari banyak negara.
Seperti pada suatu kasus, sungai Nil yang membentang di beberapa negara mulai
mendapatkan perhatian dan aturan khusus terkait hal-hal yang menyangkut
tentangnya. Hal ini tentu saja dengan Indonesia yang memiliki kuasa penuh
terhadap sungai-sungai yang ada di wilayahnya. Dengan adanya prediksi
peningkatan jumlah populasi manusia hingga tahun 2050 yakni sebanyak 3 miliar
orang maka krisis air akan semakin meningkat. Adapun kawasan yang akan terkena
dampak krisis air secara langsung berada pada daerah kering dan semi kering.
Seperti contoh di desa-desa Barat Laut India saat ini telah ditinggalkan
penduduknya karena tidak lagi ditemukannya air. Di Teheran juga ada 88 desa
yang ditinggalkan karena tidak lagi ada air disana. Krisis air juga menimbulkan
penurunan produktifitas pertanian.
Penurunan lingkungan yang berdampak pada
krisis pangan, air, penyebaran virus dan penyakit memiliki dampak yang sangat
besar terhadap perkembangan suatu negara. Hal ini menimbulkan peningkatan
jumlah pengangguran, penurunan produktifitas dan memengaruhi kemajuan suatu
negara. Berbagai isu politik juga dipengaruhi oleh lingkungan. Seperti salah
satu contoh di suatu daerah di Afrika pernah melarang adanya vaksinasi karena
hal tersebut dianggap akan menyebarluaskan virus lain dan untuk sterilisasi.
Hal ini ternyata tidak benar sehingga negara tersebut mengalami peningkatan
jumlah penderita suatu penyakit secara signifikan. Oleh sebab itu, penting bagi
setiap penduduk di bumi agar lebih menjaga lingkungan dan mengatur keseimbangan
lingkungan dan siklus yang ada. Proses penurunan kemampuan lingkungan untuk menahan
beban mulai terlihat dengan adanya berbagai krisis yang terjadi di beberapa
belahan bumi. Tidak beresnya pengelolaan lingkungan akan berdampak langsung
kepada kesehatan, ekonomi, politik dan budaya suatu daerah.***
No comments:
Post a Comment